Lumajang- Untuk memajukan potensi obyek wisata alam di Lumajang, juga perlu didukung dengan wisata kuliner. Cabup/Cawabup, Agus Wicaksono-KH. Adnan Syarif (A-RIF) sudah menyiapkan program pengembangan dan menata kembali wisata kuliner pedagang kaki lima (PKL) peduli lingkungan hidup di alun-alun sebagai tempat pariwisata yang strategis.
Agus Wicaksono mengatakan, wisata kuliner di kawasan alun-alun kota Lumajang perlu dilakukan, sebagai sarana promosi kuliner khas kaki Gunung Semeru. Pasalnya, alun-alun merupakan tempat strategis dalam promosi wisata kuliner dengan penataan profesional.
"Makanan khas Lumajang belum terkenal, jadi wisata kuliner harus digarap," papar ketua PDIP Lumajang itu, Rabu(08/05/2013).
Penataan wisata kuliner di Alun-alun harus bongkar pasang, sehingga pedagang hanya bisa buka pada malam hari. Selain itu juga perlu penataan stand dan parkir, agar tidak tampak kumuh.
"Ini saya lihat di Jember, Solo dan berbagai kota di Indonesia dalam memaju pertumbuhan ekonomi kerakyatan," jelasnya.
Wisata Kuliner dijantung kota Lumajang, juga tidak akan mengurangi ke-indahan alun-alun yang peduli lingkungan. Sehingga, penataan alun terbuka dengan tanpa mengurangi tamanan dan pepohonan.
"Jadi wisata kuliner, juga wisata lingkungan," terang mantan ketua DPRD Lumajang itu.
A-RIF berharap dengan perkuatan ekonomi kerakyatan dan pemberdayaan masyarakat perkotaan dengan ketrampilan serta keahlian dalam mengenalkan potensi Lumajang. Lumajang bisa dikenal luas masyarakat Jawa Timur, Indonesia dan Internasional.
"Ini sesuai visi misi A-RIF menjadikan masyarakat Lumajang lebih sejahtera dan bermartabat," pungkasnya. (Yd/red)
Agus Wicaksono mengatakan, wisata kuliner di kawasan alun-alun kota Lumajang perlu dilakukan, sebagai sarana promosi kuliner khas kaki Gunung Semeru. Pasalnya, alun-alun merupakan tempat strategis dalam promosi wisata kuliner dengan penataan profesional.
"Makanan khas Lumajang belum terkenal, jadi wisata kuliner harus digarap," papar ketua PDIP Lumajang itu, Rabu(08/05/2013).
Penataan wisata kuliner di Alun-alun harus bongkar pasang, sehingga pedagang hanya bisa buka pada malam hari. Selain itu juga perlu penataan stand dan parkir, agar tidak tampak kumuh.
"Ini saya lihat di Jember, Solo dan berbagai kota di Indonesia dalam memaju pertumbuhan ekonomi kerakyatan," jelasnya.
Wisata Kuliner dijantung kota Lumajang, juga tidak akan mengurangi ke-indahan alun-alun yang peduli lingkungan. Sehingga, penataan alun terbuka dengan tanpa mengurangi tamanan dan pepohonan.
"Jadi wisata kuliner, juga wisata lingkungan," terang mantan ketua DPRD Lumajang itu.
A-RIF berharap dengan perkuatan ekonomi kerakyatan dan pemberdayaan masyarakat perkotaan dengan ketrampilan serta keahlian dalam mengenalkan potensi Lumajang. Lumajang bisa dikenal luas masyarakat Jawa Timur, Indonesia dan Internasional.
"Ini sesuai visi misi A-RIF menjadikan masyarakat Lumajang lebih sejahtera dan bermartabat," pungkasnya. (Yd/red)
Editor : Redaksi