Bali – Terletak di ujung barat daya Pulau Dewata, Pura Luhur Uluwatu menjadi salah satu destinasi wisata spiritual sekaligus panorama alam yang memukau di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.
Berdiri megah di atas tebing setinggi sekitar 97 meter di atas permukaan laut, pura ini menawarkan pemandangan laut lepas yang menakjubkan, terutama saat matahari terbenam.
Baca juga: Menyelami Sejarah dan Keindahan di Monumen Bajra Sandhi Bali, Ikon Kota Denpasar
Suasana sakral berpadu indah dengan semilir angin laut dan deburan ombak yang menghantam karang di bawah tebing, menjadikan Pura Uluwatu sebagai tempat yang tak hanya indah, tetapi juga penuh makna spiritual.
Dikenal sebagai salah satu pura Sad Kahyangan Jagat atau enam pura utama penjaga arah mata angin di Bali, Pura Luhur Uluwatu memiliki nilai religius tinggi bagi umat Hindu.
Arsitekturnya yang khas Bali, dengan gapura, pelinggih, dan ornamen batu alam, mencerminkan kekayaan budaya dan filosofi Hindu Bali yang kental.
Baca juga: Menyusuri Pesona Alam Tersembunyi di Bali Hidden Canyon Guwang
Selain beribadah, pengunjung juga bisa menyaksikan pertunjukan Tari Kecak yang digelar setiap sore menjelang matahari tenggelam—sebuah atraksi budaya yang memadukan seni tari, musik vokal, dan kisah Ramayana dalam latar pemandangan matahari terbenam.
Untuk menikmati keindahan dan keunikan tempat ini, pengunjung dikenakan tiket masuk sebesar Rp30.000-Rp50.000 untuk wisatawan domestik dan Rp100.000 untuk wisatawan mancanegara. Biaya parkir kendaraan roda dua sebesar Rp5.000 dan mobil Rp10.000.
Pura ini beroperasi setiap hari mulai pukul 07.00 hingga 19.00 WITA, namun wisatawan disarankan datang sore hari agar bisa menyaksikan pemandangan sunset yang spektakuler.
Baca juga: Menyapa Keindahan Alam Liar di Taman Nasional Bali Barat
Dengan perpaduan panorama alam, keagungan budaya, dan keheningan spiritualnya, Pura Luhur Uluwatu bukan sekadar tempat wisata, tetapi juga ruang refleksi bagi siapa saja yang datang untuk merasakan kedamaian di ujung selatan Pulau Bali.(yov/red)
"Artikel ini ditulis oleh Muhammad Yova Athobarani (Pelajar PPL SMKN 1 LUMAJANG)
Editor : Redaksi