Gaya Hidup

Temukan Relief Candi Kunir, Pemkab Kirim Surat Ke BPCB Trowulan dan Balar Jogja

Lumajang(lumajangsatu.com)- Penemuan sejumlah artevak dalam bentuk relief Batara Dewi Durga dan relief kuda kencak di Desa Kedungmoro, Kecamatan Kunir menjadi perbincangan banyak kalangan. Baik di dunia nyata maupun didunia maya atau media sosial. Kantor Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Lumajang langsung mengambil langkah cepat, untuk melakukan penyelamatan pada benda-benda bersejarah tersebut. Pemerintah melakukan koordinasi dengan kepala Desa dan Polsek Setempat, guna melakukan pemasangan garis polisi pada lokasi penemuan. "Kita langsung koordinasi dengan kepala desa, polsek dan pemilik lahan untuk melakukan strerilisasi agar lokasi penemuan tidak lagi dilakukan penggalian," Ujar Gawat Sudarmato, Kepala Kantor Pariwisata Seni dan Budaya, Senin (14/10/2013). Selain melakukan seterilasasi dan sosialisasi kepada warga sekitar, pemerintah juga mengirim surat kepada Balai Arkeologi Jogja (Balar Jogja) dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, meminta agar ada penelitian. Namun, karena mulai sabtu hingga selasa libur bersama, maka surat secara resmi baru dikirim hari rabu. "Karena sabtu sampai Selasa libur panjang maka surat resmi baru dkirim hari Rabu, namun via Email surat sudah dikirim," Terang Gawat. Ia menambahkan, dengan upaya yang dilakukan pemerintah meminta agar Balar Jogja dan BPCB Trowulan meneliti sehingga bisa menguak sejarah temuan artevak tersebut. ia berharap kepada warga sekitar agar ikut menjaga lokasi penemuan dan melaporkan kepada pemerintah jika menemukan artevak yang lainnya.(Yd/red)

Pemkab Lumajang Akan Gelar Takbir keliling Hari Raya Qurban 1434 H

Lumajang(lumajangsatu.com)- Pemeritah Kabupaten lumajang akan menggelar takbir keliling pada malam hari raya idul Adha 1434 H. Menurut Kabag Humas Pemkab, Edy Khusaini, seperti kegiatan rutinan setiap tahunya, Bupati dan jajaran Muspida akan menggelar takbir bersama di Masjid Agung Anas Machfudz. "Kegiatan rutin setiap tahunnya adalah takbir bersama di Masjid Agung Anas Machfudz,"Ujar Edy, Senin (14/10/2013). Kegiatan takbir bersama akan dimulai seusai sholat isyak. Sedangkan untuk kegiatan takbir keliling rencananya juga akan digelar. Fokus takbir keliling akan dipecah di dua titik. Ada yang bergerak kearah utara dan ada yang bergerak keselatan. "Rencananya juga kan ada takbir keliling," Tambahnya. Pada keesokan harinya, akan dilakukan Sholat Idul Adha bersama di masjid Agung. Usai Sholat dilakukan pemetongan hewan Qurban dialun-alun Lumajang. "Keeskoan harinya akan digelar sholat idul adha dan pemontongan hewan kurban," Jelasnya. Pemerintah menghimbaua kepada seluruh warga masyarakat yang akan melakukan kegiatan takbir agar tetap menjaga ketertiban, dan tidak keluar dari makna tambir sebagai syi'ar Agama.(Yd/red)

MPPMT : Temuan Candi di Kunir Sangat Kuat Nilai Sejarah Ke-Lumajangan

Lumajang(lumajangsatu.com)-Temuan candi dan artefak kuno oleh, Supriyadi (28) pembuat batu bata warga Desa Kedungmoro Kecamatan Kunir. Aktivis Cagar Budaya, Masyarakat Peduli Peninggalan Majapahit Timur (MPPMT) penemuan tersebut dalam kajian sejarahnya bisa dikaitkan dengan toponim nama Desa dan Kecamatan. MPPM dapat menemukan beberapa penggalan-penggalan kosong yang sementara ini hilang dalam merangkai sejarah peradaban kerajaan Lamajang Tigang Juru yang dipimpin oleh Arya Wiraraja. Kerajaan besar sebagai penyeimbang kerajaan Majapahit yang eri bu kota di Arnon (Situs Biting sekarang) memang banyak meninggalkan bangunan-banguna yang bahannya terbuat dari batu bata merah. Demikian juga kepemimpinan Arya Wiraraja yang bernama muda Banyak wide tyang mempunyai arti “Brahmana yang cerdik” telah banyak meninggalkan bangunan pemujaan seperti yang ada di Candi Agung Kecamatan Randu Agung, maupun di Petilasan Menak Koncar, Situs Biting Kecamatan Sukodono.  Untuk penemuan di struktur candi di Desa Kedung Moro ini, sejarahnya dapat kita telusuri dari sejarah desa setempat. Desa Kedung Moro sendiri pada mulanya merupakan suatu desa bernama Dor Gowok, yang kemudian dibagi menjadi 2 yang salah satunya adalah desa Kedung Moro. Desa Dor Gowok sendiri merupakan sebuah desa kuno yang dapat diketahui dari asal katanya. Dimana berasal dari kata Durgo atau Betari Durgo yang merupakan istri dari Dewa Syiwa yang arca perwujudannya dipahatkan dalam relief batu bata diatas. Tak jauh dari tempat ditemukannya struktur candi ini pada tahun 1980-an telah ditemukan sebuah Arca Lembu Andini yang merupakan kendaraan Dewa Syiwa dan merupakan suami dari Betari Durga.  "Dari beberapa temuan yang ada ini dapat ditarik kesimpulan bahwa agama Hindu yang berkembang di Lamajang Tigang Juru adalah beraliran Syiwa. Hal ini diperkuat juga dengan kepercayaan suci terhadap gunung Semeru sebagai tempat Dewa Syiwa bertahta." Kata Mansur Hidayat, Ketua LSM MPPMT dan juga sejarawan Lumajang itu. Dalam Babad Negara Kertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1359 Masehi, wilayah Kunir yang sekarang menjadi Kecamatan tempat struktur bangunan yang diperkirakan candi ini ditemukan telah disebut sebagai tempat yang di singgahi oleh raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada dalam perjalanannya berkeliling daerah Lamajang. " Dalam Babad tersebut, daerah Kunir disebut sebagai tempat untuk mencapai daerah Sadeng yang merupakan pelabuhan besar kerajaan Lamajang Tigang Juru." ujar pria yang juga Penulis Buku Arya Wiraraja dan lamajang Tigang Juru. Dari bukti-bukti yang ada, beserta tinggalan-tinggalan yang ditemukan ini paling tidak semakin terkuak, bukti-bukti kekayaan peninggalan sejarah di kerajaan Lamajang Tigang Juru. Nah, sekarang terserah kepada Pemerintah dan jajaran yang berwenang, apakah peninggalan-peninggalan yang sangat berharga tersebut akan dijadikan sebagai inspirasi yang berharga atau menguap dan hilang begitu saja seperti ketika sebuah struktur candi di hancurkan dijadikan SD Inpres Kunir 01 pada tahun `1990-an maupun hilangnya benda-benda purbakala di kantor Pendidikan & Kebudayaan Kabupaten Lumajang pada tahun 1990-an. Masyarakat peduli Peninggalan Majapahit Timur, akan selalu melakukan inventarisasi tentang jumlah maupun kualitas benda-benda tersebut. Disamping itu juga akan dilakukan advokasi terhadap masyarakat sekitar sehingga mereka akan lebih paham untuk menghargai peninggalan-peninggaln bersejarah ttersebut. Dalam hal ini yang utama, bahwa para penemu benda-benda bersejarah tersebut harus diberi kompensasi yang setimpal sehingga masyarakat akan merasa lebih dihargai dan tentunya perawatan dan pelestarian benda tersebut ketika ada di tempat penyimpanan.(yan/red)

Inilah Kronologis Laskar Hijau dan Aktivis Lingkungan Demo Perhutani Lumajang

Lumajang(lumajangsatu.com)- Gunung Lemongan (1671 mdpl) yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur merupakan pilar ekosistem yang sangat penting bagi kelangsungan hidup masyarakat di sekitarnya, terutama terkait dengan kelestarian sumber mata air bagi 13 Ranu yang terdapat di sekitar Gunung Lemongan. Ranu-Ranu tersebut selama ini menjadi tumpuan hajat hidup orang banyak terutama untuk pemenuhan kebutuhan air bersih dan irigasi bagi areal pertanian. Sejarahnya, pada kisaran tahun 1998 – 2002 terjadi illegal logging secara besar-besaran di Gunung ini sehingga kawasan Hutan Lindung menjadi kritis yang selanjutnya menyebabkan turunnya debit air di ranu-ranu dan hilangnya beberapa mata air di sekitar Gunung Lemongan, yang berakibat sering terjadi kelangkaan air bersih di kawasan Lumajang utara. Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya upaya untuk melakukan rehabilitasi kawasan Hutan Lindung oleh pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab untuk melakukan hal ini seperti Perhutani. Sebagai sebuah perusahaan yang diberi hak guna untuk mengelola hutan di sekitar Gunung Lemongan, sesungguhnya Perhutani memiliki tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility) yang tidak bisa dielakkan untuk menjaga dan melestarikan Hutan Lindung. Berangkat dari kekosongan peran itulah, maka sejak tahun 2008 sekelompok masyarakat yang menamakan dirinya Laskar Hijau secara swadaya murni melakukan tindakan kongkrit merehabilitasi Hutan Lindung di Gunung Lemongan. Bahwa, pada hari kamis, 28 April 2011, diselenggarakan diskusi dengan Tema: “Membangun Kerjasama Strategis Dalam Pengelolaan Hutan Lindung di Kawasan Gunung Lemongan, Klakah-Lumajang” di Posko Laskar Hijau yang difasilitasi oleh LBH Surabaya. Dalam diskusi yang juga dihadiri oleh Perum Perhutani II – Jawa Timur Bpk. Mardjojono, Administratur KPH Perhutani Probolinggo Ir. Zeni Zaenal Muis, M.Si, Waka / KSKPH Lumajang, Hadi Kustono dan Asper BKPH Klakah, Rifa’i, terbangun kesepakatan antara Perhutani dengan Laskar Hijau untuk bekerjasama dalam hal rehabilitasi Hutan Lindung di Gunung Lemongan. Salah satu poin yang disepakati pada waktu itu adalah Perhutani tidak akan menebang pohon akasia (Acacia Mangium)  yang ada di petak 19 c, tepatnya yang ada di belakang padepokannya Mbah Citro hingga Posko Laskar Hijau, mengingat di sekitar kawasan tersebut tidak ada lagi pohon besar yang bisa menjadi penyangga ekosistem. Kesepakatan ini kemudian dilanjutkan dengan pertemuan kedua pada Jum’at, 24 Juni 2011 bertempat di kantor Administratur KPH Perhutani Probolinggo. Dalam pertemuan ini, semua hal yang sudah disepakati dituangkan dalam sebuah draft Perjanjian Kerjasama yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak. Namun sebelum draft tersebut sempat ditandatangani,  Ir. Zeni Zaenal Muis, M.Si, selaku administratur pada waktu itu dipindah tugaskan, dan administratur penggantinya tidak menindak lanjuti draft Perjanjian Kerjasama tersebut. Akan tetapi sebagai orang yang ber-Tuhan dan menjunjung tinggi kebenaran, kami tetap menghargai dan menghormati serta mematuhi kesepakatan-kesepakatan yang sudah terbangun antara Perhutani dan Laskar Hijau meskipun belum sempat dituangkan menjadi sebuah perjanjian tertulis yang bertandatangan. Karena kami percaya bahwa para pihak hanya menjadikan kebaikan bersama sebagai tujuan akhirnya. Pada kisaran bulan Juli 2013 lalu,  bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, Perhutani mulai melakukan penebangan Akasia di petak 19 c yang sebelumnya sudah disepakati untuk tidak ditebang. Melihat kejadian ini, A’ak Abdullah Al-Kudus mendatangi Kepala Desa Papringan di kediamannya selaku orang yang menerima borongan untuk melakukan penebangan pohon akasia tersebut. Maksud dari kedatangan ini, kami Pihak Laskar Hijau meminta agar sebisa mungkin penebangan di lokasi tersebut tidak dilanjutkan, mengingat di sekitar lokasi tersebut sudah banyak ditanam tanaman konservasi oleh Laskar Hijau dan elemen masyarakat lainnya termasuk oleh Kapolres Lumajang AKBP Susanto beserta jajarannya dan Yonif 527. Namun karena alasan target, Kepala Desa menyatakan tidak mungkin untuk memenuhi permintaan kami tersebut. Akhirnya kami mengajukan permintaan terakhir, yakni jika memang sangat tidak memungkinkan, kami mohon agar supaya akasia yang ada di sekitar Posko Laskar Hijau tidak ditebang, karena di sekitarnya sudah dipadati dengan tanaman konservasi. Permintaan kami yang terakhir tersebut dikabulkan oleh Kepala Desa. Pada hari Rabu, 2 oktober 2013, raungan gergaji mesin milik Perhutani mulai menghabisi satu per satu akasia terakhir di Gunung Lemongan tersebut. Penebangan ini bahkan sama sekali tidak memperdulikan tanaman konservasi yang ada di sekitarnya. Bahkan tidak sedikit tanaman konservasi kami yang dengan sengaja dipotong dan dirobohkan tanpa alasan. Tak cukup hanya itu, Perhutani juga membakar bekas-bekas penebangan mulai dari awal penebangan. Akibatnya, banyak tanaman yang sebelumnya selamat dari dampak penebangan akasia akhirnya harus mati juga karena lalapan api. Kami sangat mengkhawatirkan api tersebut merembet hingga ke kawasan Hutan Lindung yang letaknya tak jauh dari lokasi penebangan dan pembakaran ini. Berkali-kali kami minta kepada mereka agar tidak melakukan pembakaran di sekitar Hutan Lindung karena pada saat musim kemarau kawasan ini sangat rawan terjadi kebakaran. Tak pelak, kekhawatiran kami tersebut benar terjadi. Pada tanggal 5 oktober 2013 sekitar jam 10.00 WIB, relawan Laskar Hijau yang sedang bertugas menjaga posko melihat kobaran api di punggung Gunung Lemongan membakar hamparan ilalang yang disekitarnya terdapat ribuan tanaman konservasi khususnya bambu milik Laskar Hijau. Bencana tak bisa dielakkan. Api tak bisa dipadamkan oleh relawan Laskar Hijau yang hanya berbekal alat sederhana untuk memadamkan kobaran api tersebut. Ribuan pohon yang ditanam dengan susah payah selama ini hangus terbakar dan nyaris tak bersisa. Kami tidak menuduh Perhutani yang melakukan pembakaran Hutan Lindung ini. Tapi titik api terdekat dari lokasi hanyalah milik Perhutani. Atas tragedi ini kami mengutuk dan mengecam tindakan yang telah dilakukan Perhutani ini.  Dan oleh karena itu melalui Aksi Solidaritas ini kami menuntut dan mendesak : 1. Menuntut Perhutani untuk meminta maaf secara terbuka melalui media massa atas tindakannya merusak dan membakar tanaman konservasi di Gunung Lemongan kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang terlibat dalam upaya rehabilitasi Gunung Lemongan; 2. Menuntut Perhutani untuk memberhentikan dengan tidak hormat, oknum Perhutani yang paling bertanggung jawab terhadap perusakan tanaman konservasi yang ada di Gunung Lemongan; 3. Menuntut Perhutani untuk mengganti tanaman konservasi yang telah dirusaknya sebanyak sepuluh kali lipat. 4. Mendesak Perhutani untuk segera melakukan tindakan penyelamatan dan pengamanan Hutan Lindung dari penambangan batu dan pasir, serta penyelamatan dan pengamanan mata air dan ranu dengan cara menanami bambu di sekitarnya; 5. Mendesak Perhutani unit II Jawa Timur untuk segera menandatangani Perjanjian Kerjasama Rehabilitasi Hutan Lindung Gunung Lemongan yang telah disepakati pada 28 April 2011 antara Perhutani dengan Laskar Hijau. Sumber Rilis Lasakra Hijau Klakah.(Yd/red)

Wakil Bupati Apresiasi Kegiatan Silaturrahim dan Temu Pemuda KNPI Lumajang

Lumajang(lumajangsatu.com)- Untuk kali pertamanya pasca dilantik beberapa waktu lalu, DPD KNPI Kabupaten Lumajang menggelar konsolidasi pemuda Lumajang. Kegiatan tersebut dikemas dalam sebuah Silaturrahim dan Temu Pemuda, yang ditempatkan di Hall Amanda jalan panjaitan Lumajang, Minggu (06/10/2013). Wakil Bupati Lumajang Drs. H. As'at Malik M.Ag, hadir dan membuka acara Temu Pemuda KNPI Lumajang 2013, yang juga dihadiri seratusan undangan dan anggota OKP dibawah naungan KNPI. Dalam sambutannnya, wakil Bupati memberikan apresiasi atas kegiatan tersebut. "Pemerintah tentunya sangat Apresiasi dengan kegitan yang digelar KNPI saat ini," Ujar Wakil Bupati dihadapan seluruh undangan dan pengurus KNPI Lumajang. Lanjut Wabup, kebersamaan yang terjalin selama ini dikalangan pemuda Lumajang harus tetap dipertahankan. Pemuda juga harus memiliki wawasan dan pengalaman yang luas, karena pemuda adalah kader penerus bangsa. Sebab, para pemimpin yang ada saat ini ada, tidak akan memimpin selamanya, tentunya akan digantikan oleh para pemuda. "Kebersamaan yang telah terjalin harus tetap dipertahankan," Terangnya. Sementara itu, Achmad Nurhuda, Ketua KNPI Lumajang menyampaikan bahwa Temu Pemuda kali ini adalah awal konsolidasi para pemuda di Lumajang. harapannya, para pemuda bisa menjadi kader penerus bangsa yang memiliki integritas dan wawasan yang luas. Tak hanya itu, kegiatan temu pemuda adalah ajang untuk mencari sebuah model pembinaan pemuda yang ada di Lumajang. "Kita akan berdiskusi untuk mencari model pembinaan bagi pemuda di Lumajang," Terang pria berkaca mata itu. hadir dalam kegiatan itu, perwakilan DPD KNPI Provinsi Jawa Timur. Perwakilan Bakesbangpol, Kantor Pemuda dan olah Raga kabupaten Lumajang, dan sejumlah undangan yang lainnya.(Yd/red)

HUT TNI ke-68, Ratusan Riders Lumajang Ngetrail Bareng

Lumajang(lumajangsatu.com)- Memeriahkan HUT TNI ke-68, Ratusan Riders ngetrail bareng di kawasan Obyek Wisata Pemandian Alam Selokambang, Desa Purwosono Kecamatan Sumbersuko, Minggu(06/10/2013). Dandim 0821, Letkol Inv Akhyari melepas ratusan bikers untuk menaklukan jalur ekstrem yang telah dipersipakan oleh panitia. Sejumlah tokoh Lumajang juga hadir dalam kegitan tersebut. Nampak Ketua DPRD, Agus Wicaksono, wakil ketua DPRD, Achmad Jauhri, Ketua DPD PAN, H. Thoriq dan Kepala Kantor Pariwisata, Seni dan Budaya, Gawat Sudarmanto. Hadiah dalam adventure HUT TNI ke-68 adalah sepeda motor Matic. "Ini ajang kegitan untuk silaturahim dan kebersamaan antara kita bersama untuk Lumajang," kata Akhyari. Peringatan HUT TNI ke-68 juga dimeriahkan orkes melayu dengan artis cantik Lumajang dan kesenian reog Ponorogo. Antusias masyarakat dalam perayaan hari lahir TNI sangat tinggi.(Yd/red)

Komunitas Garda Biru, Dukung Penghijauan Lereng Gunung Lemongan

Lumajang(lumajangsatu.com)- Komunitas Garda Biru (KGB) mengaku miris dan prihatin melihat lereng Gunung lemongan kembali terbakar. Pasalnya, kejadian tersebut selalu terulang setiap tahun saat musim kemarau melanda. "kami miris dan prihatin melihat Gunung lemongan diklakah selalu terbakar setiap tahunnya," Ujar Herman Afandi, Sabtu (05/10/2013). Menurutnya, KGB nantinya akan berpartisipasi dengan menggandeng Perhutani melakukan penanaman dan penghijauan di lereng Lemongan saat mulai turun hujan. Sehingga, lahan yang tandus bisa kembali daerah peyanggah bagi ketersediaan air, untuk wilayah sekiatar Lemongan. KGB juga sangat medukung dengan kegitan penghijauan yang dilakukan oleh Lasakar hijau dan para Aktivis lingkungan yang lannya. "Kita akan gandeng Perhutani untuk lakukan penghijauan," Terang mantan ketua DPD PAN Lumajang itu. Seperti diberitakan, sekitar jam 10 pagi, api kembali melelap ilalang dikawasan lereng Lemongan, dimana banyak pohon yang ditanam oleh para aktivis Laskar Hijau dan para aktivis lingkungan lainnya. Kondisi ilalang yang mengering dan angin yang bertiup kencang membuat area yang terbakar semakin meluas. Sejumlah Relawan Laskar Hijau yang mencoba memadamkan api dengan cara sederhana, juga tidak bisa berbuat apa-apa. para Aktivis hanya bisa melihat tanaman yang masing kecil harus ikut mati karena kobaran api.(Yd/red)

Pecinta Alam MAPASHI Lumajang Siap Demo Perhutani Bersama Laskar Hijau

Lumajang(lumajangsatu.com)- Puluhan Pecinta Alam yang tergabung dalam MAPASHI STKIP-STIT MUHAMMADIYAH LUMAJANG mengaku siap untuk turun jalan, mengutuk penebangan dan pembakaran hutan di lereng Gunung lemongan yang dilakukan oleh Perhutani. Para Pecinta Alam akan bergabung bersama Lasakr Hijau Klakah dan elemen aktivis yang lainnya, guna melakukan Aksi demo pada hari Senin, Tanggal Oktober 2013, di kantor Perhutani Lumajang. Menurut Arief Prasetyo, Ketua Mapashi Lumajang, pihaknya bersama elemen Pecinta ALam yang lainya akan turun jalan mengutuk keras apa yang dilakukan oleh perhutani, yang mengakibatkan matinya sejumlah pohon yang diatanam oleh para aktivis, untuk menjaga kelestarian lingkunagn Gunung lemongan. Mapashi kata Arief, sudah beberapa kali melakukan kegiatan penghijauan di Lereng Lemongan. "Kami merasa kaget ketika mendapatkan kabar dari Laskar Hijau tentang perbuatan perhutani," Ujarnya, Sabtu (05/10/2013). Selaku pihak yang terlibat langsung dengan aktifitas penghijauan lereng Lemongan ia merasa sakit hati, karena dengan seenaknya pohon-pohon yang ditanam dibumi hanguskan. Padahal, para pecinta alam dengan susah payah merawat agar tanaman-tanaman tersebut bisa hidup. "Jangankan dirusak oleh manusia, kita menanam pohon dipinggir rumah terus dirusak oleh ayam kita merasa sakit hati, apalagi ini," Terang Arief, sedikit memerah rona wajahnya. Ia pun sangat menyesalkan apa yang dilakukan oleh perhutanai tersebut. Seharusnya, perhutani tidak melakukan penebangan hutan diarea yang menjadi penyangga hajat hidup orang banyak itu. Sebab, jika dtebangi akan berdampak pada ekosistem dan kelesatarian sumber mata air disekitar gunung Lemonagan. "Kan masih banyak lahan-lahan yang laian, tidak perlu lahan dilereng Gunung Lemongan lah," Pungkasnya.(Yd/red)

PMII Lumajang, Siap Demo Perhutani Bersama Laskar Hijau Klakah

Lumajang(lumajangsatu.com)- Mendengar informasi penebangan dan pengrusakan tanaman konservasi dilereng Gunung Lemongan , Kecamatan klakah yang dilakukan Perhutani, Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Lumajang ikut geram. Pasalnya, meski tidak begitu inten mengikuti acara penanaman pohon, namun PMII Lumajang pernah ikut menanam bibit pohon dilereng Lemongan yang sudah kritis. "Kami geram juga mendegar informasi itu, yang dikabarkan oleh Laskar Hijau," Ujar Imron Gozali, Ketua II PC PMII Bidang Eksternal, kepada lumajangsatu.com, Jum'at (04/10/2013). PC PMII juga sangat menyayangkan tindakan Perhutani yang menebang Pohon diwilayah konservasi dan daerah penyanggah kelestarian Gunung Lemongan dan sumber-sumber mata air disekitar Gunung Lemongan. Seharunsya, Perhutani tidak hanya bisa menabang saja, namun juga harus mempertimbangkan kelestarian lingkungan dan dampak yang akan ditimbulkan. Mengingat, wilayah utara merupakan daerah yang rawan kekeringan dan krisis air besih, jangan sampai banyak sumber mata air yang mati, akibat ulah Perhutani. "Seharusnya dilihat lah, pohon yang ditebang itu tidak boleh menggaggu ketersediaan cadangan air, apalagi sampai merusak lahan konservasi," Teragnya. Setelah melakukan rapat koordinasi, akhinya PC PMII Lumajang memutuskan untuk akut melakukan aksi bersama Laskar Hijau dan eleman lainnya, pada Hari Senin, Tanggal 7 Oktober besok. Hal itu sebagai bentuk dukungan pelestarian lingkungan yang dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat Lumajang, untuk kawasan Gunung lemongan. "Kita akan turun bersama ratusan kader PMII Lumajang," Jelasnya. Lanjut Imron, penebangan pohon yang dilakukan oleh Perhutani di kawasan lahan Konservasi di lereng Gunung Lemongan merupakan sebuah pelecehan pada upaya pelestarian lingkungan yang dilakukan oleh elemen masyarakat Lumajang, termasuk yang dilakukan mantan Kapolres Lumajang AKBP Susanto SIK, yang sempat menanam pohon dilereng Lemongan. "Kami menilai ini sebagai pelecehan bagi pelestarian lingkungan yang dilakukan elemen masyarakat Lumajang, oleh sebab itu kami akan demo Perhutani, agar ikut menjaga lingkungan tidak hanya berfikir tebang, tebang dan tebang," Pungkasnya.(Yd/red)

Laskar Hijau Kutuk Perhutani Tebang dan Bakar Lahan Koservasi Gunung Lemongan

Lumajag(lumajangsatu.com)- Pada hari ini rabu tanggal 2 oktober 2013 telah terjadi perusakan tanaman konservasi yang selama ini ditanam oleh Laskar Hijau serta aktivis lingkungan hidup dan para pecinta alam di Gunung Lemongan. Perusakan terjadi karena Perhutani dengan membabi buta menebangi tanaman akasia yang ada di lereng Gunung Lemongan tanpa mempedulikan tanaman konservasi yang ada di sekitarnya. Bahkan dengan sengaja ada yang ditebas, atau kerobohan pohon akasia yang ditebang. Tak cukup dengan itu, perhutani masih membakar kawasan tersebut yang jelas-jelas sangat rawan terjadi kebakaran hutan seperti tahun 2011 yang menghanguskan sekitar 300 hektar tanaman konservasi di Gunung Lemongan. Adapun jenis tanaman yang banyak menjadi korban dari penebangan pohon yang biadab ini antara lain bambu, jambu biji, mangga, alpukat, kayu manis, kopi, nangka, sukun, dan lain-lain. Lasakar Hijau yang dikoordinatori A'ak Abdullah Al-Kudus, dalam rilisnya meyebutkan, sejatinya antara Perhutani dengan Laskar Hijau sudah terbangun kesepahaman untuk bersama-sama melestarikan kawasan lindung Gunung Lemongan mengingat kondisinya memang sangat kritis. Kesepahaman tersebut terjadi pada saat diselenggarakan Diskusi dengan Tema: “Membangun Kerjasama Strategis Dalam Pengelolaan Hutan Lindung di Kawasan Gunung Lemongan, Klakah-Lumajang” pada hari Kamis, tanggal 28 April 2011 di Posko Laskar Hijau di Gunung Lemongan. Para pihak yang hadir dan turut dalam membangun kesepahaman ini adalah Perum Perhutani II – Jawa Timur Bpk. Mardjojono, Administratur KPH Perhutani Probolinggo Ir. Zeni Zaenal Muis, M.Si, dan Asper BKPH Klakah, Rifa’i. Diskusi ini difasilitasi oleh Lembaga Bantuan Hukum Surabaya (LBH Surabaya) yang diwakili oleh M. Faiq Asshiddiqi, SH. Sekedar untuk diketahui bersama, bahwa sejak terjadi penebangan liar pada kisaran tahun 1998 – 2002, kawasan hutan lindung di Gunung Lemongan luluh lantak. Akibat dari perusakan hutan ini 13 ranu (danau) yang ada di sekitar Gunung Lemongan mengalami penurunan debit air yang sangat signifikan. Bahkan Ranu Kembar yang ada di Desa Salak, Kecamatan Randuagung kering total. Kondisi ini selanjutnya menjadi penyebab utama terjadinya krisis air bersih di kawasan Lumajang utara khususnya saat musim kemarau seperti saat ini. Perhutani yang seharusnya bertanggung jawab untuk menghijaukan kawasan hutan lindung yang ada di petak 12 dengan luas lahan 1.958.30 Hektar tersebut sama sekali tidak melakukan apapun. Atas dasar kekosongan peran itulah, maka pada tahun 2008 sekumpulan orang yang menamakan dirinya Laskar Hijau berinisiatif untuk melakukan penghijauan di Gunung Lemongan secara intens dan terfokus. Upaya tersebut sudah membuahkan hasil yang baik. Kawasan yang dulunya hanya ditumbuhi ilalang kini mulai tumbuh aneka ragam tanaman buah dan bambu. Bahkan beberapa jenis tanaman sudah berbuah dan mulai bisa dinikmati oleh masyarakat seperti jambu biji, apel, jambu air, sirsak, dan masih banyak yang lainnya. Upaya menghijaukan kembali Gunung Lemongan murni dibiayai secara swadaya oleh Laskar Hijau dan elemen masyarakat lain yang memiliki kepedulian terhadap pelestarian lingkungan ini. Perhutani tak pernah sedikitpun membantu upaya pelestarian ini meskipun sebenarnya ini merupakan tanggung jawab sosialnya. Bukannya membantu ikut menjaga dan melestarikan,  Perhutani malah menjadi perusak terdepan kelestarian hutan di Gunung Lemongan. Atas peristiwa ini kami mengutuk dan mengecam kebiadaban yang telah dilakukan Perhutani ini.  Dan oleh karena itu kami menuntut: Segera menghentikan penebangan dan pengerusakan serta pembakaran di Gunung Lamongan Kembali menghargai, menjalankan dan tidak melanggar kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya. Mengganti dengan menanam kembali tanaman konservasi yang rusak dalam proses penebangan tersebut. Pernyataan permohonan maaf kepada masyarakat terutama mereka yang secara sukarela berkontribusi dalam upaya konservasi selama ini. Selama ini, berbagai upaya koordinasi dan komunikasi untuk upaya konservasi Gunung Lemongan sudah dilakukan oleh Laskar Hijau ke berbagai pihak yang terkait. Tidak ada maksud lain, selain upaya konservasi itu sendiri. Namun berdasarkan apa yang sudah terjadi selama ini, terutama pengrusakan yang saat ini sedang terjadi. Kami merasa perlu untuk menyuarakan keprihatinan dan aspirasi kami dalam bentuk: 1. Penggalangan masa untuk berdemonstrasi kepada pihak perhutani. Kami mengundang para relawan Laskar Hijau, jejaring, masyarakat dan rekan-rekan pers untuk hadir dan melayangkan 4 tuntutan diatas kepada pihak perhutani di Lumajang pada hari senin, 7 Oktober 2013 sekitar jam 10.00 WIB. 2. Penyebarluasan berita “Perhutani ingkar janji dan rusak tanaman konservasi". Kami akan memberitakan kejadian ini melalui jaringan sosial media dan media cetak serta berbagai media. Hal ini dirasa perlu untuk mensosialisasikan peristiwa ini, serta memberikan informasi yang memadai bagi semua pihak agar menjadi paham 3. Membuat Petisi. Akan membuat petisi yang akan dikirimkan kepada pihak perhutani dengan melibatkan masyarakat luas pada umumnya dan Bpk. Dahlan Iskan (mentri BUMN) khususnya.   4. Mengupayakan segala hal demi terjaganya Gunung Lemongan dari para pelaku pengrusakan. Besar karapan kami, segala pihak yang terkait bersedia bekerjasama untuk mendukung upaya konservasi ini. Kami sadar betul bahwa segala kesepakatan dan janji pelestarian Gunung Lemongan terletak pada niat baik dan kesepakatan tidak tertulis, namun bagi kami itu sudah cukup, karena kami percaya bahwa pihak pihak terkait, menjadikan kebaikan bersama sebagai tujun akhir. Rilis tersebut disampikan oleh Laskar Hijau.(Yd/red)