PernyataanKetua PCNU Lumajang

Gus Mas'ud : Ada Pesan Moral dan Nasionalisme di Hari Santri

Penulis : lumajangsatu.com -
Gus Mas'ud : Ada Pesan Moral dan Nasionalisme di Hari Santri
Ketua PCNU Lumajang, Gus Mas'ud.

Lumajang - 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri Nasional, hal tersebut berdasarkan catatan sejarah berkenaan dengan perjuangan ulama dan santri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Tentu sejarah bukan masalalu usang yang hanya tinggal cerita, namun ada suatu nilai yang harus diambil dan dipertahankan. Guna memahami hal tersebut Lumajangsatu.com menemui Ketua PCNU Lumajang Gus Muhammad Mas’ud di kediamanya.

Dia Menjelaskan Jika Hari Santri merupakan sebuah catatan dari perjuangan ulama dan santri dalam melakukan kewajiban sebagai manusia menjaga kedaulatan negara. Maka perjuangan tersebut hingga kini masih perlu terus dilakukan namun dengan realita yang berbeda.

"Dulu tahun 45 kita itu berhadapan dengan kolonial dengan sekarang ini tantangan sudah berbeda. Indonesia sudah merdeka secara legal formal, namun pola penjajahan dulu dan sekarang itu beda,"jelasnya, Rabu (21/10/2020).

Menurutnya, kini praktek pengendalian kekuasaan negara oleh negara lain masih terus nyata adanya namun dilakukan dengan praktek yang beda. Kalau dulu fisik dikuasai pemerintahan diambil, posisi politik strategis diambil.

"Tapi sekarang bentuknya itu bisa menjajah lewat ideologi, secara ekonomi dan secara tekanan politik,"jelasnya.

Di era keterbukaan segala hal mudah masuk tanpa batas hal tersebut akan membuat manusia terjajah tanpa sadar atau terbawa oleh pengaruh bahaya dari budaya lain. "Nah ini tantangan sebenarnya, kita ini terbawa arus permainan mereka atau kita konsisten dengan perjuangan Ideologi bangsa,"paparnya.

Disisi lain dia juga dilema terhadap dampak kemajuan zaman dan teknologi terhadap konteks keagamaan, karena sajian agama banyak dilakukan secara praktis sehingga menimbulkan pemahaman yang tuntas dan utuh.

"Belajar agama harus secara tuntas, holistis tidak setengah-setengah, kalau hanya sepotong-sepotong parsial bahaya, misal hanya belajar tentang jihad yaa tahunya hanya takbir-takbir melulu. Tidak tahu kalau sholat itu diakhiri dengan salam, menebarkan kedamaian. makanya belajar agama harus utuh,"paparnya

Dia menyarankan supaya belajar agama dengan orang yang dipahami detail asal muasalnya. "Belajar agama itu memang harus mengetahui sanad yang utuh, karena akan berpengaruh terhadap paradigma nasionalisme kebangsaan,"katanya

Untuk orang yang belum atau tidak memiliki kesempatan belajar agama secara utuh dia menyerukan agar mengikuti ulama yang sudah berproses secara utuh. Peringatan Hari Santri berhubungan dengan rasa Nasionalisme terhadap bangsa dan negara ini melalui agama. (Oky/ls/red)

Editor : Redaksi

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasienĀ  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).

Dibuat Dari Bambu Muda

Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Krecek Bung Kuliner Asli Lumajang Bertekstur Daging Empuk

Lumajang - Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali menorehkan kebanggaan di kancah nasional. Salah satu kuliner tradisional khasnya, Krecek Rebung, resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia pada 16 November 2024. Pengakuan ini menjadi bukti keunikan dan kekayaan budaya lokal Lumajang yang terus dilestarikan.