Antisipasi Ricuh, Ribuan Brimob Siaga di Kantor KPU Lumajang

Penulis : lumajangsatu.com -
Antisipasi Ricuh, Ribuan Brimob Siaga di Kantor KPU Lumajang
Lumajang- Menjelang pengumuman dan rekapitulasi hasil pemungutan suara pilkada Lumajang 6 Mei 2013, Kantor Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Lumajang dijaga ribuan aparat kepolisian. Polres Lumajang, nampaknya tidak mau kecolongan untuk mengantisipasi adanya hal-hal yang tidak diinginkan.

Sebanyak 1.942 personel disiagakan untuk mengantisipasi jalannya aksi demo yang akan dilakukan oleh pasangan calon yang tidak puas dengan hasil penghitungan suara pilkada. Jajaran polres dibantu oleh Brimob polda jatim dan polres tetangga seperti jember dan probolinggo.

"Ada 1.942 personel yang akan dsigakan untuk mengamankan jalnnya rekapitulasi dan pengeuman," Uajar AKBP Susanto, Kapolres Lumajang saat memimpin jalnnya gladi pengamanan, Selasa (04/06/2013).

Menurutnya, sebagai bentuk pelayanan maka pengamanan akan dilakukan sesuai protab dan arahan dan Polda jatim. Sehingga, seluruh kepentingan dan ketertiban masyarakat tidak terganggu.

Satu mobil Baracuda, Gegana dan Water Canon disiagkan di KPU Lumajang. Seluruh titik rawan juga akan mendapatkan penjagaan oleh satuan polisi yang juga dibantu oleh aparat TNI.

"Kita akan amankan titik fital yang berkaitan dengan kepentingan Pilkada," Tambahnya.

Dari pantauan, dalam simulasi pengaman rekapitulasi juga dilakukan seting demo berlangsung ricuh. Sehingga, Komisioner KPU jatim yang hadir ke Lumajang diamankan menggunakan mobil lapis baja dari Polda jatim yang juga dikawal ketat oleh Brimob Polda.(Yd/red)

Editor : Redaksi

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).