Kepercayaan

Forkopimda Lumajang Kompak, Bunda Indah Tegas: “Keamanan Bukan Dibangun dengan Senjata

Reporter : Indana Zulfa

Lumajang – Malam di kaki Gunung Semeru itu berubah jadi penuh makna. Di Aula Bumi Perkemahan Glagaharum, Kecamatan Senduro, Jumat malam (24/10/2025), suasana haru menyelimuti acara pisah kenang Kepala Kejaksaan Negeri Lumajang. Namun, di balik momen perpisahan itu, terselip pesan kuat dari Bupati Lumajang Indah Amperawati (Bunda Indah) tentang pentingnya sinergi Forkopimda sebagai benteng harmoni sosial dan keamanan daerah.

 

Baca juga: Amankan Pemilu di Lumajang 571 Personil Diterjunkan

 “Forkopimda bukan forum rapat, tapi keluarga besar yang menjaga arah dan ketenangan masyarakat,” tegas Bunda Indah di hadapan jajaran Forkopimda Lumajang.

 

Pernyataan itu seolah menjadi penegasan bahwa stabilitas Lumajang tidak dibangun hanya dengan kekuatan aparat, tapi dengan kepercayaan, komunikasi, dan solidaritas antarpemimpin daerah.

 

Bunda Indah menegaskan, selama ini kekompakan Forkopimda menjadi kunci Lumajang tetap kondusif, meski pernah diterpa bencana dan dinamika sosial.

 

 “Kami tidak membiarkan perbedaan menjadi sumber perpecahan. Kami berdiri bersama untuk keamanan masyarakat,” ujarnya.

 

Bupati perempuan yang dikenal tegas dan humanis ini juga memberi apresiasi tinggi kepada Kejaksaan Negeri Lumajang. Menurutnya, Kajari selama ini menegakkan hukum dengan hati, bukan kekuasaan.

 

“Pak Kajari menempatkan hukum sebagai jembatan keadilan. Karena itu masyarakat percaya, hukum di Lumajang berjalan dengan hati,” katanya.

 

Baca juga: Forkopimda Lumajang Gelar Pasukan Operasi Ketupat Semeru Guna Mudik Aman

Bunda Indah menilai, harmoni sosial hanya bisa tumbuh dari rasa saling percaya. Forkopimda Lumajang, kata dia, menjadi ruang komunikasi tulus yang meredam gesekan dan menenangkan publik di tengah situasi nasional yang sering bergejolak.

 

 “Keamanan tidak dibangun dengan senjata, tapi dengan kepercayaan dan persaudaraan,” ujarnya mantap, disambut tepuk tangan hadirin.

 

Sementara itu, Wakil Bupati Lumajang, Yudha Adji Kusuma (Mas Yudha), menyebut sinergi Forkopimda di bawah kepemimpinan Bunda Indah menjadi contoh nyata kolaborasi sosial-politik yang hidup dan membumi.

 

 “Forkopimda Lumajang bukan formalitas. Kami turun bersama, menyentuh masyarakat, memastikan kebijakan publik membawa ketenangan, bukan ketakutan,” tegasnya.

Baca juga: Forkopimda Lumajang Solid Penanganan Bencana Gempa Bumi

 

Mas Yudha menilai, gaya kepemimpinan Bunda Indah yang empatik dan terbuka menjadikan Forkopimda seperti keluarga besar yang saling menjaga.

 

 “Kami satu tujuan — menjaga Lumajang tetap damai dan masyarakatnya merasa dilindungi,” ujarnya.

 

Acara ditutup dengan doa bersama dan penyerahan kenang-kenangan di bawah suasana hangat khas kaki Semeru. Pisah kenang itu bukan sekadar perpisahan pejabat, melainkan refleksi kebersamaan yang menegaskan: stabilitas Lumajang lahir dari kolaborasi, bukan dari kekuasaan (Ind/red).

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru