Berangkat Ngajar, Ibu Guru Jadi Korban Begal di Jalur Sukosari-Jatiroto

Penulis : lumajangsatu.com -
Berangkat Ngajar, Ibu Guru Jadi Korban Begal di Jalur Sukosari-Jatiroto
Salah satu jalur Sukosari-Jatiroto yang rawan begal

Lumajang (lumajangsatu.com) - Kawanan begal nekat berkasi di pagi hari di jalan Pondok Rusak Desa Kaliboto Kidul Kecamatan Jatiroto, Kamis (14/09/2017) sekitar jam 07.00 wib. Arik Widiansari, ibu guru warga Genitri Desa Jatiroto jadi korban begal, bahkan lengannya luka akibat dibacok oleh pelaku.

Seperti biasa, Arik berangkat untuk mengajar dan saat sampai dijalan Pondok Rusak kawanan begal beraksi. Vario tahun 2015 yang dikendari korban akhirnya bisa dibawa kabur oleh para pelaku.

Fahrur Rozi, Ketua GP Ansor Lumajang mendapatkan laporan dari anggota PAC Ansor Jatiroto. Jalur Sukosari-Rojopolo-Kaliboto-Jatiroto memang jadi kawasan rawan begal, bukan malam hari melainkan, pagi, siang dan sore hari.

"Tadi pagi ada laporan dari anggota Ansor Jatiroto kalau ada aksi pembegalan. Jalur Sukosari. hingga Jatiroto informasinya memang rawan aksi pembegalan," ujar Fahrur Rozi, Ketua GP Ansor Lumajang.

Ansor meminta penegak hukum (polisi) melakukan pengamanan jalur rawan begal. Pos polisi di Sukosari harus ditempatkan petugas untuk memberikan jaminan rasa aman bagi warga dan mempersempit ruang gerak pelaku.

"Kita berharap polisi melakukan pengamanan jalur Sukosari-Jatiroto. Pos yang ada di Sukosari harus ada polisi yang berjaga agar masyarakat merasa aman dan ruang gerak pelaku menjadi sempit," paparnya.

Sementara itu, AKP Sidik Kapolsek Jatiroro saat dikonfirmasi menyatakan korban sedang dilakukan pemeriksaan. Polisi memintai keterangan dan ciri-ciri pelaku untuk memudahkan pengungkapan.

"Saya lagi ada di luar mas, sekarang korban sedang ada dikantor dilalakukan pemeriksaan," pungkasnya.(Yd/red)

Editor : Redaksi

Berada di Zona Rawan Bencana

Lumajang Perlu Penambahan Alat Pemantau Banjir dan Aktivitas Vulkanik Gunung Semeru

Lumajang - Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Patria Dwi Hastiadi mengungkapkan bahwa penambahan alat pemantau aktivitas vulkanik Gunung Semeru sangat penting untuk meningkatkan sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) di wilayah rawan bencana. Hal ini menyusul adanya kebutuhan mendesak di sejumlah wilayah yang berada di sepanjang jalur aliran lahar dingin Gunung Semeru.