Viral di Medsos, Berdalih Salah Input Nama, KPU Lumajang Coret 2 PPS

Penulis : lumajangsatu.com -
Viral di Medsos, Berdalih Salah Input Nama,  KPU Lumajang Coret 2 PPS
KPU Lumajang saat melakukan tes wawancara

Lumajang (lumajangsatu.com) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Lumajang tanggal 11 Nopember 2017 mengumumkan 615 Panitia Pemungutan Suara (PPS). Namun, setelah diinformasikan, ada yang melakukan protes dan menjadi viral di media sial, karena ada yang tidak ikut tes tulis dan wawancara malah lolos.

Muhammad Ridhol Mujib, Komisioner KPU Lumajang berdalih bahwa ada kesalahan input data sehingga menimbulkan protes. KPU langsung melakukan rapat pleno dan lengsu mengganti nama-nama yang bermasalah.

"Ada kesalahan input data mas, dan malam itu juga kita lakukan rapat pleno semua Komisioner atas rekomendasi dari Panwaslu Lumajang," ujar Ridhol Mujib, Senin (13/11/2017).

KPU mengaku melaksanakan rekomendasi dari temuan Panwaslu atas dua orang yang tidak ikut tes namun lolos. Namun, setelah diteliti, ada tiga orang yang diganti karena tidak ikut tes dan satu lagi karena mengundurkan diri karena menjadi pendamping desa.

"Ada tiga yang kita ganti, dua karena ada rekomendasi dari Panwaslu, sedangkan satu karena mengundurkan diri karena jadi pendamping desa," paparnya.

Kesalahan input karena pendaftar PPS sangat banyak lebih 1.000 pendaftar dan harus dipilih 615 saja untuk mengisi di 205 Keluranan/Desa. "Karena perubahan aturan, PPS saat ini direkrut oleh KPU dan jumlahnya sangat banyak mas. Kesalahan input ini akan jadi pembelajaran bagi KPU," terangnya.

Tiga nama yang diganti Unggun Firman menjadi Umi Fadilah PPS Desa Sumbersojo Kecamatan Sukodono, Hermanto menjadi Syarial Dwi Wahyudi PPS Desa Randuagung Kecamatan Randuagung dan Yasin Abdullah menjadi Yohanes Hariono M, PPS Desa Tempurejo Kecamatan Tempursari. (Yd/red)

Editor : Redaksi

Berasal dari Pesantren

Santri Pilar Peradaban Masa Depan

Lumajang - Dalam sejarah panjang peradaban umat manusia, munculnya setiap generasi yang berani memperjuangkan nilai-nilai luhur selalu menjadi tonggak perubahan besar. Di tengah dinamika dunia yang penuh tantangan ini, santri sebagai pewaris warisan spiritual dan intelektual Islam, memiliki misi besar: untuk membangun peradaban baru yang lebih mulia, lebih cemerlang, dan lebih berkah. Sebagai generasi yang ditempa dalam lingkungan pendidikan Islam yang penuh kedalaman, santri tidak hanya dibekali dengan ilmu agama, tetapi juga dengan tekad untuk mengarungi lautan perubahan zaman dengan bijaksana.