wisata

Taman Gandrung Terakota, Harmoni Seni dan Alam di Lereng Ijen Banyuwangi

Penulis : lumajangsatu.com -
Taman Gandrung Terakota, Harmoni Seni dan Alam di Lereng Ijen Banyuwangi
Wisata Taman Gangdrung Terakota yang sering dikunjungi banyak orang untuk melihat pantung gandrung dan berfoto-foto (Gmap/Widya Kurnia Puteri)

Banyuwangi – Di tengah sejuknya udara lereng Gunung Ijen, terdapat destinasi wisata unik yang menggabungkan keindahan alam dengan sentuhan seni budaya khas Banyuwangi, yakni Taman Gandrung Terakota.

Berlokasi di Krajan, Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur (68454), taman ini menjadi tempat yang mempesona bagi wisatawan yang ingin merasakan atmosfer seni tradisional dalam balutan pemandangan alam yang asri.

Taman Gandrung Terakota menampilkan ratusan patung penari Gandrung yang terbuat dari tanah liat (terakota). Patung-patung ini berdiri anggun di tengah hamparan sawah hijau dan pepohonan rindang, menciptakan panorama yang begitu memukau dan sarat makna.

Seni Gandrung sendiri merupakan ikon budaya Banyuwangi, menggambarkan kegembiraan dan rasa syukur masyarakat kepada alam.

Selain menjadi tempat berfoto yang Instagramable, kawasan ini juga sering menjadi lokasi pementasan seni, konser musik, serta kegiatan budaya.

Di sekitar area taman, pengunjung dapat menikmati kopi khas Banyuwangi sambil bersantai di kafe yang menghadap langsung ke panorama Gunung Ijen. Suasana yang tenang dan udara sejuk menjadikan tempat ini cocok untuk melepas penat dari hiruk pikuk perkotaan.

Untuk menikmati keindahan Taman Gandrung Terakota, pengunjung dikenakan tiket masuk sekitar Rp15.000 per orang, dengan tarif parkir Rp5.000 untuk motor dan Rp10.000 untuk mobil.

Wisata ini buka setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore, sehingga wisatawan dapat menikmati suasana terbaik di pagi dan sore hari.

Dengan perpaduan antara keindahan alam, kekayaan budaya, dan karya seni yang menawan, Taman Gandrung Terakota menjadi salah satu destinasi wajib saat berkunjung ke Banyuwangi.

Setiap sudutnya seolah mengajak pengunjung untuk merenung, menikmati keindahan, dan menghargai warisan budaya yang hidup di tengah pesona alam yang luar biasa.(yov/red)

"Artikel ini ditulis oleh Muhammad Yova Athobarani (Pelajar PPL SMKN 1 LUMAJANG)

Editor : Redaksi