Lumajang Wani Prestasi

PORPROV Makin Dekat, PERSEROSI Ajak Atlet Temui Cak Thoriq

Penulis : lumajangsatu.com -
PORPROV Makin Dekat, PERSEROSI Ajak Atlet Temui Cak Thoriq
Bupati Lumajang, Cak Thoriq terima kunjungan pengurus Perserosi dan Atlet. ( foto humas pemkab)

Lumajang (lumajangsatu.com) - Bupati Lumajang, Thoriqul Haq yang akrab disapa Cak Thoriq kembali menjanjikan adanya arena sepatu roda di Kabupaten Lumajang. Hal itu disampaikannya saat menerima kunjungan pengurus dan atlet muda Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (PERSEROSI) Kabupaten Lumajang, di Ruang Mahameru, Kantor Bupati Lumajang. Selasa  (27/3/2019).

"Saya janji akan buat arena untuk teman-teman sepatu roda," ujarnya.

Bupati mengaku bangga kepada para atlet muda usia sekolah dasar atas prestasi yang telah ditorehkan di kejuaraan Sepatu Roda tingkat Jawa Timur. "Terima kasih, sudah membanggakan Lumajang. Terus semangat berlatih," tambah Bupati.

Dalam PORPROV 2019 di Tuban, untuk kejuaraan sepatu roda usia maksimal 21 tahunbagi atlet bisa terjun. KONI sangat berharap atlet binaan Perserosi bisa menyumbang mendali di even multi olahraga di Jawa Timur.

PORPROV juga sebagai ajang penjaringan atlet menuju PON 2020 di Papua.

Ketua Perserosi, Yuli Haris sangat berharap pertemuan para atlet sepatu roda dengan Bupati dapat memberikan motivasi para atlet. Menurut Yuli, itu juga untuk mendorong meningkatkan prestasi. "Pertemuan ini membawa angin segar di dunia sepatu roda Kabupaten Lumajang," mantan atlet sepatu roda Lumajang tahun 80-an itu.

Dijelaskannya, kontingen sepatu roda Kabupaten Lumajang telah menjadi Juara Umum II pada Kejuaraan Provinsi (Kerjurprov) III Tahun 2019 yang berlangsung di Tulungagung. Ia berharap, Bupati dapat memberikan support penuh kepada para atlet yang saat ini sedang konsen persiapan pada kejurprov yang akan datang. (hms/ls/red)

Editor : Redaksi

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).