Inilah Masalah Perbankan Saat Ini
Jakarta - Pengamat Ekonomi Yanuar Rizky mengatakan, perbankan Indonesia sedang menghadapi persaingan yang sangat ketat untuk mendapatkan pendanaan.
"Ketatnya likuditas ini akan membuat ruang pertumbuhan kredit perbankan menjadi berkurang. Solusi terbaik adalah konsolidasi perbankan dan Bank BUMN harus menjadi lokomotifnya. Kita butuh Bank BUMN yang kuat untuk menopang pertumbuhan ekonomi agar tetap solid dalam berbagai situasi," jelasnya akhir pekan ini.
Likuiditas ketat yang kini dihadapi oleh sejumlah bank bisa diselesaikan dengan memangkas jumlah bank dan mendorong terjadinya konsolidasi.
Apalagi sesuai Arsitektur Perbankan Indonesia (API), jumlah bank yang kini sebanyak 120 bank akan dipangkas menjadi hanya 80 bank. Melalui konsolidasi tersebut industri perbankan Indonesia akan menjadi lebih sehat dan kuat, sehingga tidak mudah goyah ketika terjadi gejolak ekonomi seperti yang pernah terjadi di tahun 1999 dan 2008 lalu.
Akibat tingkat suku bunga tinggi saat ini, banyak bank yang tidak mampu bersaing dengan bank-bank besar yang didukung dengan SDM, Sistem Teknologi dan Jaringan yang sangat besar.
Dengan ketatnya likuiditas perbankan tercermin dari tingginya Loan To Deposit Ratio (LDR) Perbankan Indonesia. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2014 tingkat LDR bank konvensional yang mencapai 91,17%, meningkat tajam dibandingkan periode sama 2013 sebesar 84,93%.
Bank Indonesia membatasi ratio LDR maksimal 92%. Akibat ketatnya likuiditas ini sejumlah bank memiliki LDR jauh diatas ketentuan BI.(inl/red)
Editor : Redaksi