Tak Kunjung Hujan, 27 Desa Mengalami Krisis Air Bersih

Penulis : lumajangsatu.com -
Tak Kunjung Hujan, 27 Desa Mengalami Krisis Air Bersih

Lumajang(lumajangsatu.com)- Musim kemarau memang kerap kali menjadi momentum menakutkan bagi sebagian masyarakat di lereng Gunung Semeru, tercatat 27 Desa di 6 Kecamatan di Lumajang mengalami krisis air bersih sejak tiga bulan yang lalu, Jumat (07/08/2015).

"Saat ini ada 27 desa mas yang mengalami kekurangan air bersih," ujar Paryono Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Lumajang saat ditanya sejumlah awak media di ruang kerjanya.

Selain ke 6 kecamatan yang dilanda kekeringan diantaranya Kecamatan Ranuyoso, Klakah, Kedungjajang, Randuagung, Padang dan Gucialit terdapat tiga wilayah lagi yang terancam mengalami hal yang sama jika hujan tak kunjung turun.

"Jika musim kemarau ini terus berlanjut hingga November mendatang ada tiga daerah lagi mas yang terancam mengalami kekeringan juga," tambahnya.

Sementara itu, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang terus melakukan penyuplaian air bersih ke sejumlah daerah tersebut dengan mengerahkan lebih dari tiga armada. (Mad/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).