Jombang(lumajangsatu.com) - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) lebih layak berada diluar rumah Nahdlatul Ulama (NU) Sebagai Badan Otonom. Pasalnya, PMII jauh lebih bermartabat dan Progressif dibanding berada didalam rumah bersama anggota keluarga lainya.
"Kami sebaga kader tulen PMII,sangat menghormati permintaan orang tua kami(NU), yang meminta kami untuk kembali dalam pangkuannya," ujar Ketua PC PMII Lumajang, Muhammad Hariyadi.
Baca juga: Sopir Terjepit, Warga Jombang dan Kediri Kecelakaan di Perbatasan Lumajang-Jember
Baginya, NU tetap sebagai orang tua dan PMII adalah anaknya. namun perlu disadari bahwa pendidikan dan kehidupan kami lebih cocok di luar struktural. "Dulu Kyai Hasyim Asyari mencontohhkan, beliu merelakan abah Wahid Hasyim berada diluar pondok dan mampu berkembang, itulah kami PMII," jelasnya.
Baca juga: Viral Ruangan RSUD dr. Haryoto Lumajang Jebol Akibat Hujan, Ini Penjelasan Management
"bukan kami tidak mau menjadi bagian dari NU, sejak kami belajar hidup mandiri 1972-2015, kini sudah 43 tahun waktu berjalan dan kamipun dapat membuktikan bahwa kader-kader kami mampu hidup mandiri, kader-kader PMII stelah besar tidak pernah melupakan orang tua yg tlah melahirkan," terang Arya, panggilan Akrab ketua PMII Lumajang itu.
Lanjut dia, jangan paksa PMII untuk masuk di struktural NU dan menjadi Banom, karna dengan demikian justru akan menurunkan gejolak semangat. "Yang selama ini membara, akan mengurangi kekritisan kami karna sudah mulai di manja,jangan belenggu kami dengan aturan yang akan mengikat kami," jelasnya.
Baca juga: Cafe Hampa Toga Tempat Nongkrong Pemuda Lumajang Diterjang Angin Puting Beliung
Apapun keputusan Muktamar NU 33 hari ini tentang PMII tetap bulum Final, karna berdasarkan AD/ART, Forum tertinggi itu adalah muspimnas dan kongres PMII, walaupun Muktamar NU 33 di Jombang 01-05 agsts 2015 menghasilkan keputusan PMII resmi menjadi Banom NU, namun hasil akhir yang menentuntukan tetap PMII sendiri.(ls/red)
Editor : Redaksi