Seni Vandalisme Perjuangan Nyawa Tak Semahal Tambang Kepung Kota Lumajang

Penulis : lumajangsatu.com -
Seni Vandalisme Perjuangan Nyawa Tak Semahal Tambang Kepung Kota Lumajang

Lumajang (lumajangsatu.com) - Banyak cara yang dilakukan aktivis di Lumajang untuk tetap menjadikan kasus pembunuhan Salim Kancil sebagai perjuangan untuk kotanya lebih baik lagi. Hal ini juga seperti saat perjuangan indonesia, banyak seni vandalisme yang mewarnai kemerdekaan negeri ini.

Jika di Zaman perjuanagn kita bisa melihat melalui film perjuanagn ada vandalisme "Merdeka Atoe Matie
", Di Lumajang ada vandalisme diruang publik "Ditanah Kami Nyawa Tak Semahal Tambang". Tulisan ini tersebar dibeberapa titik kota Lumajang.

"Seperti saat Indonesia memperjuangkan kemerdekaan vandalisme Salim Kancil," ujar Sujak, warga Desa Banjar Waru Kecamatan Kota Lumajang.

"Ini momentum bagi Pemerintah Lumajang memperbaiki kinerja, Nyawa melayang lantaran Pasir yang akan dijadikan janji politik kesejahteraan dan martabat," ungkap Anwar, aktivis Mahasiswa.

"Wah, ide bagus, agar pembunuh Salim Kancil diberikan hukuman yang setimpal," terang Hadi, warga Desa Wonorejo Kecamatan Kedungjajang.

Tulisan Vandalisme yang tersebar diberbagai titik di Lumajang memakai cat pillok warna hitam dan merah.(ls/red)

Editor : Redaksi

Polri

Gagasan Strategis Kombes Arsal Sahban Antar Raih NASTRAP Terbaik di Sespimti Polri

Lumajang – Di balik kemajuan teknologi blockchain yang selama ini dipuja sebagai simbol transparansi dan efisiensi, tersimpan ancaman serius bagi stabilitas keuangan negara. Kejahatan tanpa wajah, bergerak lintas negara, dan nyaris tanpa jejak kini menjadi tantangan nyata aparat penegak hukum. Isu krusial ini diungkap Kombes Pol Dr. M. Arsal Sahban, S.H., S.I.K., M.M., M.H., melalui Naskah Strategis (NASTRAP) yang mengantarkannya meraih predikat NASTRAP Terbaik di Sespimti Polri Dikreg 34 Gelombang 2.