Kuliner Legendaris Lumajang

Iwak Wader Sego Jagung Kuliner Legendaris Warung Bu Winoto Nogosari

Penulis : lumajangsatu.com -
Iwak Wader Sego Jagung Kuliner Legendaris Warung Bu Winoto Nogosari
Lalapan iwak wader dengan nasi jagung bikin ngiler warung bu Winoto Nogosari

Lumajang - Sejak tahun 1990 warung ini sudah ada, namun tidak sebesar saat ini Sang pemilik bernama Yami (67). Namun masyarakat lebih akrab memanggilnya Winoto, karena nama suaminya almarhum Winoto. Ia mempunyai seorang anak dan dua cucu beralamatkan di jalan Sukartio, Desa Nogosari, Kecamatan Rowokangkung.

Makanan yang dijual di warung ini memang unik, segala bahan baku makanannya berasal dari hasil tangkapan di sungai seperti ikan wader, ikan mujaer, ikan lele, empet, udang, dan belut. Alasan sang pemilik memanfaatkan hasil tangkapan dari sungai, selain mudah didapat juga membantu perekonomian masyakat sekitar yang hobby nya mancing.

"Awalnya saya jualan nasi pecel dan lodeh, ikannya cuma buat peyek wader dan udang digoreng. Itupun saya dapatkan dari pemasok tukang mancing bapak-bapak disini, namun pelanggan banyak permintaan disuruh membuat macam-macam menu ikan yang ada di sungai, yah sudah sejak itulah saya membuat masakan segala sesuatunya dari hasil tangkapan di sungai" ujarnya.

Hasil tangkapan ikan yang diolah itu dari sungai Bondoyudo dan sungai Yosowilangun. Segala Menu masakan disajikan, pelanggan memilih sendiri segala ikan air tawar hasil dari tangkapan di sungai,  nasi pun pelanggan mengambil sendiri sesuai selera masing-masing, ada nasi putih dan nasi jagung.

"Biasanya saya jual botok tawon, namun sekarang tidak musim. Menu andalan yang sering dipesan yaitu uling, kutuk, dan wader",

"Per porsi dulu Rp 3.000 tapi sekarang Rp. 25.000 itu sudah termasuk dengan minumnya". imbuhnya.(Ind/red)

Editor : Redaksi

Hikmah Kehidupan

Kunci Keluarga Sakinah, Harmoni Psikologi dan Nilai Islami

Membangun keluarga yang harmonis dan bahagia, atau yang dikenal dengan keluarga sakinah, adalah impian setiap orang. Namun, proses mewujudkannya sering kali menjadi sebuah teka-teki tersendiri. Bagaimana caranya agar pasangan suami istri, anak-anak, dan anggota keluarga lainnya bisa hidup bersama dalam cinta, damai, dan saling mendukung? Di sinilah pendekatan psikologi keluarga dan ajaran agama Islam memainkan peran penting.