Bawa Sajam Sebagai Antisipasi

Melati Rela Digenjot Aris Lantaran Tak Puas Layanan Suaminya

Penulis : lumajangsatu.com -
Melati Rela Digenjot Aris Lantaran Tak Puas Layanan Suaminya
Karikatur Selingkuhan (by radarsurabaya)

Lumajang - Pelaku perselingkuhan Moh Aris (25) warga Desa Purworejo Kecamatan Senduro ternyata bukan sekali saja berkunjung ke rumah Melati yang notabene istri orang, apalagi mereka kenal sudah setahun.

Melati melakukan hal tersebut lantaran ada masalah di dalam keluarga dan tidak puas suaminya, Arifin. Sehingga melampiaskan hawa nafsunya ke orang lain. Tersangka ketika itu datang dengan membawa clurit masuk ke rumah korban untuk berjaga-jaga.

BACA JUGA : Aris Genjot Istri Orang Saat Suaminya Sedang Peras Susu Sapi Senduro

"Hasil pemeriksaan sementara sepert itu," ujar Kapolsek Senduro Joko Wintoro saat di hubungi lumajangsatu.com.

Namun sajam tersebut disalah gunakan hingga mengancam korban hampir kebacok. Akibat dari kejadian tersebut pelaku dijerat dengan pasal 335 KUHP tentang ancaman kekerasan sub UU Darurat No 12 tahun 1951 tentang senjata tajam.

"Maksimal hukuman 10 tahun penjara" tutupnya. (ind/ls/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).