Hujan Deras, 41 Rumah di Kutorenon Terendam Banjir Sungai Cangkring

Penulis : lumajangsatu.com -
Hujan Deras, 41 Rumah di Kutorenon Terendam Banjir Sungai Cangkring
Kondisi rumah warga yang terendam banjir di Desa Kutorenon Kecamatan Sukodono

Lumajang (lumajangsatu.com) - Hujan deras hari Minggu beberapa jam membuat beberapa sungai banjir. Bahkan, sungai Cangkring di Desa Kutorenon Kecamatan Suko dong meluap kepermukiman warga.

Hendrik, Kabid Kedaruratan, Rahabilitasi dan Rekontruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang menyatakan ada 41 rumah yang terserang air. Rumah tersebut tersebar di RT di dua dusun, yakni Dusun Kerajaan dan Dusun Biting Desa Kutorenon.

"Ada 41 rumah yang terendam air luapan dari sungai Cangkring di Desa Kutorenon Kecamatan Sukodono," ujar Hendrik, Senin (06/11/2017).

Senin pagi, air sudah surut dan tidak ada genangan lagi tinggal lumpur yang tersisa. Tim dari BPBD akan melakukan penyemprotan jalan agar tidak licin akibat lumpur yang dibawa oleh banjir.

"Kita akan melakukan penyemprotan jalan yang masih banyak lumpurnya mas. Kalau Senin pagi airnya sudah surut mas," jelasnya.

BPBD akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait agar sungai Cangkring bisa dilakukan normalisasi. "Memang harus dilakukan normalisasi, karena sungai Cangkring sudah dangkal dan tidak mampu menampung air saat hujan deras," pungkasnya. (Yd/red)

Editor : Redaksi

Berada di Zona Rawan Bencana

Lumajang Perlu Penambahan Alat Pemantau Banjir dan Aktivitas Vulkanik Gunung Semeru

Lumajang - Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Patria Dwi Hastiadi mengungkapkan bahwa penambahan alat pemantau aktivitas vulkanik Gunung Semeru sangat penting untuk meningkatkan sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) di wilayah rawan bencana. Hal ini menyusul adanya kebutuhan mendesak di sejumlah wilayah yang berada di sepanjang jalur aliran lahar dingin Gunung Semeru.