Wow..Korban Banjir Bandang Terseret Sejauh 25 Km dan Ditemukan di Sungai Bondoyudo

Penulis : lumajangsatu.com -
Wow..Korban Banjir Bandang Terseret Sejauh 25 Km dan Ditemukan di Sungai Bondoyudo
Sukodono (lumajangsatu.com) - Latif, warga Desa Jeruk Kecamatan Gucialit yang merupakan salah satu korban terseret banjir Bandang di Sungai Sentono ditemukan di Sungai Bondoyudo. Korban ditemukan oleh warga saat hendak mandi di Sungai Bondoyudo, Senin(30/03) pagi.

"Saya tak menyangka kalau yang mengambang itu manusia," ujar Suhaimi, warga Desa Urang Gantung Kecamatan Sukodono.

Proses evakuasi korban dilakukan oleh Tim SAR bersama BPBD Dibantu oleh Polisi, TNI dan warga. Proses evakuasi berjalan cepat lantaran korban ditemukan mengambang disisi barat Sungai Bondoyudo.

Korban terseret di Sungai Sentono Perbatasan Desa Sawaran Kulon Kecamatan Klakah dengan Desa Jeruk Kecamatan Gucliat. Korban diduga terserat banjir bandang sejauh 25 Kilometer.


Kini korban dibawa ke kamar Jenazah RSUD Dr Haryoto Lumajang untuk dirawat dan dibawa ke rumah duka.(ls/mad/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Dibuat Dari Bambu Muda

Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Krecek Bung Kuliner Asli Lumajang Bertekstur Daging Empuk

Lumajang - Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali menorehkan kebanggaan di kancah nasional. Salah satu kuliner tradisional khasnya, Krecek Rebung, resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia pada 16 November 2024. Pengakuan ini menjadi bukti keunikan dan kekayaan budaya lokal Lumajang yang terus dilestarikan.

Hikmah Kehidupan

Urgensi Tasawuf Dalam Menghadapi Krisis Spiritual di Era Modern

Lumajang - Di tengah gemerlapnya dunia yang serba digital dan material, manusia semakin terjerat dalam pusaran kehidupan yang cepat dan penuh tekanan. Keberhasilan diukur dengan angka, kebahagiaan dinilai dengan kepemilikan, dan kedamaian seolah menjadi barang langka yang hanya bisa diraih oleh segelintir orang. Namun, meskipun segala kemajuan teknologi dan inovasi telah memberikan kenyamanan fisik, banyak yang merasakan kekosongan jiwa yang mendalam, kehilangan arah, dan semakin jauh dari makna hidup yang sejati. Krisis spiritual ini bukan hanya sekedar fenomena individu, tetapi sebuah bencana sosial yang mengancam dasar-dasar kemanusiaan kita.