Dishub dan Polisi Rencana Larang Truck Pasir Melintas Jam 06.00-08.00 wib di Jalur Tempeh-Lumajang

Penulis : lumajangsatu.com -
Dishub dan Polisi Rencana Larang Truck Pasir Melintas Jam 06.00-08.00 wib di Jalur Tempeh-Lumajang

Lumajang (lumajangsatu.com) - Guna mengurai kemacetan dan kesemerawutan jalur Tempeh-Lumajang yang diakibtkan truck pasir, Polisi dan Dinas Perhubungan akan melakukan pola khusus. Truck pasir dilarang melintas di jalur Tempeh-Lumajang mulai 06.00-08.00 wib, dimana waktu tersebut ramai anak berangkat sekolah dan juga warga berangkat kerja.

"Besok forum lalulintas yang di prakarsai oleh pak Kapolres akan membahas detail rencana pembatasan truck pasir tidak boleh melintas di jalur Tempeh-Lumajang," ujar Rochani kepala Dinas Perhubungan Lumajang, Selasa (28/07/2018).

Sistem tersebut hingga kini belum diterapkan karena masih dilakukan pembahasan secara teknisnya. Nantinya, setelah diterapkan pola tersbut akan terus dilakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat efektivitasnya.

"Nanti, jika sudah diterapkan akan terus dilakukan evaluasi untuk mengethaui sejauh mana pola itu bisa memberikan solusi semerawut jalur Lumajang-Tempeh," terangnya.

Sejumlah masyarakat sebelumnya juga memberikan masukan agar saat jam sibuk masuk atau pulang sekolah dan kerja truck pasir dilarang melintas. Truck tronton pasir dinilai oleh warga sebagai salah satu penyebab kemacetan dan tingginya angka kecelakaan.(Yd/red)

Editor : Redaksi

Nama : Naomi Nathanael

Mahasiswa Perlu Peka Menyikapi Kenaikan Harga Pokok Masyarakat

Surabaya - Kenaikan harga bahan pokok, termasuk bahan bakar minyak (BBM), merupakan isu yang kerap kali menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. BBM adalah komponen vital yang mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan, mulai dari transportasi hingga produksi barang dan jasa. Ketika harga BBM naik, efek domino yang dihasilkan bisa merambah ke berbagai sektor, mengakibatkan kenaikan biaya hidup secara keseluruhan. Dalam situasi seperti ini, peran mahasiswa sebagai agen perubahan sosial sangatlah krusial. Namun, tidak semua mahasiswa memiliki kepekaan atau pemahaman yang cukup dalam menyikapi fenomena ini.