Peternak Diimbau Waspada

Penyakit Cacar Mulai Serang Hewan Ternak di Lumajang

Penulis : lumajangsatu.com -
Penyakit Cacar Mulai Serang Hewan Ternak di Lumajang
Waspada penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau cacar

Lumajang - Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau cacar mulai menyerang sejumlah ternak di Kabupaten Lumajang. Setelah beberapa waktu lalu wilayah Lumajang diguncang oleh wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK), kini masyarakat peternak diimbau untuk waspada terhadap penyakit baru yang mengancam ternak sapi dan kerbau. Meskipun tidak berbahaya bagi manusia, LSD dapat menimbulkan kerugian yang signifikan bagi para peternak.

Menurut Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lumajang, drh. Endra Novianto, LSD merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh virus cacar atau pox virus, dan hanya menyerang ternak sapi dan kerbau. Gejala LSD ditandai dengan timbulnya benjolan di seluruh tubuh ternak yang terinfeksi.

"Masyarakat biasanya menyebut penyakit ini lato-lato, ini disebabkan oleh virus cacar sapi, ini menyerang sapi dan kerbau, domba dan kambing aman," jelas dia.

Endra juga menjelaskan, bahwa selain benjolan di seluruh tubuh, ternak yang terpapar LSD juga akan mengalami leleran kental pada hidung dan mata, demam di atas 40 derajat Celsius, menurunnya nafsu makan, dan pembengkakan pada limfoglandula.

Lanjut dia, untuk mencegah penularan penyakit LSD, Endra membagikan beberapa tips kepada para peternak. Penyakit LSD bisa dihindari dengan menjaga kebersihan hewan ternak, peralatan, dan kandang. LSD dapat menular melalui serangga seperti lalat, nyamuk, dan caplak.

"Jauhkan hewan ternak sehat dari kontak langsung dengan luka kulit, leleran hidung, leleran mata, dan air liur hewan yang terpapar LSD. Hindari juga kontak dengan peralatan ternak yang terpapar LSD," imbaunya.

Dengan menjaga kebersihan dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat, diharapkan dapat meminimalisir penyebaran penyakit LSD di kalangan ternak sapi dan kerbau di Kabupaten Lumajang.(Kom/red)

Editor : Redaksi