Indeks Berita

Polres Lumajang Bekuk Pembunuh Sadis Asal Malang Berjuluk Kopi Hitam

Lumajang (lumajangsatu.com) - Polres Lumajang berhasil menagkap pelaku pembunuhan sadis yang terjadi tanggal 6 Mei 2014 silam. Edwin (19) warga Sukun Kebupaten Malang ditemukan tewas di dasar jembatan Perak Desa Sumberwuluh Kecamatan Senduro. "Kita berhasil menangkap pelaku pembunuhan satu tahun lalu ya, dimana tersangka dilempar kedasar jurang jembatan perak," ujar Kapolres Lumajang AKBP Aries Syahbudin SIK kepada sejumlah wartawan, Rabu (20/05/2015). Rodi Asik yang berjuluk Kopi Hitam warga Ampel Gading-Malang berhasil diringkus polisi dirumahnya. Polisi melakukan pengintaian ketika pelaku pulang kerumahnya, langsung dilakukan penyergapan. "Pelaku ini adalah otak dari rencana pembunuhan dan juga perampasan barang milik korban berupa sepeda motor korban," papar Kapolres. Modus yang dilakukan pelaku dengan memberi korban minuman keras. Setelah korban mabuk, maka korban dibawa kejembatan perak dan dilempar kedasar jurang dalam kondisi hidup-hidup. "Diberi minuman dulu, kemudian dilempar ke jurang dalam kondisi hidup-hidup," jelasnya. Pelaku berjumlah lima orang, dua tersangka sudah divonis dan dua lagi masih dalam pengejaran polisi. Tersangka Rodi terancam hukuman mati atau seumur hidup karena sebagai dalang atau otak pembunuhan dan perampasan.(Yd/red)

Baleho Free Sex di Tempursari, Dinkes Berdalih Untuk Penilaian Dokter Teladan

Lumajang (lumajangsatu.com) - Pro dan kontra terhadap pemasangan baleho berisikan perang terhadap free sex (sex bebas) dijalan protokol Tempursari, Dinas Kesehatan mulai angkat bicara. Pemasangan baleho tersebut bertujuan agar mencegah anak muda berperilaku menyimpang dilokasi-lokasi wisata. "Itu bukan berarti di Tempursari sudah sangat darurat free sex," ujar dr Triworo kepala Dinas Kesehatan Lumajang, Rabu (20/05/2015). Pemasangan baleho tersebut merupakan sebuah inovasi dari Saka Bhakti Husada, Pramuka dibawah naungan Dinkes, untuk memerangi pergaulan bebas. Disamping itu, pemasangan baleho juga sebagai kredit poin bagi penilaian dokter teladan dari Pemerintah Propinsi Jawa Timur. "Itu kemaren kita pasang pas ada kunjungan penilaian dokter teladan dari Pemerintah Jawa Timur," terang ibu berkacamata itu. Disamping memasang baleho, Saka Bhkati Husada juga membuka kafe yang bisa digunakan para pemuda Tempursari untuk curhat persoalan pribadinya. "Kita juga buka kafe, dimana para pemuda bisa curhat permasalahan pribadinya," terangnya. Sementara itu, Catur Pujo Satoto anggota DPRD Lumajang asal Tempursari menyatakan setuju dengan pemasangan baleho tersebut. Namun, jangan hanya baleho akan Muspika harus melakukan aksi nyata agara di Tempursari tidak rawan free sex. "Secara pribadi saya setuju saja, namun jangan baleho saja akan tetapi Muspika melakukan aksi nyata dengan turun langsung, bukan bersifat himbauan saja," paparnya. Diakui Catur, saat dirinya menjadi guru SMA atau SMK, setiap tahun pasti ada saja siswi yang putus sekolah karena hamil diluar nikah. "Saya dulu kan juga guru, setiap tahun pasti ada saja siswa yang putus sekolah karena hamil diluar nikah," pungkas politisi NasDem itu.(Yd/red)

HMI Kritik Program Bupati Lumajang Tak Jelas dan Diskriminasi

Lumajang(lumajangsatu.com) - Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Lumajang mendatangi Pemkab untuk menyampaikan hasil kajian pemerintah dibidang Pariwisata dan Pendidikan. Mahasiswa menilai pemerintah tidak fokus dalam mengarap Pariwisata dan Ada diskriminasi didunia pendidikan. Ketua Komisariat HMI Lumajang, Danar mengatakan, pihaknya menilai pemerintah tidak fokus dalam pengembangan wisata. Seharusnya, ada satu wisata unggulan yang bisa menjadi ikon Lumajang. "Kalau tidak fokus, bisa-bisa obyek wisata di Lumajang terbengkalai, tahun ini obyek wisata ini, tahun depanya baru obyek wisata satunya dan seterusnya," jelasnya usai melakukan pertemuan dengan Plt Sekda, Imam Suryadi. HMI menilai seharusnya pemerintah fokus di Selokambang dan mengembangkan sebagai tujuan wisata keluarga. Pasalnya, Selokambang memiliki potensi yang lebih bisa dikenalkan. Sedangkan didunia pendidikan, HMI menilai 9 program politik bupati, satu kecamatan satu sekolah dasar unggulan ada diskriminasi terhadap lembaga pendidikan. Karena semua sekolah dasar di kecamatan memiliki hak yang sama untuk pelayanan dari Pemkab. Selain itu, ada 5 kecamatan yang belum memiliki sekolah menengah atas. Sehingga, pemerataan pendidikan di Lumajang belum bisa dikatakan berhasil. "Pantauan kami 5 kecamatan yang tidak ada sekolah menengah yakni, Sumbersuko, Sukodono, Gucialit, Padang dan Ranuyoso," jelasnya.(ls/red)

HMI Kritik Program Bupati, Plt Sekda Segera Panggil Pejabat Terkait

Lumajang(lumajangsatu.com) - Plt Sekda Lumajang, Imam Suryadi yang belum genap sebulan menjabat mendapati kritikan dari Himpunan Mahasiswa Islam soal Program Bupati. Plt Sekda akan memanggil pejabat terkait mengenai adanya kritikan kinerja terhadap dinas. "Saya akan panggil dan koordinasi dengan teman-teman," ungkapnya saat ditemui Lumajangsatu.com di lobi Pemkab, Rabu(20/05) sore. Menurut dia, kritikan dari mahasiswa sangat baik dalam meningkat kinerja pejabat dan PNS Pemkab. Sehingga, program Bupati bisa dirasakan oleh masyarakat. "Ini baik karena kritikannya ada kajian,"jelasnya. Plt Sekda mengaku sangat senang ada kritikan terhadap Pemkab, karena Mahasiswa ikut Memiliki Lumajang.(ls/red)

Tak Mau Larut Dikisruh PSSI-Menpora, Lumajang Fokus Pembinaan Usia Dini

Lumajang(lumajangsatu.com) - Pengurus Assosiasi PSSI Lumajang tidak mau larut dalam konflik antara PSSI dan Menpora. Para pengurus organisasi sepak bola di Kaki Gunung Semeru, memilih fokus dalam pembinaan usia dini. Ketua Assosiasi PSSI Lumajang, Ngateman mengatakan, pihaknya akan fokus dalam pembinan usia dini mulai U-14, U-17 dan U-20. Sehingga, lumajang dalam mengikuti kejuaraan yang diadakan oleh PSSI, KONI dan Kanpora sudah siap pemain berkualitas. "Jadi tidak lagi ada seleksi," ungkapnya. Menurutnya, untuk menyukseskan program pembinaan usia dini, PSSI akan mengumpulkan pelatih. Sehingga, program pembinaan pemain terfokus dan semua pelatih di Lumajang terlibat. "Jadi bukan hanya pemain, pelatih, pssi, tetapi orang tua harus mendukung," jelasnya. PSSI Lumajang berharap pemain lokal bisa tampil menjadi tuan rumah bila PSSI berlaga dikompetisi Nasional.(ls/red)

Waduh, Pemain Layangan Di Jembatan Gambiran Bisa Sebabkan Kecelakaan

Lumajang(lumajangsatu.com) - Bermain layang-layang tidak hanya di sukai anak-anak, tapi juga orang dewasa. Ini terlihat di Jembatan Gambiran di Kelurahan Jogoyudan setiap sore  hari. Pemandangan yang asyik dengan ada pemain layang-layang saling memutuskan dan dibawah jembatan di Sungai Kali Asem anak kecil berebut layang putus. Para pemain layang-layang lupa keselamatan, karena Gladak Gambiran sangat ramai lalu lintas dan berbahaya untuk menimbulkan kecelakaan. "Waduh, main layangan di Gambiran ramai, tapi rawan kecelakaan lalu lintas," ujar Usman, pengendara asal Boreng. "Mainan layangan memang senang, tapi mereka tidak memperhatikan bahaya lalu lintas," ungkapnya. Permainan layang-layang di Jembatan Gambiran menjadi pemandangan setiap sore hari. Bahkan, para pemain layangan terus bertambah dan sore hari lalu lintas di Gladak Gambiran sangat ramai.(ls/red)

Antara Intelektual Organik dan Teknokrat

Pendidikan sangat penting dalam membentuk manusia intelektual dibidang ilmu pengetahuan. Tak salah bila Hos Cokroaminoto melalui Sarekat Islam mencanangkan ada pendidikan 12 tahun sebelum kemerdekaan Indoensia dari Bangsa Kolonial dalam bentuk Koorporasi Ekonomi VOC-nya. Belajar dari Cokro, pendidikan sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia saat itu. Karena bangsa ini hanya dijadikan kaum buruh yang bergelut dengan pekerjaan yang keras. Sedangkan, VOC bersama para ningkrat/ kelompok priyayi kerajaaan jawa mengekploitasi tenaga bangsa ini tanpa menggunakan intelektualnya (Otak). Istilah intelektual di Indonesia sudah dikenal sebelum Kemerdekaan saat di Proklamasikan oleh Bung Karno yang tak lain murid dari Cokro. Dulu intelektau putra bangsa ini, dimasa sebelum kemerdekaan ada yang memilih bekerja pada VOC (Kolonial) dibadingkan memperjuangkan kebebasan bangsaanya. Michael Faulcount membagi dua Intelektual yakni Organik dan Teknokrat. Pasalnya, perjuangan duo intelektual ini berbeda dalam pemahaman keilmuan dan aplikasi di lapangan. Intelektual organik memilih kemampuannya untuk kepentingan bangsan dan rakyatnya. Tak jarang intelektual jenis ini, kerap turun dijalanan dan mengkritik pemerintah serta keilmuan yang didapat dalam bangku sekolah. Tak jarang mereka jadi korban dari perjuangan dan terbunuh dalam memperjuangan rakyat yang tertindas dari pemerintah. Sedangkan intelektual Teknokrat adalah mereka yang menggunakan kemampuanya membantu pemerintah dan koorporasi liberal serta kapitalis. Mereka juga lahir dari institusi pendidikan yang mulai, tapi mereka menggunakan keilmuannya untuk perutnya. Intelektual organik dan teknokrat bisa hadir sebuah organisasi pergerakan dengan tujuan memuliakan keilmuan. Pertarungan dua intelektual ini kerap keras dan bersinggung mulai jaman sebelum kemerdekaan dan kekinian. Di Lumajang kaum terpelajar yang intelektual terus hadir dalam roda kemajuan zaman. Bahkan, pertarungan kaum intelektual ini masih jauh dalam memberikan pengaruh dimasyarakat untuk bersama-sama menjadikan Lumajang sejahtera dan bermartabat. Namun, harapan mulai tumbuh seiring, munculnya komunitas anak muda yang ada dimedia sosial ke dunia nyata.  Gerakan anak muda ini sangat memberikan efek luar biasa dalam kemajuan Lumajang. Bahkan, sebuah gerakan progresif memajukan Lumajang terus mengalir dari dalam lubuk hati mereka. Gerakan anak muda Lumajang yang lahir dari institusi pendidikan sebagai intelektual muda, hadir ditengah masyarakat dalam mengawal pembangunan kontrol sosial di media sosial. Perjuangan anak muda di Lumajang tercatat dalam mengukuhkan identitasnya dari sejarah, wisata, teknologi dan kemanusiaan. Perjuangan para komunitas yang lahir dari kultural lebih menggema dibanding struktural yang ada di tangan pemerintah. Kini, anak muda Lumajang yang dikenal sebuatan Wirabhumi (Daerah Kesatria) terus melakukan inovasi dengan kemajuan teknologi informasi. Pemkab Lumajang kini memiliki pesaing yang tidak terlihat dan terasa, mereka muda, beda dan berbahaya. Semakin diawasi, mereka semakin menunjukan eksistensinya dalam memberikan pencerahan pada masyarakat. Selamat datang para komunitas di Negeri Tertinggi di Pulau Jawa, Ini Tanah Kalian, Ini Bumi Kalian dan Ini Panggilan Perjuangan Kalian.  Jayalah Lumajangku ditangan Kalian.(red)

KASAD Gatot Nurmantyo Beri Semangat Prajurit Batalyon 527 Lumajang

Lumajang (lumajangsatu.com) - Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo melakukan kunjungan ke Batalyon 527/BY Lumajang. Kunjungan itu untuk mengecek kesiapan pasukan Batalyon 527 yang akan menjalankan tugas menjaga perbatasan RI-Malaysia. "Kita ingin mengecek kesiapan pasukan dan sudah sangat bagus karena persiapannya sudah lama," ujar KASAD kepada sejumlah wartawan, Selasa (19/05/2015). Dalam pengarahannya, KASAD meminta kepada para pasukan agar menjalankan tugas dengan baik dan harus berhasil. Para prajurit harus menganggap saudara semua penduduk ditempat tugas karena tidak ada musuh kecuali musuhnya dirinya sendiri. "Musuh kalian adalah diri kalian sendiri, kalian harus sukses dalam tugas ini dan tidak boleh melakukan pelanggaran," paparnya. Salah satu misi yang harus diemban para prajurit adalah membantu aparat keamanan dalam menjaga perbatasan. Salah satunya seperti penyelundupan narkoba, miras, pembalakan hutan dan aksi kriminal lainnya. "Kalian harus berkomunikasi dengan polisi untuk mengantisipasi penyelundupan narkoba, miras, pembalakan liar dan kejahatan lainnya," pungkasnya. Sebalum tiba di markas laba-laba, KASAD disambut ratusan pasukan dengan menyayikan yel-yel. KASAD kemudian dibopong menuju pintu masuk Batalyon 527 Lumajang.(Yd/red)

Sapi Disembunyikan di Kamar, Abdul Aziz Maling Asal Sukorejo-Kunir Diringkus Polisi

Lumajang (lumajangsatu.com) - Jajaran Reskrim Polres Lumajang bersama Polsek Kunir serta masyarakat berhasil mengungkap pencurian sapi di desa Sukorejo Kecamatan Kunir. Abdul Azizi (18) warga dusun Karangpanas Desa Sukorejo digelandang polisi karena mencuri sapi milik tetangganya. "Hari minggu tanggal 17 Mei 2015 kemaren kita berhasil tangkap maling sapi di Kuni," ujar AKBP Aries Syahbudin SIK Kapolres Lumajang, Selasa (19/05/2015). Yang menarik, pelaku sempat menantang polisi dan tidak mengaku mencuri sapi. Namun, setelah seekor sapi ditemukan didalam kamar rumah pelaku, akhirnya pelaku tidak bisa mengelak. "Ini pergantian modus, sapi hasil curian disimpan dulu, baru ketika aman sapi curian diangkau menggunkan kendaraan," jelasnya. Sementara itu, H. Salim pemilik sapi mengaku senang dan berterima kasih kepada polisi karena sapinya bisa ditemukan. Dirinya mengetahui sapinya hilang sekitar jam 14.00 saat H. Salim sedang mencari rumput. "Saya sedang mencari rumput, tiba-tiba dibarin bahwa sapi saya hilang," jelasnya. Dirinya bersama warga dan polisi kemudian mencari sapi yang hilang melaui jejaknya. Akhirnya, sapi milik H. Salim ditemukan dirumah Abdul Aziz. "Dengan yang mencuri saya tidak kenal mas, namun dengan bapaknya saya kenal dan rumahnya dekat dengan rumah saya," pungkasnya.(Yd/red)

Aliansi LSM Bersatu Soroti Pemilihan Cawabub Lumajang oleh DPRD

Lumajang (lumajangsatu.com) - Meski belum jelas kapan pemilihan Wakil Bupati Lumajang, namun hiruk-pikunya sudah terlihat. Salah satunya adalah seruan pemilihan calon Wakil Bupati Lumajang bebas dari permaian uang. Salah satu baleho yang berisikan seruan agar pemilihan calon Wakil Bupati Lumajang bebas dari permainan uang terlihat dipertigaan Sukodono. Aliansi LSM Bersatu meminta agar pemilihan Wabup tidak menyakiti hati rakyat. Pemilihan Cawabup 2015-2018 jangan sampai menggunakan bahasa "wani piro" yang diartikan akan ada traksaksi untuk memilih salah satu calon. Dalam baleho tersebut terlihat orang-orang memakai jas dan kursi yang berisikan rupiah. Saat ini memanng sedikit santer perbincangan diwarung-warung kopi tentang potensi permainan uang dalam pemilihan calon wakil Bupati Lumajang. Bahkan, informasinya ada beberapa nama yang sudah menyiapkan uang sampai 3 miliar rupiah. Sekedar infornmasi, Aliansi LSM Bersatu yang memasang baleho tersebut juga belum jelas siapa saja didalamnya. Namun, Aliansi LSM Bersatu berada dibawah naungan Bakesbangpol Lumauang.(Yd/red)