Baca juga: Penemuan Mayat di Jembatan Sungai Sriti Pronojiwo Lumajang Diduga Bunuh Diri
Lumajang (lumajangsatu.com) - Kilo meter 54 hingga 59 jalur piket nol Candipuro-Pronojiwo sering menjadi langganan longsor. Pasalnya, tanah yang labil dan minim penguat, ditambah hujan deras menjadi pemicu utama terjadinya longsor dijalur Lumajang-Malang itu.
"Biasanya yang jadi langganan lonsor adalah kilo meter 54-59 jalur piket nol," ujar Hendro Wahyono Kabid Penanggulangan, Kesiapsiagaan dan Logistik (PKL) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Selasa (17/03/2015).
Longsor setiap musim penghujan pasti terjadi dan sudah perlu penanganan secara permanen. Selama ini, BPBD, TNI, Polri serta masyarakat hanya melakukan penanganan biasa, seperti memberisihkan material longsoran jika terjadi longsor.
"Sudah perlu upaya penanganan secara permanen, karena jalur Lumajang-Malang lewat selatan itu semakin padat dengan pengedara," paparnya.
Pihaknya berharap kepada instansi vertikal baik Pemerintah Provinsi Jatim atau pusat bisa mencarikan solusi penanganan permanen. Sehingga jalur tersebut tidak lagi menjadi langganan longsor.
"Kemaren terjadi longsor, material batu sebesar sapi dan lumpur memenuhi sebagian bahu jalan, sehingga arus lalulintas harus buka tutup," pungkasnya.(Yd/red)
Editor : Redaksi