wisata

Menikmati Santapan dengan Panorama Alam di Café Sawah Pujon Kidul Malang

Penulis : lumajangsatu.com -
Menikmati Santapan dengan Panorama Alam di Café Sawah Pujon Kidul Malang
Wisata cafe Sawah Pujonkidul yang sering dikunjungi banyak orang untuk menikmati Wahana dan juga Berfoto-foto sambil menikmati makanan Kuliner (Gmap/Cafe sawah pujonkidul)

Malang – Berlibur ke Malang tak hanya soal pegunungan dan air terjun, tetapi juga tentang menikmati kuliner dengan suasana yang menenangkan. Salah satu destinasi favorit wisatawan adalah Café Sawah Pujon Kidul, yang berlokasi di Kawasan Desa Wisata, Krajan, Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.

Sesuai namanya, café ini menawarkan pengalaman bersantap di tengah hamparan sawah hijau dengan udara sejuk khas pegunungan.

Pengunjung bisa menikmati berbagai menu tradisional hingga modern, sambil duduk di gazebo kayu yang berjajar di antara petak-petak sawah. Nuansa pedesaan yang asri membuat suasana makan terasa lebih hangat dan berkesan.

Tak hanya kuliner, kawasan Café Sawah juga dilengkapi dengan beragam spot foto instagramable, taman bunga, hingga wahana mini untuk anak-anak. Tak heran, tempat ini kerap menjadi tujuan wisata keluarga maupun anak muda yang ingin mengabadikan momen liburan.

Untuk masuk ke area wisata, pengunjung dikenakan tiket masuk sekitar Rp10.000 per orang, sementara harga makanan dan minuman pun relatif terjangkau. Biaya parkir di kawasan ini berkisar Rp2.000 untuk motor dan Rp4.000 untuk mobil.

Café Sawah buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB, namun pada akhir pekan biasanya lebih ramai sejak pagi hingga sore.

Dengan perpaduan kuliner, keindahan alam, dan suasana pedesaan yang menyejukkan, Café Sawah Pujon Kidul menjadi salah satu destinasi ikonik yang wajib dikunjungi saat berwisata ke Malang Raya.(yov/red)

"Artikel ini ditulis oleh Muhammad Yova Athobarani (Pelajar PPL SMKN 1 LUMAJANG)

Editor : Redaksi

Bantuan dari Presiden RI

Pemerintah Lumajang Hadirkan Pembangunan Berorientasi Manusia Melalui Becak Listrik

Lumajang  – Arak-arakan becak listrik yang melintas di pusat Kota Lumajang menjadi penanda arah pembangunan daerah yang menempatkan manusia sebagai pusat kebijakan. Program ini menunjukkan bahwa pembangunan tidak semata diukur dari proyek infrastruktur berskala besar, melainkan dari kebijakan yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat kecil, khususnya tukang becak lansia yang selama ini menjadi bagian penting mobilitas kota.