wisata
Keindahan Mistis De Djawatan Forest, Pesona Hutan Trembesi di Banyuwangi yang Memikat Hati
Banyuwangi – Di balik kesejukan wilayah selatan Kabupaten Banyuwangi, tersimpan sebuah destinasi wisata alam yang begitu memesona, yaitu De Djawatan Forest.
Terletak di Desa Purwosari, Benculuk, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, tempat ini dikenal dengan suasana mistis sekaligus menenangkan berkat deretan pohon trembesi raksasa yang menjulang tinggi dan berusia puluhan tahun.
Begitu memasuki kawasan De Djawatan, pengunjung seolah disambut oleh hutan dongeng.
Ratusan pohon trembesi (Albizia saman) dengan akar besar dan cabang menjuntai membentuk kanopi alami, menciptakan bayangan lembut yang memayungi area wisata.
Sinar matahari yang menembus sela-sela ranting menambah kesan magis, membuat tempat ini sering disebut sebagai “Hutan Lord of The Rings-nya Indonesia.”
Selain menjadi spot favorit para pecinta fotografi, De Djawatan juga menawarkan pengalaman wisata alam yang tenang. Pengunjung dapat berjalan santai di antara pepohonan, menikmati udara segar, atau sekadar duduk di bawah rindangnya pohon sambil mendengarkan suara burung.
Tersedia pula fasilitas seperti area parkir, tempat istirahat, dan warung kecil yang menjual makanan serta minuman ringan.
Menariknya, kawasan ini dulunya merupakan area milik Perhutani yang digunakan sebagai tempat penimbunan kayu jati. Kini, De Djawatan telah dikelola menjadi destinasi wisata yang ramah lingkungan tanpa mengubah keasrian alamnya.
Pemerintah daerah bersama warga setempat terus menjaga kebersihan dan kelestarian hutan agar tetap menjadi paru-paru hijau Banyuwangi.
Bagi wisatawan yang ingin berkunjung, De Djawatan buka setiap hari mulai pagi hingga sore. Tiket masuknya pun sangat terjangkau, menjadikannya pilihan sempurna untuk liburan keluarga atau sekadar melepas penat dari hiruk pikuk kota.
Dengan panorama hijau, udara segar, dan nuansa magisnya, De Djawatan Forest Purwosari menjadi bukti bahwa keindahan Banyuwangi tidak hanya terletak di pantai dan pegunungannya, tetapi juga di rimba-rimba yang memeluk kedamaian.(yov/red)
"Artikel ini ditulis oleh Muhammad Yova Athobarani (Pelajar PPL SMKN 1 LUMAJANG)
Editor : Redaksi