Cak Harsoyo, Penyiar Radio Legendaris Lumajang Sudah 40 Tahun Mengudara

lumajangsatu.com
Cak Harsoyo.

Lumajang (lumajangsatu.com) - Para pendengar setia radio di Lumajang, tentu tidak akan asing dengan sosok yang satu ini. Cak Harsoyo, seorang penyiar legendaris yang masih tetap eksis. Bahkan Ia sudah 40 tahun lebih mengudara.

Cak Yo, panggilan akrabnya, mengaku sudah mulai menjalani profesi ini sejak 1977 atau ketika berusia 25 tahun. Ia memulai karirnya di RKPD (Radio Khusus Pemerintah Daerah) 1 yang saat ini sudah berganti menjadi Suara Lumajang.

"Di Tahun itu, ada 3 RKPD di Lumajang. RKPD 1, 2, dan 3. Yang dua lainnya saat ini sudah menjadi radio swasta," ucapnya.

Meski saat ini, pria kelahiran 1952 ini sudah tidak muda lagi. Dirinya masih enggan untuk berhenti siaran. Karena Ia sudah terlanjur menjiwai profesinya ini.

"Bahkan ketika saya sempat sakit dan dirawat rumah sakit, saya tambah stres ingin secepatnya siaran lagi," ucapnya.

Selama 40 tahun itulah, Ia setia dengan radio yang sama. Ia tahu betul sejarah RKPD 1 hingga berubah nama menjadi Suara Lumajang. Termasuk berkali-kali harus pindah gedung siar.

"Dulu bupatinya Pak Samsi. RKPD pertama siaran di Kantor Pemda. Kemudian dipindahkan ke utara Gor Wira Bhakti tahun 1990-an. Di sekitar tahun itu, namanya juga berubah jadi Suara Lumajang," ceritanya.

"Kemudian pindah ke KWT (Kawasan Wonorejo Terpadu) di tahun 2000-an. Hingga akhirnya kembali lagi sampai sekarang di tempat saat ini," lanjutnya.


Berawal dari Sastra
Sebelum jadi penyiar, bakat komunikasi dan jiwa seninya sudah terasa ketika menekuni dunia sastra. Ia sudah terbiasa membuat dan membacakan puisi.

"Dulu ada Sanggar 77, khusus untuk sastra. Banyak pecinta sastra kumpul di situ," ujarnya.

Bakat Cak Yo muda inilah yang kemudian diendus oleh pemerintah saat itu, hingga Ia ditawari menjadi penyiar. "Sudah terbiasa membaca puisi, jadi juga tidak terlalu sulit mengawali jadi penyiar saat itu," jelasnya.

Ia sedikit membagikan pengalamannya, menjadi penyiar itu harus mampu mebawa pendengar untuk berimajinas dalam lagu dan suara penyiar itu sendiri. Sehingga pendengar tidak bosan.

"Jadi harus ada seni vokalnya. Pilih lagu yang tepat juga. Maka pendengar akan betah dengan kita," ucapnya.

Banyak suka duka yang Ia alami selama menjadi penyiar. Ia lebih memilih menceritakan sukanya, yakni banyak pendengar yang kemudian datang ke studio mencarinya.

"Bahkan sampai bawa makanan dan minuman. Itu sudah biasa," ucapnya sambil tersenyum.

Cak Yo sebagai penyiar legendaris, wawasannya terahadap berbagai genre musik sudah tidak diragukan lagi. Namun belakangan ini Ia mengisi acara dengan lagu-lagu dangdut lama, pop indo lama, mancanegara lama, dan juga campursari. (nr/ls/red)

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru