Bulan Ramadhan, PMII dan BASNAZ Lumajang Salurkan Air Bersih

Penulis : lumajangsatu.com -
Bulan Ramadhan, PMII dan BASNAZ Lumajang Salurkan Air Bersih
PMII dan BASNAZ salurkan air bersih ke wilayah rawan kekeringan

Lumajang (lumajangsatu.com) - Bersama BAZNASKabupaten Lumajang, Pergerakan Kahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat STKIP PGRI Lumajang memberikan bantuan air bersih di dua Kecamatan, yakni Klakah dan Ranuyoso. Kekeringan sudah menjadi rutinitas tahunan yang biasa di alami oleh masyarakat di beberapa desa di kecamatan Ranuyoso dan Klakah, Jum'at (08/06/2018).

Bagi warga, kekeringan dan krisis air bersih bukan lagi hal yang asing lagi, terlbih lagi kondisi sudah jarang hujan karena sudah memasuki musim kemarau. Tentu ini menjadi jam dan kerja tambahan bagi masyarakan untuk menimba air di desa-desa tetangga Sehingga kami dari BASNAS dan PMII STKIP PGRI Lumajang berinisiatif untuk melaksanakan program bagi-bagi ari bersih di berbagai desa yang kekeringan tersebut. 

Suplai air bersih diharapkan bisa menunjang kebutuhan air bersih di setiap harinya. Apalagi di bulan puasa ini, kebutuhan air meningkat di berbagai mushollah dan mesjid untuk di buat berwudlu, mandi dan lain lain.

Bahkan ada salah satu dari beberapa masjid dapat menghabiskan satu tangki air bersih yang berukuran 6.000 liter dalam kurun waktu hanya dua hari saja. Ada sekitar 30 titik yang kita berikan bantuan air bersih ini yang terdiri dari masjid, mushollah, dan warga.

Kyai Halil, Takmir Masjid Nurul Huda Desa Wates Kulon Kecamatan Ranuyoso mengatakan bahwa program ini sangat membantu sekali mengingat di bulan puasa ini kebutuhan air di masjid dan mushollah meningkat. Warga berharap ada bantuan bantuan serupa bisa berlanjut setiap bulan ramadhan.

"Saya ucapkan tetimas kasih kepada BASNAZ dan adek-adek mahasiswa. Bantuan ini sangat berguna bagi kami, karena masjid memang butuh banyak air saat puasa," jelasnya.(Red)

Jurnalis Warga : Nur Alvian (Ketua Komisariat PMII STKIP PGRI Lumajang)

Editor : Redaksi

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).