Seminggu
Pencarian Bocah Tenggelam di Dam Tekung Resmi Dihentikan, Korban Belum Ditemukan

Lumajang – Setelah tujuh hari upaya intensif, operasi pencarian Muhammad Aris (17), remaja yang tenggelam di Dam Tekung, Desa Tekung, Kecamatan Tekung, resmi dihentikan pada Sabtu (24/5/2025). Meski melibatkan tim gabungan dan teknologi pencarian canggih, korban belum berhasil ditemukan.
Kapolsek Tekung, IPTU Sujianto, S.H., menyampaikan bahwa seluruh potensi telah dikerahkan selama pencarian, namun hasil nihil memaksa operasi dihentikan.
“Pencarian hari ketujuh dilakukan secara menyeluruh, baik melalui jalur air maupun darat, namun korban belum ditemukan,” ungkap IPTU Sujianto dalam keterangannya.
**Kronologi dan Upaya Pencarian**
Muhammad Aris, warga Dusun Magersari, Desa Tekung, dilaporkan tenggelam pada Minggu (18/5/2025) sekitar pukul 16.00 WIB, saat mencari yuyu (kepiting air tawar) di Dam Tekung yang merupakan bagian dari aliran Sungai Bondoyudo.
Pada hari terakhir pencarian, tim gabungan memulai apel pengecekan pukul 08.15 WIB di Balai Desa Tekung, lalu menyusuri sungai menggunakan dua unit perahu dari Basarnas dan BPBD. Penyisiran dimulai dari Pasiran Desa Kedungrejo hingga Muara Meleman, lokasi bermuaranya Sungai Bondoyudo ke laut.
Sementara itu, relawan dari SKD, Bankom Rowokangkung, Bankom Yosowilangun, dan Bintang Timur melakukan pencarian dari darat di sepanjang bantaran sungai, melintasi Desa Kedungrejo, Yosowilangun Lor, Yosowilangun Kidul, dan Wotgalih.
Pencarian juga dibantu dengan alat sonar dari Basarnas di sekitar Dusun Kebonan, Desa Yosowilangun Kidul. Namun hingga sore hari, hasil tetap nihil. Sekitar pukul 16.30 WIB, seluruh personel mengikuti apel penutupan operasi di Balai Desa Tekung.
**Kendala Medan dan Koordinasi Lanjutan**
IPTU Sujianto mengungkapkan, salah satu hambatan utama pencarian adalah banyaknya bambu tumbang yang menutupi aliran sungai, menyulitkan proses pencarian, terutama dari arah perahu.
Meski operasi resmi dihentikan, pihak kepolisian tetap membuka jalur koordinasi dengan perangkat desa dan relawan di sepanjang aliran sungai.
“Jika sewaktu-waktu muncul tanda-tanda keberadaan korban, kami siap bergerak cepat untuk merespons,” pungkas IPTU Sujianto (Ind/red).
Editor : Redaksi