Sosok Dani Wahyu Sukmana Korban Keracunan Ikan Buntal

Penulis : lumajangsatu.com -
Sosok Dani Wahyu Sukmana Korban Keracunan Ikan Buntal

Lumajang(lumajangsatu.com)- Meninggalnya Dani Wahyu Sukmana (11) salah satu korban tewas akibat keracunan ikan buntal menyisakan kesedihan mendalam di lingkungan sekolahnya. Selain terkenal baik dan pendiam Dani juga memiliki prestasi dikelasnya.

"Baik, pendiam dan merupakan anak yang berprestasi mas dikelas ini," ungkap Seknoadi, Guru Kelas IV di SDN 01 Tempurejo saat ditanya lumajangsatu.com, Kamis (12/05/16).

Tidak hanya itu, anak bungsu dari pasangan Ramli dan Yuyun ini juga terkenal cekatan dan kerap bermain bersama teman-temannya saat waktu sekolah maupun sepulang sekolah.

Terakhir, Dani bermain petak umpet bersama teman-temannya saat jam istirahat pada senin lalu sebelum insiden yang merenggut nyawa 4 orang itu terjadi akibat makan ikan buntal.

"Terakhir kita main petak umpet, tapi sepulang sekolah kadang kita main bersama dirumah saya," cerita Fikri Habib Sadidah, teman sebangku Dani.

Diketahui, Dani Wahyu Sukmana merupakan salah satu korban meninggal akibat keracunan ikan buntal dari 3 orang lainnya yakni Edi (16) Rozikin (13) dan Huda (17), sementara 6 orang lainnya yang sempat dirawat sudah berada di rumahnya setelah diperbolehkan pulang oleh tim dokter di RSU dr. Haryoto Lumajang. (Mad/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).