Feri Yudhoyono dan Alvia Tri Wulandari

Atlet MTB XCO Lumajang Sumbang Emas Jatim di PON Aceh-Sumut 2024

Penulis : lumajangsatu.com -
Atlet MTB XCO Lumajang Sumbang Emas Jatim di PON Aceh-Sumut 2024
Feri Yudhoyono, atlet balap sepeda MTB Cross Country Olympic (XCO) asal Kabupaten Lumajang (tengah)

Lumajang - Kontingen Provinsi Jawa Timur kembali menorehkan prestasi gemilang di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024. Kali ini, Feri Yudhoyono, atlet balap sepeda MTB Cross Country Olympic (XCO) asal Kabupaten Lumajang, sukses mempersembahkan medali emas pada laga yang berlangsung Jumat (6/9/2024).

Prestasi tersebut menambah daftar emas yang berhasil diraih kontingen Jawa Timur, menyusul pencapaian Elvia Tri Wulandari yang sebelumnya juga menyumbang emas dalam nomor Cross Country Team Relay. Elvia, bersama rekan setimnya dari Kota Blitar, Bima dan Andrian, bertanding di Taman Hutan Raya Bukit Barisan, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, pada Kamis (5/9/2024).

Penjabat (Pj.) Bupati Lumajang Indah Wahyuni menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian para atlet.

"Atlet kita dari Lumajang, Feri Yudoyono dan Elvia Tri Wulandari, telah berhasil mengharumkan nama Lumajang dan Provinsi Jawa Timur di ajang nasional ini. Ini adalah bukti kerja keras mereka dan komitmen dalam berlatih. Selamat kepada mereka dan seluruh tim Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Jawa Timur," ujar dia saat dimintai keterangan di sela kegiatannya, Jumat (6/9/2024).

Perempuan yang akrab disapa Yuyun itu berharap pencapaian tersebut dapat menjadi pemicu semangat bagi atlet-atlet lainnya yang tengah bertanding di PON XXI.

"Perolehan emas ini bukan hanya kebanggaan bagi Lumajang, tetapi juga motivasi bagi seluruh atlet kita untuk terus berjuang demi mengharumkan nama daerah dan provinsi," katanya.

Sementara itu, Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Lumajang Budi Satria Andhika, juga memberikan apresiasi khusus bagi para atlet asal Lumajang. Menurutnya, kesuksesan Feri dan Elvia tidak terlepas dari hasil pembinaan yang konsisten.

"Feri dan Elvia adalah bukti dari pembinaan yang panjang dan berkesinambungan, terutama di bawah bimbingan pelatih senior, Zaenal Fanani. Kami berharap atlet-atlet Lumajang lainnya juga mampu mengikuti jejak mereka," ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa Lumajang memiliki peluang besar dalam perolehan medali emas di PON kali ini. "Kami optimis, dari 7 cabang olahraga yang dikirim, Lumajang bisa meraih 8-10 medali emas," terang dia.

Dengan semangat dan dukungan penuh dari pemerintah serta KONI, pencapaian atlet-atlet Lumajang di PON 2024 ini diharapkan mampu membuka peluang bagi prestasi yang lebih tinggi di kancah nasional dan internasional.(Kom/red)

Editor : Redaksi

Spesialis Melukai Korban

Pelajar Disabet Saat Berteduh, Jejak Begal Sadis Lumajang Terungkap

Lumajang – Fakta mengejutkan terungkap dari pengungkapan kasus kriminal di Kabupaten Lumajang. Dua tersangka berinisial AS (30) Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso dan MH (37) Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso diketahui merupakan begal sadis yang kerap melukai korbannya. Aksi kejahatan keduanya diduga kuat telah berlangsung sejak 10 Mei 2025 sesuai cctv yang beredar dan terjadi di sedikitnya delapan tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Lumajang dan sekitarnya.

Begal Sadis

Teror Delapan TKP Berakhir, Pelaku Curanmor Lumajang Tewas Saat Diamankan

Lumajang * – Kepolisian Resor Lumajang berhasil mengungkap rangkaian tindak pidana pencurian dengan pemberatan, penganiayaan berat, serta perlawanan terhadap petugas, yang dilakukan dua tersangka berinisial AS (30) Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso dan MH (37) Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso. Keduanya diketahui terlibat dalam sedikitnya delapan tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Kabupaten Lumajang dan sekitarnya.

Bantuan dari Presiden RI

Pemerintah Lumajang Hadirkan Pembangunan Berorientasi Manusia Melalui Becak Listrik

Lumajang  – Arak-arakan becak listrik yang melintas di pusat Kota Lumajang menjadi penanda arah pembangunan daerah yang menempatkan manusia sebagai pusat kebijakan. Program ini menunjukkan bahwa pembangunan tidak semata diukur dari proyek infrastruktur berskala besar, melainkan dari kebijakan yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat kecil, khususnya tukang becak lansia yang selama ini menjadi bagian penting mobilitas kota.