Perempuan Hebat

Tak Takut Penjahat, Aini Si Cantik Nguter Gabung Satgas Keamanan Desa

Penulis : lumajangsatu.com -
Tak Takut Penjahat, Aini Si Cantik Nguter Gabung Satgas Keamanan Desa
Nuraini Selawati, anggota Satgas Keamanan Desa Nguter Kecamatan Pasirian usai dikukuh oleh Kapolres Lumajang, AKBP Arsal Sahban. ( foto polres for lumajangsatu.com).

Lumajang (lumajangsatu.com) - Ada yang unik dari pengukuhan satgas keamanan desa se-Kecamatan Pasirian 2 hari yang lalu, Rabu (6/3/2019).  Dari total 330 relawan keamanan di kukuhkan sebagai anggota satgas keamanan desa, terdapat 1 orang wanita.

Uniknya karena anggota satgas keamanan desa biasanya didominasi oleh kaum laki-laki. pekerjaan menjaga keamanan memang menjadi tugas laki-laki selama ini.

Sehingga menjadi unik saat melihat ada wanita yang ingin dan mau terlibat dalam anggota satgas keamanan desa. Wanita cantik ini bernama Nuraini Selawati (25) yang juga berprofesi sebagai kepala dusun. Aini sejak kecil sudah belajar beladiri silat sehingga sudah terbiasa dengan hal-hal untuk perlindungan diri.

Nuraini Selawati Anggota Satgas Keamanan Desa Nguter,  ketertarikannya bergabung dengan satgas keamanan desa  lantaran sebagai Kepala Dusun. Menurutnua, sudah tugasnya dan  salah satunya menjaga keamanan lingkungan.

Untuk itu, dirinya  terpanggil untuk menjadi satgas keamanan desa nguter. Dengan bergabung sebagai anggota satgas, dirinya lebih mudah mendapatkan informasi tentang perkembangan keamanan dan kerawanan begal maupun pencurian diwilayah sekitar dusun.

"Saya juga suka keliling wilayah utk memantau keamanan lingkungan," ujar Aini dengan senyum manisnya.

Kapolres Lumajang AKBP DR Muhammad Arsal Sahban, mengaku kaget tentang adanya wanita yang menjadi anggota satgas keamanan desa menyatakan. Kapolres  sendiri takjub saat mengukuhkan anggota satgas keamanan desa se-kecamatan Pasirian ada seorang wanita yang tergabung dalam satgas keamanan desa nguter.

"Pekerjaan menjaga keamanan memang didominasi oleh kaum laki-laki selama ini tapi bukan berarti wanita tidak mampu," ungkapnya.

Menurut Kapolres, Wanita memiliki kelebihan tersendiri. Dari penelitian psikologi dari berbagai universitas di dunia terdapat beberapa kelebihan yang dimiliki wanita dibanding laki-laki yaitu wanita dapat menyelesaikan masalah dengan lebih baik, dan mengerjakan dua hingga enam pekerjaan sekaligus.

"Selain itu wanita memiliki Intuisi yang Tajam, Karena area otak yang bekerja pada insting pelacakan lebih besar. wanita mampu dengan segera menangkap hal yang tidak beres pada sesuatu meskipun petunjuknya belum begitu jelas," jelasnya.

Masih kata Arsal, Ketika wanita berpikir, mampu  menggunakan sisi kanan otaknya yang mengkhususkan diri pada masalah emosional. Ini menjelaskan mengapa wanita memiliki kemampuan lebih baik dalam menangkap berbagai isyarat. Ia hanya butuh mendengarkan dan mengamati. Ia bisa mengetahui saat anaknya berbohong dari nada bicara, atau sorot mata, atau dari bahasa tubuh anaknya meskipun sang anak menyangkal mati-matian. Kelebihan ini sangat penting dan dibutuhkan di bidang keamanan.

"Intuisinya bisa digunakan untuk mendisain sistem keamanan yang ada didesanya, karena dia mudah menganalisa penyebab gangguan keamanan yang sering terjadi," ujar Arsal berteori seperti gelar intelektualnya Doktor Hukum. (res/ls/red)

 

Editor : Redaksi

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).