Jadi Perbincangan Warga dan Netizen

Duh..! Pohon Beringin Alun-Alun Lumajang Mengering Dikaitkan Hal Mistis

Penulis : lumajangsatu.com -
Duh..! Pohon Beringin Alun-Alun Lumajang Mengering Dikaitkan Hal Mistis
Pohon Beringin Ditengah Alun-alun Kota Lumajang.

Lumajang (lumajangsatu.com) - Status Bupati Lumajang, Thoriqul Haq di akun media sosial facebooknya menjadi bahan perbincangan masyarakat melek teknologi informasi. Selain ada yang mengaitkan dengan umur tua dari pohon beringin di Alun-alun lebih dari 1 abad.

Ada pula masyarakat yang menghubungkan dengan dunia mistis dan kejadian yang tidak-tidak di LUmajang. Pohon beringin ternyata banyak memiliki arti filosifi dari penelusuran tim lumajangsatu.com, Kamis(2/5/2019).

Orang Jawa menganggap Pohon Waringin atau beringin menlambangkan pangayoman, keadilan juga sifat abadi. Waringin juga melambangkan, Manunggaling kawula lan Gusti, atau rakyat dengan pemimpin, atau bersatunya manusia dengan Tuhan yang memberikan hidup. Yang diwujudkan melalui ringin kurung yang ada di Alun alun Keraton.

Di dalam bahasa Sansekerta, pohon Waringin juga disebut nyagrodha atau satavrksa yang merupakan perwujudan dari kosmos Dewa Wisnu.

BACA JUGA : Cak Thoriq Resah Beringin Alun-alun Lumajang Mengering, DLH Gerak Cepat

Sila ke 3 Pancasila adalah Persatuan Indonesia. Simbol Pancasila sila ke 3 ini digambarkan dengan Pohon Beringin yang memiliki akar dan sulur.

Lambang Pohon Beringin di sini memiliki makna bahwa Pancasila merupakan tempat berteduh/ berlindung bagi seluruh rakyat Indonesia agar merasa aman dan nyaman meskipun terdapat banyak perbedaan antar suku bangsa.

Sulur dan akar pada gambar Pohon Beringin tersebut adalah lembang dari keberagaman suku bangsa di Indonesia. Dengan kata lain, arti simbol Pancasila sila ke 3 adalah keanekaragaman suku bangsa di Indonesia yang bersatu dan berlindung di bawah Pancasila.

Para warga Lumajang memperbincangkan sering terjadi keanehan dikala pohon beringin di Alun-alun Lumajang sedang mengalami pancaroba atau perubahan terhadap bentuk tubuhnya.

"Saya khawatir ada apa-apa, karena pohon beringin di alun-alun memberikan isaroh," ungkap Misno, salah satu warga Lumajang di warkop Pasar Baru.

Ada yang bercerita tentang saat kekalahan Kolonial dari Nipon jepang, Pohon Beringin di Alun-alun Tumbang. Pasalnya, dalam catatan sejarah, pohon beringin besar di Alun-alun ada 2 buah.

Kemudian, ada cerita soal peristiwa politik atau kejadian luar biasa dikala pohon beringin mengalami perubahan. "Dulu waktu alun-alun dibangun ada pohon beringin tumbang, ada trah politik yang ambruk," papar Sonhaji, salah satu warga di Warkop Toga.

Namun secara logika dan mata normal, warga Lumajang menduga mengeringnya pohon beringin ada perubahan struktur dibawahnya. Sehingga, beringin tidak bisa tumbuh normal pada umumnya. (ls/red)

Editor : Redaksi