Pengamat Politik

PKB dan Gerindra Lumajang Raup Suara Besar Pemilu 2019 Disebabkan Faktor Ini

Penulis : lumajangsatu.com -
PKB dan Gerindra Lumajang Raup Suara Besar Pemilu 2019 Disebabkan Faktor Ini
Dr. Mokhammad Hariyadi Eko Romadhon, S.Sos, M.Si Pengamat Politik dan Rektor Universitas Lumajang.

Lumajang (lumajangsatu.com) - Melonjaknya perolehan suara dan kursi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Gerindra di Kabupaten Lumajang tak lepas dari pengaruh Bupati Thoriqul Haq dan Wabup Indah Amperawati. Dari kegiatan aktif kampanye keduanya mampu memberikan efek pada penetuan pemilihan kedua partai pemerintahan di kaki Gunung Semeru.

BACA JUGA : 

 

"Efek dari Cak Thoriq dan Bunda Indah sangat terasa diperoleh dua parpol itu," kata Dr. Mokhammad Hariyadi Eko Romadhon, S.Sos, M.Si pada lumajangsatu.com, Senin(22/4/2019).

Menurut dia, Cak Thoriq bisa memberikan semangat bagi kader PKB yang Nyaleg untuk bekerja. Kemudian melakukan konsolidasi di basis-basis massa PKB.

"Gerakannya mampu mengembalikan perolehan suara di basis nahdliyin," papar Rektor Universitas Lumajang itu.

Sementara Bunda Indah dinilai bisa mengajak kerja kader bersama masyarakat. Apalagi ditunjang komunikasi politik pada tokoh-tokoh berpengaruhi untuk meraup suara.

"Efek keduanya memang ada untuk perolehan suara," ungkap pria lulusan Doktor Universitas Airlangga.

PKB diprediksi memperoleh 10 kursi dan Gerindra 7 kursi di Pemilu 2019. Kursi tambahan akan muncul dari sisa pembagian 5 untuk bersaing dengan parpol lainya.

Ketua DPC PKB Lumajang, Anang Syaifudin juga sudah mendeklrasikan mengenai kemenangan parpolnya. Bahkan partai lahir dari rahim NU sudah membuat video ucapan terima kasih dan disebar di media sosial. (ls/red)

Editor : Redaksi

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).