wisata

Menyambut Mentari di Puncak Gunung Penanjakan, Pesona Negeri di Atas Awan pasuruan

Penulis : lumajangsatu.com -
Menyambut Mentari di Puncak Gunung Penanjakan, Pesona Negeri di Atas Awan pasuruan
Wisata gunung penanjakan yang sering dikunjungi banyak orang untuk camping dan berfoto-foto sambil menikmati pemandangan (Gmap/Falina Faizal)

Pasuruan – Bagi pecinta wisata alam, nama Gunung Penanjakan tentu tak asing lagi. Berada di kawasan pegunungan Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, tempat ini menjadi salah satu spot terbaik untuk menikmati matahari terbit dengan latar megah Gunung Bromo, Semeru, Batok, hingga hamparan awan putih yang menyelimuti lembah. Tidak heran jika Penanjakan kerap disebut sebagai “negeri di atas awan” oleh para wisatawan.

Keindahan panorama di puncaknya paling populer saat pagi hari. Ribuan orang rela datang sejak dini hari demi menyaksikan cahaya keemasan matahari yang muncul perlahan di ufuk timur.

Suasana hangat yang berpadu dengan dinginnya udara pegunungan memberikan pengalaman tak terlupakan, baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Bagi pengunjung yang ingin menikmati wisata ini, Gunung Penanjakan buka setiap hari selama 24 jam, namun waktu terbaik tentu saat dini hari hingga pagi.

Tiket masuk kawasan wisata Gunung Penanjakan dikenakan tarif sekitar Rp29.000–Rp34.000 untuk wisatawan domestik, dan Rp220.000–Rp250.000 untuk wisatawan mancanegara, menyesuaikan hari biasa atau akhir pekan.

Sementara itu, biaya parkir kendaraan roda dua biasanya sekitar Rp5.000, dan mobil sekitar Rp10.000. Dengan harga tersebut, wisatawan bisa merasakan pengalaman langka menyaksikan panorama yang disebut-sebut sebagai salah satu sunrise tercantik di dunia.

Selain menikmati sunrise, kawasan sekitar Penanjakan juga menawarkan spot foto kekinian, jalur trekking ringan, hingga interaksi dengan masyarakat lokal Suku Tengger yang ramah dan masih menjaga kearifan budaya mereka.

Tak heran, Gunung Penanjakan menjadi destinasi yang selalu masuk daftar wajib kunjung saat berlibur ke kawasan Bromo Tengger Semeru.(yov/red)

"Artikel ini ditulis oleh Muhammad Yova Athobarani (Pelajar PPL SMKN 1 LUMAJANG)

Editor : Redaksi

Spesialis Melukai Korban

Pelajar Disabet Saat Berteduh, Jejak Begal Sadis Lumajang Terungkap

Lumajang – Fakta mengejutkan terungkap dari pengungkapan kasus kriminal di Kabupaten Lumajang. Dua tersangka berinisial AS (30) Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso dan MH (37) Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso diketahui merupakan begal sadis yang kerap melukai korbannya. Aksi kejahatan keduanya diduga kuat telah berlangsung sejak 10 Mei 2025 sesuai cctv yang beredar dan terjadi di sedikitnya delapan tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Lumajang dan sekitarnya.

Begal Sadis

Teror Delapan TKP Berakhir, Pelaku Curanmor Lumajang Tewas Saat Diamankan

Lumajang * – Kepolisian Resor Lumajang berhasil mengungkap rangkaian tindak pidana pencurian dengan pemberatan, penganiayaan berat, serta perlawanan terhadap petugas, yang dilakukan dua tersangka berinisial AS (30) Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso dan MH (37) Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso. Keduanya diketahui terlibat dalam sedikitnya delapan tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Kabupaten Lumajang dan sekitarnya.

Bantuan dari Presiden RI

Pemerintah Lumajang Hadirkan Pembangunan Berorientasi Manusia Melalui Becak Listrik

Lumajang  – Arak-arakan becak listrik yang melintas di pusat Kota Lumajang menjadi penanda arah pembangunan daerah yang menempatkan manusia sebagai pusat kebijakan. Program ini menunjukkan bahwa pembangunan tidak semata diukur dari proyek infrastruktur berskala besar, melainkan dari kebijakan yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat kecil, khususnya tukang becak lansia yang selama ini menjadi bagian penting mobilitas kota.