Suhu Pilkades Memanas, Kasun Desa Kalidilem Bacok Warganya Tapi Tidak Mempan

Penulis : lumajangsatu.com -
Suhu Pilkades Memanas, Kasun Desa Kalidilem Bacok Warganya Tapi Tidak Mempan

Lumajang (lumajangsatu.com) - Belum selesai aksi kekerasan di Desa Selok Awar-awar yang melibatkan kepada desa sebagai simbol negera, kini aksi pembacokan kembali dilakukan oleh oknum perangkat Desa Kalidilem. Suwandi (50) warg dusun Curah Lapak dibacok Iwan yang tak lain Kapala Dusun (kasun) dan korban harus dirawat di rumah sakit Dr. Hariyoto Lumajang.

Entah beruntung atau memang punya ilmu kebal, meski dibacok dibagian kepalanya, Suwandi tidak luka hanya ada goresan merah dikepalnya. Namun, akibat aksi pembacokan itu Suwandi merasa pusing-pusing dan dua hari harus dirawat di rumah sakit.

"Saya dibacok mas di kepala, saya ingat pak kampung (kasun) mengeluarkan celurit dan membacok saya mengenai kepala," ujar Suwandi saat dirumah sakit, Senin (19/10/2015).

Pemicunya kata Suwandi, Kasun Iwan tidak terima karena Suwandi mengajak mertuanya untuk ikut tanda tangan mendukung salah seorang bakal calon kepala desa. Sekitar jam 21.00 wib (17/10) Iwan kemudian meminta Suwandi keluar dari rumah tentangganya.

"Saya diminta keluar, saya keluar saat hendak naik sepeda tiba-tiba saya dicelurit, karena saking kerasnya saya jatuh dan hampir pingsan mas, untung ndak terluka mas" jelasnya sambil menunjuk kepalanya yang dibacok.

Suwandi menduga kasun Iwan tidak sendirian saat hendak membacoknya. Sebab, ketika setengah sadar usai dibacok kepalanya, Suwandi mendengar banyak orang yang kemudian juga memeganginya.

"Yang bacok kampung Iawan saja, namun saya dengar banyak orang saat itu dan itu pasti orang-orang pak kampung. Sejak sore saya memang sudah dicari-cari untuk dibunuh gara-gara minta tanda tangan itu," jelasnya.

Setelah kasus pembacokan itu, sejumlah warga kemudian melaporkan kepada Polsek Randuagung. Namun, polisi belum menerbitkan laporan polisi (LP) karena korban tidak ikut melapor. Rencanya, setelah keluar dari rumah sakit korban akan melapor kepada pihak kepolisian.

"Kita sudah lapor saat itu mas, malam itu juga ada intel polres pak Malik dan mas Alda, namun polsek Randuagung belum menerbitkan LP karena korban tidak ikut melapor. Malam itu kita hanya melakukan laporan selaku masyarakat," terang Saiful salah seorang tokoh warga Kalidilem.(Yd/red)

Editor : Redaksi

Nama : Naomi Nathanael

Mahasiswa Perlu Peka Menyikapi Kenaikan Harga Pokok Masyarakat

Surabaya - Kenaikan harga bahan pokok, termasuk bahan bakar minyak (BBM), merupakan isu yang kerap kali menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. BBM adalah komponen vital yang mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan, mulai dari transportasi hingga produksi barang dan jasa. Ketika harga BBM naik, efek domino yang dihasilkan bisa merambah ke berbagai sektor, mengakibatkan kenaikan biaya hidup secara keseluruhan. Dalam situasi seperti ini, peran mahasiswa sebagai agen perubahan sosial sangatlah krusial. Namun, tidak semua mahasiswa memiliki kepekaan atau pemahaman yang cukup dalam menyikapi fenomena ini.