Cetak Pelajar Berkarakter, Remas Asy Syuhada' SMAGA Beri Bantuan Kain Kafan di 2 Desa

Penulis : lumajangsatu.com -
Cetak Pelajar Berkarakter, Remas Asy Syuhada' SMAGA Beri Bantuan Kain Kafan di 2 Desa

Lumajang (lumajangsatu.com) - Dalam rangka membentuk siswa-siswi yang berkarakter dan berjiwa sosial, SMA Negeri 3 Lumajang (SMAGA) terus gencar mengadakan kegiatan kemasyarakatan. Sejak 2 tahun yang lalu sekolah yang beralamatkan di Jalan Jend Panjaitan ini mencanangkan program Smaga In Save Our Nation.

Beberapa kegiatan sudah terlaksana diantaranya pemberian beasiswa bagi 8 Alumni Smaga dari keluarga kurang mampu yang melanjutkan ke perguruan tinggi dan membantu pembangunan 5 Musholla dan 1 Masjid.

Selama 2 hari ini (20 s/d 21 Oktober 2016) Smaga In Save Our Nation melalui Ekstra Kurikuler Remaja Masjid (Remas) Asy Syuhada Smaga menyerahkan bantuan 3 kardus yang masing-masing berisi 2 bendera, 1 kain penutup keranda dan kain kafan di 2 Rukun Kematian (Rukem) di Desa Labruk Kidul dan 1 rukem di Desa Labruk Lor.

"2 hari ini anak-anak Remas Asy Syuhada Smaga menyerahkan bantuan bendera, kain penutup keranda dan kain kafan ke 3 Rukem di daerah Labruk, bendera dan kain penutup keranda ini dibuat dari hasil praktek siswa-siswi Smaga ketika pelajaran PAI" Terang Drs. Yusuf Abdurrahman, MA. Guru PAI Smaga.

"Mungkin kegiatan ini terlihat aneh bagi masyarakat, kami awalnya terketuk hati ketika banyak bendera sebagai penanda ada orang yang meninggal tersebut keadaanya banyak yang rusak dan warnanya luntur, kemudian anak-anak remas menyampaikan ide ini kepada saya, Alhamdulillah mereka memiliki kepedulian untuk membantu fasilitas rukem". Jelasnya.

Beberapa rukem yang mendapat bantuan dari Remas Asy Syuhada kali ini yang pertama Rukem RT. 51 RW. 07 Dusun Gedongsari Desa Labruk Kidul dan yang ke dua Rukem RT. 55 RW. 08 Dusun Krajan Barat Desa Labruk Kidul dan yang terakhir Rukem RT. 1-7 RW. 1 Desa Labruk Lor.

Sementara itu Drs. Wicaksono Pengurus Rukem RT.55 RW.08 Desa Labruk Kidul mengaku senang atas bantuan tersebut karena ini bermanfaat bagi masyarakat sini, saya baru kali ini menjumpai para pelajar yang memperhatikan sarana rukem dan saya juga sangat mengapresiasi smaga yang selalu mencetak generasi yang beriman, bertaqwa dan berjiwa sosial.

Hal senada juga juga disampaikan Abdul Khafid salah satu anggota Remas Asy Syuhada Smaga. Dia merasa senang dengan adanya kegiatan ini dapat mengasah kepedulian kami dan lebih memahami arti berbagi. Saya juga mengucapkan terima kasih atas bimbingan guru Pendidikan Agama Islam (Bapak Yusuf Abdurahman, Bapak Achmad Amrullah yang selalu membimbing kami serta Bapak Yopi Aris W dan Bapak Joni Subakti yang selalu mendampingi dalam kegiatan ini.Rred)

Jurnalis Warga: Joni Subakti, S.Pd

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Dibuat Dari Bambu Muda

Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Krecek Bung Kuliner Asli Lumajang Bertekstur Daging Empuk

Lumajang - Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali menorehkan kebanggaan di kancah nasional. Salah satu kuliner tradisional khasnya, Krecek Rebung, resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia pada 16 November 2024. Pengakuan ini menjadi bukti keunikan dan kekayaan budaya lokal Lumajang yang terus dilestarikan.

Hikmah Kehidupan

Urgensi Tasawuf Dalam Menghadapi Krisis Spiritual di Era Modern

Lumajang - Di tengah gemerlapnya dunia yang serba digital dan material, manusia semakin terjerat dalam pusaran kehidupan yang cepat dan penuh tekanan. Keberhasilan diukur dengan angka, kebahagiaan dinilai dengan kepemilikan, dan kedamaian seolah menjadi barang langka yang hanya bisa diraih oleh segelintir orang. Namun, meskipun segala kemajuan teknologi dan inovasi telah memberikan kenyamanan fisik, banyak yang merasakan kekosongan jiwa yang mendalam, kehilangan arah, dan semakin jauh dari makna hidup yang sejati. Krisis spiritual ini bukan hanya sekedar fenomena individu, tetapi sebuah bencana sosial yang mengancam dasar-dasar kemanusiaan kita.