Lumajang(lumajangsatu.com)- Ranu Pane yang menjadi identitas desa Ranu Pane terancam menghilang jika tidak ada penanganan serius dari semua pihak. Pasalnya, akibat pertanian disekitar Ranu Pane mengakibatkan sedimentasi pada ranu yang berada di kaki gunung semeru itu.
"Penyebab besar dari penyempitan Ranu Pane itu adalah pertanian disekitar ranu, sehingga mengakibatkan sidemintasi atau proses pengendapan material didasar ranu," ujar Ayu Dwi Utari Kepala Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) kepada lumajangsatu.com, Selasa (03/02/2015).
Saat ini kata Ayu, luas Ranu Pane tinggal 1,5 hektar dari sebelumnya luas Ranu Pane mencapai 3 hektare. Dalam sepuluh tahun terakhir penyempitan ranu semakin cepat karena longsoran tanah yang berasal dari lahan pertanian yang dibawa oleh air hujan.
"Dulu Ranu Pane luasnya mencapai 3 hektar, saat ini akibat sidemintasi luasnya tinggal 1,5 hektar atau hilang 50 persen," papar perempuan yang memiliki senyum manis itu.
Tak hanya luasan Ranu Pane saja yang mengalami penyempitan, ranu dikaki gunung Semeru itu juga mengalamai pendangkalan. Jika dulu kedalaman Ranu Pane mencapai 10 meter, saat ini hanya tinggal enam meter saja, itupun hanya sekitar setengah hektar saja.
"Dulu dalamnya 10 meter, sekarang dalamnya hanya tinggal enam meter namun lebih banyak kedalamannya hanya satu meter saja," paparnya.
Dengan kunjungan dari Komisi C DPRD dan sejumlah Satuan Kerja perangkat Daerah (SKPD) di Lumajang diharapkan bisa memberikan solusi untuk persoalan Ranu Pane. TNBTS dan Pemerintah sedang memikirkan cara, apakah akan melakukan pengerukan Ranu Pane dengan bersama-sama atau ada langkah yang lainnya.
"Kita sambut baik dengan kujungan ini, semoga Ranu Pane bisa segera diselamatkan sehingga bisa pulih seperti sediakala," jelasanya.(Yd/red)
Editor : Redaksi