2 Siswa Smagrisa Jadi Yang Terbaik di Lomba Menulis FLP

Penulis : lumajangsatu.com -
2 Siswa Smagrisa Jadi Yang Terbaik di Lomba Menulis FLP

Lumajang(lumajangsatu.com) - Dua siswi SMA PGRI 1 Lumajang menyabet sebagai pemenang Lomba menulis Features tentang Lumajang yang digelar oleh Forum Lingkar Pena (FLP). Dua siswi Smagrisa menjadi terbaik 1 dan 2 yakni Valen dan Dilla yang pemberian hadiah dilaksanakan di Pendopo Kabupaten, Minggu(10/4) kemarin.

"Alhamdulillah, bisa jadi yang terbaik," ungkap Valen saat dihubungi Lumajangsatu.com.

Bagi dia, mengikuti lomba menulis pertama kalinya, tidak menyangka menjadi yang terbaik. Karena, bisa mendapat nomorpun berapa pun dalam lomba menulis yang digelar FLP dianggapnya sudah bagus. "Diluar dugaan," ungkapnya.

Hal yang sama dirasakan Dilla, pelajar kelas 1 SMagrisa ini juga tak menyangka mendapat predikat terbaik kedua. Karena awalnya, lomba menulis di FLP sebagai ajang uji coba. "Waktu itu, inginya bisa dapat juara, lha malah dapat beneran." ungkap perempuan asal Senduro itu.

Valen memenangi lomba menulis feature meliputi Pemandian Selokambang. Sedangkan, Dilla mengambil liputan tentang Pura Mandhara Giri Semeru Agung Senduro. Kedua siswa ini di sekolahnya tergabung dalam, Journalist Of Smagrisa (JOS).(ls/red)

 

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).