Kuliner Lumajang

Segernya Es Mbah Singo Bertahan Hingga 50 tahun

lumajangsatu.com
Es buatan Mbah Singo yang hingga kini masih diminati masyarakat Karang Bendo dan sekitarnya.

Tekung (lumajangsatu.com) - Cuaca panas terik matahari belakangan ini membuat siapa saja yang beraktifitas pada siang hari menjadi cepat lelah dan kehausan. Jika sudah seperti itu, mengkonsumsi es merupakan salah satu alternatif penghilang dahaga ketika cuaca panas. Maka tak heran jika warung sederhana yang menjual es di Kota Lumajang ini selalu ramai pembeli, mayoritas pembelinya para petani, karena letak warung berada di dekat sawah.

Menikmati es memang obat mujarab ketika cuaca terik. Apalagi jika esnya enak, segar, dan harganya murah. Begitulah es di warung yang berlokasi di Jalan Karangbendo, Desa Tukum, Kecamatan Tekung. Es Singo namanya.

Baca juga: Beredar Foto Mesra Mirip Ketua DPRD Lumajang, Masyarakat Peduli Moral dan Pendekar Lapor ke BK Dewan

Bagi yang belum pernah mencoba es ini pastinya bertanya-tanya apa itu es Singo? Wajar saja namanya cukup unik, tidak seperti es lilin, es doger, es dawet ataupun es campur. Nama Singo sendiri berasal dari nama si penjual es tersebut yakni Mbah Singo, sehingga es yang sejatinya es cincau tersebut diberi nama Es Singo.

Mbah Singo Membuat Es

Ditemui disela-sela sibuk melayani pelanggannya, Mbah Singo (70) Warga Tukum, menuturkan jika es legendaris ini sudah ada sejak tahun 1930 , dimana ketika itu dia mulai berjualan di usianya yang baru 18 tahun.

Menurutnya, dulu dia berjualan di pinggir jalan karangbendo dengan menggunakan termos es yang dipikul. Karena ketika itu jalanan masih sepi, tidak seperti saat ini yang sudah ramai dan tidak bisa berjualan di pinggir jalan sembarangan.

“Jika es nya tidak habis,saya akan berjualan keliling, kadang sampai ke keting-jember sambil membunyikan lonceng,” sambungnya.

Baca juga: Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Namun karena usia dia yang semakin tua, akhirnya usaha es Singo sejak tahun 1998 membangun warung yang berlokasi di Dusun Tukum Kidul Jalan Karangbendo.

Warung Es Mbah Singo

“Tahun 1998 saya magrok di warung ini, dan satu tahun kemudian ahmadin suami saya meninggal karena sakit terpaksa saya harus banting tulang sendiri untuk kebutuhan sehari-hari ,” tambah ibu satu anak tersebut.

Baca juga: Badan POM Jember Evaluasi Program Keamanan Pangan di Kabupaten Lumajang

Kepada Tim Lumajangsatu.com mengatakan jika Es Singo merupakan yang terbuat dari campuran santan kelapa, gula pasir,cincau dan es serut. Ditambah dengan kayu manis yang telah dihaluskan sehingga menimbulkan cita rasa khas es Singo .

“Sebelum dibuat santan, kelapanya dibakar dulu. Kayu manis juga di sangrai, lalu dihaluskan dan dicampur pada es,” paparnya.

Satu gelas es singo bisa dinikmati dengan harga Rp 2.000 saja, dan bisa ditambahkan roti seharga Rp 1.000. Selain segar, harganya yang terjangkau membuat es legendaries ini selalu diburu para pelanggannya, apalagi ketika cuaca terik. Tak heran, dalam sehari mbah singo bisa menjual ratusan gelas esnya, menghabiskan 10 kilogram gula dan es serut, yang bisa bertambah saat akhir pekan. (idn/red)

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru