Inilah Komunitas Anak Muda Lumajang Era 70 dan 80-an yang Disegani di Jawa Timur
Lumajang(lumajangsatu.com) - Komunitas anak muda yang kreatif dan inovatif, Lumajang memang gudangnya. Ini bukan isapan jempol, saking kreatifnnya, komunitas anak muda ini digadeng oleh pemangku kebijakan dan aparat penegak hukum.
Dari penelusuran redaksi lumajangsatu.com, dari sejumlah narasumber, ternyata anak muda Lumajang sudah dikenal akan ke kreatifan dalam membuat sebuah kegiatan baik sosial dan seni. Ada sebuah komunitas dulu dikenal dengan sebutan "Alamo".
Kepanjangan ALAMO ini, Anak Laki-laki Morsal. mendengarnya saja bikin ngeri dan menganggap komunita negatif. Namun, itu hanya nama saja sebagai bentuk identitas atau semiotika yang tak bisa diartikan secara lugas. Arek-arek ALAMO ini dikenal sebagai pengerak Lumajang untuk ramai, mereka membuat berbagai kegiatan, baik musik, sosial, serta kreasi lainya.
ALAMO ini kelompok anak muda yang tak jauh beda dengan saat ini. Namun, jiwa kesetiakawananya luar biasa. Bahkan, mereka rela kantong celananya kempis, asal Lumajang dikenal dengan kreasinya.
"Waduh, anak muda ALAMO Ini sangat kreatif, meski kumpulnya dijalanan, acaranya bikin Lumajang dikenal, baik acara konser musik, festival musik, radio amatir atau segala hal," Purn. Kompol Edi Sujarwo.
Hal senada disampaikan, Didit Pujo Asmarahadi, jika seniornya di Alamo sulit ditandingi dalam kerasinya. Bahkan, kalau mengadakan even paling sering di Gedung Pelita Budaya (Dr.Sudjono Sekarang,red). "Dulu oleh Bupati, Kapolres dan Dandim, anak muda Alamo menjadi pengerak perubahan," jelasnya.
Lanjut dia, kemudian usai para anak Muda di ALAMO sudah menikah dan bekerja, giliran muncul komunitas yang dikenal yakni, Zig-zag, Was-Wes dan Prisma. Meski komunitasnya sudah ada tiga, tapi kreatif juga. "Meski beda komunitas tapi mereka adu kreatif, tidak ada persaingan." jelas ketua Cabor Billliar Lumajang .
Usai pasang surut 3 komunitas di era 80-an itu, kemudian muncul Komunitas Lumajang Clun (LC) dan disusul oleh Ideal (Ikatan Pemuda Kreatif Lumajang). Para komunitas ini, menjadi roh Lumajang dari masa-masa hingga awal tahun 2000-an usai Reformasi.
"Jadi komunitas anak muda jadi roh Lumajang dalam memajukan kotanya, ya seperti sekarang banyak obyek wisata dikenalkan oleh sejumlah komunitas," ungkap Mikko Agus Pribadi, sekretaris KONI Lumajang.
Kreatifitas Komunitas di Lumajang dalam membuat acara musik seperti Festival jadi ukuran Baro Meter anak Band di Jawa Timur. Apalagi dalam mengadakaan Even Road Race dan Motor Cross sudah tingkat Nasional. Sehingga, anak Lumajang dikenal loyal dalam mengenalkan Lumajang dan didukung Pemerintahannya.
"Jujur saja itu, Pak Suwandi, Tamrin Hariadi dan Dandim serta Kapolresnya mendukung sekali, Jember aja kalah, " jelas Mikko.(ls/red)
Editor : Redaksi