Lumajang (lumajangsatu.com) - Beredarnya buku ajar IPS kelas 6 untuk Sekolah Dasar (SD) yang disusun oleh Dra. Indriastuti, Drs. Sutrisnan Rochadi dan Dwi Suryanti, S.Pd menuai kecaman dari berbagai pihak. Pasalnya, dalam buku terbitan Yudistira itu menyebutkan ibu kota Israel adalah Yerusalem.
Muhammad Hisan, Presidium Bakid Institute Jatim menjelaskan bahwa tidak seharusnya ditengah situasi dan kondisi yang memanas seperti sekarang, ada bacaan/buku yang diterbitkan, terlebih disebarkan ke sekolah-sekolah. Hal itu akan membuat semakin keruh suasana, karena pasti akan banyak menuai kecaman.
Baca juga: Ponpes Darun Najah Lumajang Juara 2 Implementasi Pesantren Sehat Tingkat Jatim 2024
"Tidak semestinya keluar buku atau bacaan yang membuat suasana memanas," jelas Mochammad Hisan, Presidium Bakid Institute, Kamis (14/12/2017). '
Lebih lanjut Hisan menjelaskan, pihak Pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan Jatim harus bertindak tegas untuk menarik dan bila perlu memberikan sanksi keras kepada pihak penerbit. Jika perlu, Dinas Pendidikan Jawa Timur juga melakukan pemeriksaan kepada buku-buku yang sudah beredar, agar tidak terjadi kasus yang sama.
Baca juga: Pemkab Lumajang Hapus Sanksi Denda Administrasi 6 Pajak Daerah, Catat Waktunya
"Buku itu harus ditarik, Dinas Pendidikan Jatim harus mengambil tindakan tegas," imbuh pria berkacamata itu.
Dosen STIS Miftahul Ulum Banyuputih, Kabupaten Lumajang ini menegasakan bila Pemerintah tidak segera bertindak tegas dengan menarik buku dan memberikan sanksi pada penerbit, maka dikhawatirkan akan menambah suasana tidak kondusif.
Baca juga: Polres Lumajang Dalami Motif Pembunuhan di Kebun Tebu Ranuyoso Lumajang
Sebagaimana ramai dipemberitaan, wacana pemindahan Ibu Kota Israel dari kota Tel Aviv ke Yerusalem menuai berbagai kecaman dari seluruh umat Muslim dunia. Bahkan, gelombang aksi demo terjadi dibanyak negara, dan Indonesia juga telah melakukan upaya untuk menolak rencana tersebut. (Yd/red)
Editor : Redaksi