Terus Bertahan
Kaliwungu Kampung Tembakau di Lumajang
Lumajang (lumajangsatu.com) - Saat memasuki kampung tembakau di Desa Kaliwungu Kecamatan Tempeh tercium bau khas tembakau. Bau tersebut bersal dari tambakau Kasturi rajang atau Kasturi krosok yang dijemur dihalaman rumah dan pinggir jalan.
Desa Kaliwungu pantas disebut Kampung Tembakau Lumajang, karena mayoritas penduduknya bertani tembakau. Bahkan, petani tembakau di Kaliwungu sudah masuk generasi ke-4 sejak nenek moyangnya mengawali menanam tembakau.
Dwi Wahyono, petani tembakau yang juga Wakil Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Lumajang menyatakan ada 3 dusun yang mayoritas bertani tembakau. Yakni Dusun Sumberrejo luas lahan 35 hektar, Karangsari dengan luas 15 hektar dan Kembangan dengan luas 7 hektar.
"Sekarang yang paling luas adalah jenis tebakau Kasturi, yang lokal luasannya sudah semakin sedikit," tutur Dwi, Senin (16/10/2019).
Saat panen raya tembakau, aktifitas warga di tiga Dusun tersebut hampir 24 jam. Mulai pagi warga memetik daun termbaku. Malam hari warga merajang daun tembakau untuk dijemur selama dua hari sebelum dibungkus untuk disetorkan ke gudang tembakau.
Para petani juga berburu waktu tutup gudang dan juga musim kemarau. Jika sudah turun hujan, maka panen tembakau sudah berhenti, karena kulitas tembakau akan sangat jelek jika sudah turun hujan.
"Aktifitas warga hampir 24 jam mas, kalau malam banyak warga yang merajang daun tembakau, ada juga yang membungkus rajangan tembakau yang kering dan siap jual," jelasnya.
Bagi warga yang tidak memiliki lahan, juga dapat berkah saat musim panen raya tembakau. Buruh tani tembakau juga menikmati uang dari daun emas tembakau, mulai dari buruh petik, buruh rajang hingga buruh yang menaruh tembakau rajang di atas widek (anyaman bambu).
"Biasanya borongan mas, satu widek Rp. 1.500, kerja jam 19.00 wib sampai jam 23.00 wib bisa dapat 50 widek lebih," tuturnya.
Dengan harga normal, tembakau adalah tanaman semusim yang bisa menghasilkan uang puluhan juta. 1 hektar lahan, jika kualitasnya bagus maka bisa menghasilkan 50 juta untuk kasturi rajang dan 60-70 juta untuk kasturi krosok.
"Biaya produksinya jika lahan sendiri 15 juta, jika lahan sewa bisa sampai 30 juta," pungkasnya.
Petani tembakau di Desa Kaliwungu akan terus mempertahankan menanam tembakau. Sebab, tembakau menjadi salah satu komiditi perkebunan yang menyumbang pendapatan negera sangat besar dari cukai rokoknya.(Yd/red)
Editor : Redaksi