Sidang Kasus Teror Wartawan, Majelis Hakim Kembali Hadirkan 3 Orang Saksi

Penulis : lumajangsatu.com -
Sidang Kasus Teror Wartawan, Majelis Hakim Kembali Hadirkan 3 Orang Saksi

Lumajang(lumajangsatu.com)- Sidang kasus teror terhadap tiga jurnalis televisi kembali digelar di Ruang Sidang Garuda Pengadilan Negeri Lumajang, pada selasa sore (08/03/16). Dalam sidang ketiga ini majelis hakim menghadirkan tiga orang saksi yakni Iwan saputro pemilik konter HP, sugianto supir pasir, dan Noto mantan Anggota DPRD Kabupaten Lumajang.

Persidangan yang dipimpin ketua majelis hakim Aji Suryo ini mengagendakan pemeriksaan terhadap tiga orag saksi, dalam keterangannya ketiga orang saksi itu mengaku kenal terhadap terdakwa, namun tidak dekat.

"Ya kenal pak, tapi tidak akrab dengan pak palil, hanya sesekali kadang kita ketemu dan minum kopi bersama," ujar Noto salah satu saksi saat ditanya majelis hakim.

Sementara itu, Iwan Saputro pemilik konter hp mengakui jika terdakwa membeli padanya ponsel dan nomer yang digunakan untuk mengirim sms teror beberapa bulan sebelumnya.

"Waktu itu pak palil bersama temannya membeli kartu perdana itu pada saya, dan setelah itu saya gak tahu kalau kartu itu mau digunakan untuk neror," jawab Iwan.

Meski keterangan para saksi ini memberatkan, namun terdakwa Palil tetap tidak mengakui bahkan saat ditanya sejumah awak media selesai persidangan terdakwa memilih untuk tidak berkomentar. (Mad/red)

Editor : Redaksi

Nama : Naomi Nathanael

Mahasiswa Perlu Peka Menyikapi Kenaikan Harga Pokok Masyarakat

Surabaya - Kenaikan harga bahan pokok, termasuk bahan bakar minyak (BBM), merupakan isu yang kerap kali menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. BBM adalah komponen vital yang mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan, mulai dari transportasi hingga produksi barang dan jasa. Ketika harga BBM naik, efek domino yang dihasilkan bisa merambah ke berbagai sektor, mengakibatkan kenaikan biaya hidup secara keseluruhan. Dalam situasi seperti ini, peran mahasiswa sebagai agen perubahan sosial sangatlah krusial. Namun, tidak semua mahasiswa memiliki kepekaan atau pemahaman yang cukup dalam menyikapi fenomena ini.