Kasus Teror SMS, 3 Jurnalis Televisi Berikan Kesaksian dalam Persidangan

Penulis : lumajangsatu.com -
Kasus Teror SMS, 3 Jurnalis Televisi Berikan Kesaksian dalam Persidangan

Lumajang(lumajangsatu.com)- Persidangan Kasus teror SMS terhadap 3 Jurnalis Televisi di Lumajang kembali dilanjutkan di Pengadilan Negeri Jl. Gatot Subroto No. 74 Lumajang, Rabu (02/03/16). Selain terdakwa Halil Alias Palil, 3 Jurnalis korban teror juga dihadirkan untuk memberikan kesaksian dalam persidangan.

Ketua majelis hakim Aji Suryo, beserta jaksa penuntut umum (JPU) meminta keterangan satu persatu dari ketiga jurnalis korban teror, yakni Wawan Sugiarto jurnalis TV-ONE, Abdul Rohman jurnalis Kompas-tv, dam Achmad Arif jurnalis JTV.

"Iya saya kenal sama terdakwa yang mulia, jawab Wawan Sugiarto, salah satu junalis korban teror saat ditanya ketua majelis hakim dalam persidangan.

Lebih lanjut, keterangan ke-3 saksi yang menjadi korban teror sms pengancaman pembunuhan itu mengaku telah mencurigai terdakwa Halil alias Palil sebelum polisi menangkapnya.

"Ya sempat curiga sih, soalnya sebelum sms itu masuk ia sering menghubungi kami (3 jurnalis) dan mengaku jika pekerjaannya macet gara-gara kasus salim kancil itu," tambah jurnalis TV-ONE itu.

Meski terdakwa tetap bersikukuh tidak mengakui perbuatan yang didakwakan kepadanya, persidangan akan terus dilanjutkan pada hari selasa mendatang dengan agenda pemeriksaan saksi-saksi lainnya. (Mad/red)

Editor : Redaksi

Nama : Naomi Nathanael

Mahasiswa Perlu Peka Menyikapi Kenaikan Harga Pokok Masyarakat

Surabaya - Kenaikan harga bahan pokok, termasuk bahan bakar minyak (BBM), merupakan isu yang kerap kali menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. BBM adalah komponen vital yang mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan, mulai dari transportasi hingga produksi barang dan jasa. Ketika harga BBM naik, efek domino yang dihasilkan bisa merambah ke berbagai sektor, mengakibatkan kenaikan biaya hidup secara keseluruhan. Dalam situasi seperti ini, peran mahasiswa sebagai agen perubahan sosial sangatlah krusial. Namun, tidak semua mahasiswa memiliki kepekaan atau pemahaman yang cukup dalam menyikapi fenomena ini.