lumajang(lumajangsatu.com)-Direktur Utama Lembaga Proximity Whima Edy Nugroho menilai strategi komunikasi politik yang cukup bagus telah dibangun pasangan Prabowo-Hatta dengan parpol-parpol pendukungnya. Duet ini diusung koalisi Gerindra, PAN, PPP, PKS, dan Golkar.
Baca juga: BBM Naik Atau Turun, Wong Majang Gak Ngurus
"Untuk sementara Jokowi-Jusuf Kalla memang masih unggul dari Prabowo-Hatta. Tapi dengan strategi komunikasi politik yang lihai memberikan peluang kepada Prabowo-Hatta menyalip di tikungan terakhir," ungkapnya di Surabaya, Selasa (20/5/2014).
Baca juga: Tahun 2015, Saatnya Bersatu Jadi Terbaik Rek!
Menurut dia, satu faktor kunci dukungan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Partai Demokrat jika diberikan kepada Prabowo-Hatta akan memberikan kekuatan yang signifikan. Rapimnas Partai Demokrat sebelumnya telah menyatakan netral dan membebaskan kadernya untuk memilih capres. Tapi pada 20 Mei 2014 akan diputuskan sikap final Partai Demokrat untuk pilpres kali ini. "Saya melihat kemampuan komunikasi politik Prabowo-Hatta merangkul tokoh-tokoh kunci, bisa menjadi kekuatan yang signifikan untuk mengalahkan Jokowi-Jusuf Kalla," tegasnya.
Tokoh-tokoh kunci itu seperti Mahfud MD, Rhoma Irama dan Ketua Bappilu Partai Hanura Harry Tanoe. Di mana mereka seharusnya pada barisan koalisi Jokowi-JK. Mahfud MD dan Rhoma sebelumnya digadang-gadang menjadi capres/ cawapres PKB untuk disandingkan dengan Jokowi, tapi akhirnya gagal. Ketua Umum Partai Hanura Wiranto sudah memastikan mendukung duet Jokowi-JK. "Kalau Prabowo-Hatta bisa merangkul Mahfud, Rhoma dan Harry Tanoe dipastikan akan memecah dukungan suara PKB dan NU, juga dukungan media dari Harry Tanoe. Ini mengimbangi Jokowi yang juga diusung NasDem dan didukung media milik Surya Paloh," tuturnya.
Baca juga: Tahun 2015, 26 Ribu Fasilitator PNPM Mandiri Jadi Pengangguran
Sedangkan, mengenai dukungan Golkar kemungkinan akan pecah pada kedua kubu karena faktor Jusuf Kalla yang juga mantan Ketua Umum Golkar. Golkar sendiri sudah memutuskan mendukung duet Prabowo-Hatta. "Suara Golkar ke Prabowo-Hatta tetap signifikan, terutama di luar Jawa yang selain Sulawesi dan Indonesia Timur yang cenderung ke Jokowi-JK. Kuncinya di sini adalah kelihaian Prabowo dalam membangun komunikasi politik," imbuhnya. Jika hal ini tidak diantisipasi oleh Jokowi-JK yang diusung PDIP-NasDem dan didukung PKB-Hanura, keunggulan yang sudah dimiliki sekarang tidak akan dapat dipertahankan. Artinya, Prabowo-Hatta berpeluang besar menyalip di tikungan terakhir.(bjc/red)
Editor : Redaksi