Lumajang(lumajangsatu.com)- Puluhan Aktivis pecinta sejarah Lumajang, ngeluruk kantor pemkab Lumajang. Para aktivis meminta Pemkab Peduli terhadap situs biting yang saat ini sedang rusak parah akibat pembanguan Perumnas. "Kita minta pak bupati menghentikan pembangunan dan perluasan Perumnas biting yang merusak benteng kota raja lamajang," Teriak Neneng Umamah saat orasi di depan kantor Pemkab, Senin (21/10/2013). Para aktivis menilai bahwa Pemerintah dianggap diam saja dengan aksi perusakan situs biting. Padahal, situs merupakan kawasan yang sangat penting bagi sejarah Lumajang yang sudah berumur sangat tua. "Pemerintah jangan hanya bisa memberikan janji-janji tanpa ada penanganan yang konkrit dengan penyelamatan Situs Biting," Ujarnya. Sementara itu, dalam rilis MPPM Timur yang diberikan kepada seluruh pengendara yang melintas, menyebutkan bahwa disamping kerusakn situs biting, para aktvis juga meminta pemkab menyelidiki benda-benda cagar budaya yang disimpan di Kantor Pedidikan dan Kebudayaan pada tahun 1990-an. Dimana, keberadaan benda-benda berharga tersebut sudah raib, sehingga merugikan warga Lumajang. Dengan dasar kerusakan dan hilangnya benda-benda cagar buadaya pada tahun 1990-an itu, para aktivis menuntut pemerintah agar menghentikan dengan segera perusakan benteng yang tersisa disitus biting sebelah barat yang dlakukan perumnas. Mendukung langkah BPCB Jatim, agar situs biting jadi kawasan cagar Budaya nasional. Melakukan peyelidikan atas hilangnya benda-benda cagar budaya yang disimpan di kantor pendidikan dan kebudyaan pada tahun 1990-an. Keinginan para aktivis agar ditemui oleh Bupati Lumajang tidak terlaksana. Sebab, hingga demo bubar bupati tidak keluar dan menemui para aktivis yang peduli dengan pelestarian cagar budaya di Lumajang. Sebelum mengakhiri aksi demo didepan pemkab, para aktivis menggelar aksi treatrikal. Usai dari Pemkab, aksi kemudian dilanjutkan ke kantor DPRD Lumajang.(Yd/red)
Gaya Hidup
Inilah 15 Istilah Dalam Berhubungan Seks Yang Perlu Anda Ketahui
Lumajang(lumajansatu.com)- Apakah Anda pernah hang out dengan teman-teman dan bahas masalah seputar seks dan pola bercinta, namun Anda ternyata tidak mengetahui apa yang mereka bicarakan atau merasa kurang familiar dengan istilah yang sedang dibicarakan? Jika hal itu terjadi, berikut ini kami beberkan beberapa istilah seks yang yang perlu ANda ketahui, seperti: 1. Anilingus Istilah ini berhubungan dengan oral seks di seputar anus. Namun tetap harus Anda ingat anilingus sangat berisiko, karena berhubungan seks melalui anus sangat rentan terhadap bakteri dan mudah menyebarkan infeksi. 2. Barebacking Barebacking melibatkan seksual penetration tanpa menggunakan alat pengaman (kondom). Istilah ini biasanya berhubungan dengan hubungan seks anal dan vaginal seks. 3. BDSM BDSM adalah akronim dari Bondage and Discipline, Sadism and Masochism. Istilah ini berkaitan dengan penggabungan praktik seksual yang melibatkan rasa sakit dan unsur-unsur kekerasan saat berhubungan seks, melukai pasangan atau diri sendiri untuk mencapai kepuasan saat berhubungan seks. 4. Bukkake Bukkake berhubungan dengan facial, istilah ini berkait dengan ejakulasi pada wajah wanita. Bukkake merupakan tindakan dimana pria berejakulasi di wajah pasangannya, aksi seperti ini banyak kita jumpai di film-film blue produksi Jepang. 5. Dental Dam Istilah ini biasanya sering kita jumpai pada oral seks wanita, sebuah dental dam biasanya terbuat dari sheer latex dan digunakan sebagai sebuah pelindung seks cunnilingus. Cunnilingus ialah memberikan perangsangan pada alat kelamin wanita dengan menggunakan lidah pada Miss V. 6. Dirty Sanchez Istilah yang merujuk pada praktek seks yang jarang sekali bisa membuat seseorang berselera untuk melakukannya. Berhubungan seks di mana seorang wanita mengoral organ seks pasangannya setelah terlebih dahulu melakukan anal seks. Membersihkan Mr P atau tangan Anda dengan “miliknya” setelah sebelumnya dimasukkan di anusnya. Seperti halnya anilingus, Dirty Sanchez berisiko tinggi dan dengan mudah menyebarkan infeksi karena bakteri yang terdapat di anus. 7. Edgeplay Edgeplay, sesuatu yang diasumsikan sebagi sebuah perilaku seksual yang berbahaya dan beresiko. 8. Felching Felching yaitu ejakulasi secara tiba-tiba ke anus wanita dan menghisap dan menjilat air mani yang keluar. 9. Frottage Sebuah istilah yang mewakili perilaku seksual yang lebih halus dibanding perilaku seksual sebelumnya. Frottage merujuk pada sebuah gerakan saling menggosok untuk meraih kenimatan seksual tanpa sekalipun melakukan penetrasi. Frottage juga disebut dry humping. 10. Pearl Necklace Istilah yang diberikan saat seorang pria berejakulasi di sekitar atau didekat leher wanita dan membentuknya menyerupai kalung mutiara pearl necklace. 11. Pudendum (pudenda) Istilah yang digunakan untuk menyebut organ genital luar wanita: vulva. 12. Queef Queef berhubungan dengan kentut pada vagina. Kadang, saat Mr P menjelajah keluar masuk Ms V secara berkala, udara akan terjebak dalam dinding Ms V yang memicu udara keluar, bisanya dikenal dengan kentut. Tak seperti model anal seks, Queef tak menyebabkan bau, dan tidak terlalu beresiko menyebarkan bakteri. 13. Shrimping Tak semua orang menyukai atau menyertakan gaya bercinta model ini, shrimping, merujuk pada tindakan menghisap dan menjilat jari-jari kaki pasangan sebelum atau sesudah berhubungan seks. Memang tak semua pasangan menyukai hal ini, namun wanita menyukai kaki mereka disentuh, dipijat, bahkan dihisap ataupun dijilat. Beranggapan bahwa kaki mereka benar-benar bersih, para wanita mengaku jika mereka menyukai pasangan mereka lebih memperhatikan telapak kaki, tumit maupun jari-jari kaki mereka, menggelitiknya dan membuatnya kegirangan, karena rasa sensitif pada jari-jari dan telapak kaki. 14. Smegma Substansi yang menyerupai dadih berwarna putih yang keluar melalui kelenjar sebaceous pada Mr P yang terkumpul di bawah kulup zakar penis pria yang tak sunat. Sedikit sekali jumlah dari substansi tersebut yang berguna untuk penis, biasanya substansi ini terdapat pada Mr P yang jarang dibersihkan. 15. Snowballing Seringkali seks oral disebut sebagai bagian proses foreplay. Di mana melibatkan alat kelamin dan mulut. Seks oral bagi wanita disebut dengan cunnilingus. Cunnilingus ialah memberikan perangsangan pada alat kelamin wanita dengan menggunakan lidah pada Ms V. Sementara seks oral bagi pria disebut dengan fellatio. Fellatio adalah memberikan perangsangan pada Mr P dengan cara diisap, dijilat dan dicium. Sumber : Aktual.co
TNBTS: Mengatasi Sampah Gunung Semeru Bukan Persoalan Mudah
Lumajang(lumajangsatu.com)- Mengatasi banyaknya sampah dijalur pendakian Gunung Semeru yang ditinggalkan oleh para pendaki ternyata bukan persoalan gampang. Hal itu diungkapkan oleh Ayu Dwi Utari, Kepala Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), saat berkunjung ke Pemkab Lumajang. Menurutnya, pada awalnya TNBTS menerapkan sanksi jika pendaki tidak membawa sampah sesuai perbekalan yang dibawa, maka disanksi membayar sejumlahg uang. Namun, sanksi yang diterapkan mendapatkan penolakan dan protes dari para Pendaki. "Awalnya kita sanksi dengan membayar uang, namun mendpatkan protes," Terang Perempuan murah senyum itu, Jum'at (18/10/2013). Akhirnya, TNBTS menerapkan sanksi bersih sampah disekitar Ranu Pane, meskipun hal itu masih dianggap kurang efektif. Langkah yang dimabil TNBTS sedikit bisa menekan banyaknya sampah yang ditingglakan oleh apara pendaki. "Ya itu kurang efektif tapi sedikit bisa menekan jumlah sampah," Ujarnya. Dari catatan TNBTS, sampah pada pendakian bulan Agustus 2013 sampah yang harus diturunkan tidak sebanyak pada akhir bulan Desembar 2012. Dimana pada akhir bulan Desmber, sampah yang ditingglakan oleh pendaki mencapai 2-3 ton. "Kalu bulan Desember ada 2-3 ton sampah yang diturunkan dari jalur pendakian," Jelasnya. Sedangkan Pada Bulan Sgustus lalu, jumlah sampah yang tidak dibawa yang ditingglakan pendaki tidak sampai satu ton. Rata-rata sampah yang ditingglakan adalah sampah plastik dan botol minuman. "Sampah plastik dan botol minuman," Pungkasnya.(Yd/red)
Pemkab dan TNBTS Buat MoU Perbaiki Jalur Lumajang-Gunung Semeru
Lumajang(lumajangsatu.com)- Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) melakukan pertemuan dengan Pemkab Lumajang, guna melakukan singkronisasi dalam mengelola TNBTS. Dari TNBTS dipimpin langsung oleh Ayu Dwi Utari Kepala TNBTS, sedangkan dari pemkab dipimpin oleh Bupati yang juga dihadiri oleh sejumlah SKPD seperti Dinas PU, Kanpersenbud serta beberapa Camat yang wilayahnya masuk dalam TNBTS. Dari hasil pertemuan itu, nantinya TNBTS dengan Pemkab akan membuat MoU untuk perbaikan akses jalan dari Lumajang ke Semeru. "Kita akan menidaklanjuti dengan melakukan MoU untuk perbaikan infrastruktur jalan dari Senduro hingga Ranu Pane," Ujar Ayu Dwi Utari, kapala TNBTS kepada sejumlah wartawan, Kamis (17/10/2013). Selama ini, pembangunan jalan masih menggunkan anggaran dari kemetrian Kehutanan, nantinya jalan tersebut akan dihibahkan kepada Pemkab Lumajang. Disamping itu, pembangunan juga dilaklukan oleh Pemkab, guna memperbaiki jalur Ranu Pane-Senduro. "Saat ini sedang dilakukan perbaikan jalan sepanjang 1,5 Km dari kementrian Kehutanan, karena masuk jalan kabupaten maka nantinya akan dihibahkan kepada pemkab Lumajang," Jelasnya. Sebagian pembanguna jalan sepanjang 1,5 kilo meter itu sudah dilakukan hingga akhir tahun 2013. Meski tidak terlalu panjang, tentunya adanya perbaikan jalan sangat berguna bagi warga Lumajang. Sebab jalur tersbut adalah jalur satun-satunya yang menghubungkan Senduro-Ranu Pane. "Tidak terlalu panjang namun sangat berguna bagi warga," Pungkasnya Sementara itu, Bupati Sjahrazad Masdar MA, menyambut baik pertemuan tersebut. Diharpakan dengan MOU yang akan dilakukan membuat pengunjung Semeru melalui jalur Lumajang semakin meningkat. "Ini sebuah terobosan yang positif, untuk kemajuan wisata di Lumajang," Teragnya.(Yd/red)
Gawat Sudarmanto: Tentang Candi Kunir, Kita Juga Kirim Surat Ke Kemenbudpar RI
Lumajang(lumajangsatu.com)- Pasca penemuan sejumlah atefak di Desa Kedungmoro Kecamatan Kunir, Kantor Pariwisata Seni dan Budaya Lumajang langsung mengirim surat ke BPCB Trowulan dengan tembusan Balar Jogja, untuk meminta dilakukan penelitian pada penemuan tersebut. Surat dilayangkan melalui email mauapun fex, namun hingga kini belum ada jawaban kapan dua lembaga tersebut akan turun ke Lumajang. "Kita belum dapat surat balasan kapan BPCB Trowulan dan balar Jogja akan turun ke Lumajang," Ujar Gawat Sudarmato, Kepala Kanparsenbud Lumajang kepada lumajangsatu.com, Kamis (17/10/2013). Menurutnya, meski belum ada balasan surat, namun pihaknya juga inten melakukan komunikasi dengan dua instansi tersebut. Meski demikian, diriya belum bisa memastikan BPCB Trowulan akan turun ke Lumajang atau tidak. "Kami juga inten melakukan kontak dengan BPCB dan Balar, Jelasnya. Ia menambahkan, saat ini sejumlah temuan didesa Kedungmoro telah dipindahkan dari polsek Kunir Kekantor pariwisata. Hal itu dilakukan untuk mempermudah melakukan pengawasan. "Kita sudah pindahkan ke kantor Pariwisata di KWT," Terangnya. Rencananya, Kanparsenbud juga akan mengirim surat kepada Kemenbudpar dan kementrian Pendidikan. Dismping kedua lembaga tersebut, surat akan dilayangkan ke Pemerintah Provinsi Jawa timur. "Hari ini kita juga akan kirim kedua kementrian dan pemprov," Pungkasnya.(Yd/red)
Prihatin Gunung Semeru Kotor, Puluhan Pecinta Alam Gelar Aksi Bersih Sampah
Lumajang(lumajangsatu.com)- Puluhan para pecinta alam yang tergabung dari berbagai elemen, Mapashi STKIP-STIT Muhammadiyah Lumajang, Vabfas Lumajang, PWG Gucilit, garis bebas Jember, Free lean Surabaya dan sejumlah elemen yang lainnya melakukan aksi bersih sampah Gunung Semeru, Lumajang. Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk keprihatinan yang dlakukan oleh pecinta alam, pada banyaknya sampah-sampah yang ditingglakan oleh apara wisatawan pendaki Semeru yang tidak bertanggung jawab dengan kelestarian alam. Kegiatan bersih-besih sampah dilakukan selama empat hari, mulai 11-14 Oktober 2013. Menurut Arief salah satu peserta dalam kegiatan tersebut, aksi bersih sampah dimulai dari Ranu Kumbolo, Kali Mati, Arco Podho dan Puncak Semeru. Sungguh menyedihkan, sampah yang berhasil dikumpulkan mencapai puluhan kilogram. "Ada sekitar 15 karung plastik yang terisi sampah para wisatawan pendaki Semeru yang tidak bertanggung jawab dengan kelestarian alam Semeru," Ujar Arief. Rabu (16/10/2013) kapada lumajangsatu.com. Sampah-sampah yang telah terkumpul kemudian dibawa oleh para pecinta alam ke Pos Ranu Pane dan sebagian ditempatkan diranu Kumbolo kemudian dibawa oleh para porter. "Sebagian kita bawa turun, sebagian dibawa oleh para porter," Terangnya. Rata-rata sampah yang ditinggalkan oleh para pendaki berupa sampah plastik dan kaleng. Para pecinta alam yang peduli dengan Semeru meminta agar para pendaki tidak lagi meninggalkan sampahnya. Sehingga, alam Semeru bisa terjaga hingga ribuan tahun kedepan. "Kami akan terus melakukan aksi bersih sampah, agar para pendaki sadar bahwa meninggalkan sampah berakibat buruk pada alam," Pungkasnya.(Yd/red)
Temukan Relief Candi Kunir, Pemkab Kirim Surat Ke BPCB Trowulan dan Balar Jogja
Lumajang(lumajangsatu.com)- Penemuan sejumlah artevak dalam bentuk relief Batara Dewi Durga dan relief kuda kencak di Desa Kedungmoro, Kecamatan Kunir menjadi perbincangan banyak kalangan. Baik di dunia nyata maupun didunia maya atau media sosial. Kantor Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Lumajang langsung mengambil langkah cepat, untuk melakukan penyelamatan pada benda-benda bersejarah tersebut. Pemerintah melakukan koordinasi dengan kepala Desa dan Polsek Setempat, guna melakukan pemasangan garis polisi pada lokasi penemuan. "Kita langsung koordinasi dengan kepala desa, polsek dan pemilik lahan untuk melakukan strerilisasi agar lokasi penemuan tidak lagi dilakukan penggalian," Ujar Gawat Sudarmato, Kepala Kantor Pariwisata Seni dan Budaya, Senin (14/10/2013). Selain melakukan seterilasasi dan sosialisasi kepada warga sekitar, pemerintah juga mengirim surat kepada Balai Arkeologi Jogja (Balar Jogja) dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, meminta agar ada penelitian. Namun, karena mulai sabtu hingga selasa libur bersama, maka surat secara resmi baru dikirim hari rabu. "Karena sabtu sampai Selasa libur panjang maka surat resmi baru dkirim hari Rabu, namun via Email surat sudah dikirim," Terang Gawat. Ia menambahkan, dengan upaya yang dilakukan pemerintah meminta agar Balar Jogja dan BPCB Trowulan meneliti sehingga bisa menguak sejarah temuan artevak tersebut. ia berharap kepada warga sekitar agar ikut menjaga lokasi penemuan dan melaporkan kepada pemerintah jika menemukan artevak yang lainnya.(Yd/red)
Pemkab Lumajang Akan Gelar Takbir keliling Hari Raya Qurban 1434 H
Lumajang(lumajangsatu.com)- Pemeritah Kabupaten lumajang akan menggelar takbir keliling pada malam hari raya idul Adha 1434 H. Menurut Kabag Humas Pemkab, Edy Khusaini, seperti kegiatan rutinan setiap tahunya, Bupati dan jajaran Muspida akan menggelar takbir bersama di Masjid Agung Anas Machfudz. "Kegiatan rutin setiap tahunnya adalah takbir bersama di Masjid Agung Anas Machfudz,"Ujar Edy, Senin (14/10/2013). Kegiatan takbir bersama akan dimulai seusai sholat isyak. Sedangkan untuk kegiatan takbir keliling rencananya juga akan digelar. Fokus takbir keliling akan dipecah di dua titik. Ada yang bergerak kearah utara dan ada yang bergerak keselatan. "Rencananya juga kan ada takbir keliling," Tambahnya. Pada keesokan harinya, akan dilakukan Sholat Idul Adha bersama di masjid Agung. Usai Sholat dilakukan pemetongan hewan Qurban dialun-alun Lumajang. "Keeskoan harinya akan digelar sholat idul adha dan pemontongan hewan kurban," Jelasnya. Pemerintah menghimbaua kepada seluruh warga masyarakat yang akan melakukan kegiatan takbir agar tetap menjaga ketertiban, dan tidak keluar dari makna tambir sebagai syi'ar Agama.(Yd/red)
MPPMT : Temuan Candi di Kunir Sangat Kuat Nilai Sejarah Ke-Lumajangan
Lumajang(lumajangsatu.com)-Temuan candi dan artefak kuno oleh, Supriyadi (28) pembuat batu bata warga Desa Kedungmoro Kecamatan Kunir. Aktivis Cagar Budaya, Masyarakat Peduli Peninggalan Majapahit Timur (MPPMT) penemuan tersebut dalam kajian sejarahnya bisa dikaitkan dengan toponim nama Desa dan Kecamatan. MPPM dapat menemukan beberapa penggalan-penggalan kosong yang sementara ini hilang dalam merangkai sejarah peradaban kerajaan Lamajang Tigang Juru yang dipimpin oleh Arya Wiraraja. Kerajaan besar sebagai penyeimbang kerajaan Majapahit yang eri bu kota di Arnon (Situs Biting sekarang) memang banyak meninggalkan bangunan-banguna yang bahannya terbuat dari batu bata merah. Demikian juga kepemimpinan Arya Wiraraja yang bernama muda Banyak wide tyang mempunyai arti “Brahmana yang cerdik” telah banyak meninggalkan bangunan pemujaan seperti yang ada di Candi Agung Kecamatan Randu Agung, maupun di Petilasan Menak Koncar, Situs Biting Kecamatan Sukodono. Untuk penemuan di struktur candi di Desa Kedung Moro ini, sejarahnya dapat kita telusuri dari sejarah desa setempat. Desa Kedung Moro sendiri pada mulanya merupakan suatu desa bernama Dor Gowok, yang kemudian dibagi menjadi 2 yang salah satunya adalah desa Kedung Moro. Desa Dor Gowok sendiri merupakan sebuah desa kuno yang dapat diketahui dari asal katanya. Dimana berasal dari kata Durgo atau Betari Durgo yang merupakan istri dari Dewa Syiwa yang arca perwujudannya dipahatkan dalam relief batu bata diatas. Tak jauh dari tempat ditemukannya struktur candi ini pada tahun 1980-an telah ditemukan sebuah Arca Lembu Andini yang merupakan kendaraan Dewa Syiwa dan merupakan suami dari Betari Durga. "Dari beberapa temuan yang ada ini dapat ditarik kesimpulan bahwa agama Hindu yang berkembang di Lamajang Tigang Juru adalah beraliran Syiwa. Hal ini diperkuat juga dengan kepercayaan suci terhadap gunung Semeru sebagai tempat Dewa Syiwa bertahta." Kata Mansur Hidayat, Ketua LSM MPPMT dan juga sejarawan Lumajang itu. Dalam Babad Negara Kertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1359 Masehi, wilayah Kunir yang sekarang menjadi Kecamatan tempat struktur bangunan yang diperkirakan candi ini ditemukan telah disebut sebagai tempat yang di singgahi oleh raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada dalam perjalanannya berkeliling daerah Lamajang. " Dalam Babad tersebut, daerah Kunir disebut sebagai tempat untuk mencapai daerah Sadeng yang merupakan pelabuhan besar kerajaan Lamajang Tigang Juru." ujar pria yang juga Penulis Buku Arya Wiraraja dan lamajang Tigang Juru. Dari bukti-bukti yang ada, beserta tinggalan-tinggalan yang ditemukan ini paling tidak semakin terkuak, bukti-bukti kekayaan peninggalan sejarah di kerajaan Lamajang Tigang Juru. Nah, sekarang terserah kepada Pemerintah dan jajaran yang berwenang, apakah peninggalan-peninggalan yang sangat berharga tersebut akan dijadikan sebagai inspirasi yang berharga atau menguap dan hilang begitu saja seperti ketika sebuah struktur candi di hancurkan dijadikan SD Inpres Kunir 01 pada tahun `1990-an maupun hilangnya benda-benda purbakala di kantor Pendidikan & Kebudayaan Kabupaten Lumajang pada tahun 1990-an. Masyarakat peduli Peninggalan Majapahit Timur, akan selalu melakukan inventarisasi tentang jumlah maupun kualitas benda-benda tersebut. Disamping itu juga akan dilakukan advokasi terhadap masyarakat sekitar sehingga mereka akan lebih paham untuk menghargai peninggalan-peninggaln bersejarah ttersebut. Dalam hal ini yang utama, bahwa para penemu benda-benda bersejarah tersebut harus diberi kompensasi yang setimpal sehingga masyarakat akan merasa lebih dihargai dan tentunya perawatan dan pelestarian benda tersebut ketika ada di tempat penyimpanan.(yan/red)
Inilah Kronologis Laskar Hijau dan Aktivis Lingkungan Demo Perhutani Lumajang
Lumajang(lumajangsatu.com)- Gunung Lemongan (1671 mdpl) yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur merupakan pilar ekosistem yang sangat penting bagi kelangsungan hidup masyarakat di sekitarnya, terutama terkait dengan kelestarian sumber mata air bagi 13 Ranu yang terdapat di sekitar Gunung Lemongan. Ranu-Ranu tersebut selama ini menjadi tumpuan hajat hidup orang banyak terutama untuk pemenuhan kebutuhan air bersih dan irigasi bagi areal pertanian. Sejarahnya, pada kisaran tahun 1998 – 2002 terjadi illegal logging secara besar-besaran di Gunung ini sehingga kawasan Hutan Lindung menjadi kritis yang selanjutnya menyebabkan turunnya debit air di ranu-ranu dan hilangnya beberapa mata air di sekitar Gunung Lemongan, yang berakibat sering terjadi kelangkaan air bersih di kawasan Lumajang utara. Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya upaya untuk melakukan rehabilitasi kawasan Hutan Lindung oleh pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab untuk melakukan hal ini seperti Perhutani. Sebagai sebuah perusahaan yang diberi hak guna untuk mengelola hutan di sekitar Gunung Lemongan, sesungguhnya Perhutani memiliki tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility) yang tidak bisa dielakkan untuk menjaga dan melestarikan Hutan Lindung. Berangkat dari kekosongan peran itulah, maka sejak tahun 2008 sekelompok masyarakat yang menamakan dirinya Laskar Hijau secara swadaya murni melakukan tindakan kongkrit merehabilitasi Hutan Lindung di Gunung Lemongan. Bahwa, pada hari kamis, 28 April 2011, diselenggarakan diskusi dengan Tema: “Membangun Kerjasama Strategis Dalam Pengelolaan Hutan Lindung di Kawasan Gunung Lemongan, Klakah-Lumajang” di Posko Laskar Hijau yang difasilitasi oleh LBH Surabaya. Dalam diskusi yang juga dihadiri oleh Perum Perhutani II – Jawa Timur Bpk. Mardjojono, Administratur KPH Perhutani Probolinggo Ir. Zeni Zaenal Muis, M.Si, Waka / KSKPH Lumajang, Hadi Kustono dan Asper BKPH Klakah, Rifa’i, terbangun kesepakatan antara Perhutani dengan Laskar Hijau untuk bekerjasama dalam hal rehabilitasi Hutan Lindung di Gunung Lemongan. Salah satu poin yang disepakati pada waktu itu adalah Perhutani tidak akan menebang pohon akasia (Acacia Mangium) yang ada di petak 19 c, tepatnya yang ada di belakang padepokannya Mbah Citro hingga Posko Laskar Hijau, mengingat di sekitar kawasan tersebut tidak ada lagi pohon besar yang bisa menjadi penyangga ekosistem. Kesepakatan ini kemudian dilanjutkan dengan pertemuan kedua pada Jum’at, 24 Juni 2011 bertempat di kantor Administratur KPH Perhutani Probolinggo. Dalam pertemuan ini, semua hal yang sudah disepakati dituangkan dalam sebuah draft Perjanjian Kerjasama yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak. Namun sebelum draft tersebut sempat ditandatangani, Ir. Zeni Zaenal Muis, M.Si, selaku administratur pada waktu itu dipindah tugaskan, dan administratur penggantinya tidak menindak lanjuti draft Perjanjian Kerjasama tersebut. Akan tetapi sebagai orang yang ber-Tuhan dan menjunjung tinggi kebenaran, kami tetap menghargai dan menghormati serta mematuhi kesepakatan-kesepakatan yang sudah terbangun antara Perhutani dan Laskar Hijau meskipun belum sempat dituangkan menjadi sebuah perjanjian tertulis yang bertandatangan. Karena kami percaya bahwa para pihak hanya menjadikan kebaikan bersama sebagai tujuan akhirnya. Pada kisaran bulan Juli 2013 lalu, bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, Perhutani mulai melakukan penebangan Akasia di petak 19 c yang sebelumnya sudah disepakati untuk tidak ditebang. Melihat kejadian ini, A’ak Abdullah Al-Kudus mendatangi Kepala Desa Papringan di kediamannya selaku orang yang menerima borongan untuk melakukan penebangan pohon akasia tersebut. Maksud dari kedatangan ini, kami Pihak Laskar Hijau meminta agar sebisa mungkin penebangan di lokasi tersebut tidak dilanjutkan, mengingat di sekitar lokasi tersebut sudah banyak ditanam tanaman konservasi oleh Laskar Hijau dan elemen masyarakat lainnya termasuk oleh Kapolres Lumajang AKBP Susanto beserta jajarannya dan Yonif 527. Namun karena alasan target, Kepala Desa menyatakan tidak mungkin untuk memenuhi permintaan kami tersebut. Akhirnya kami mengajukan permintaan terakhir, yakni jika memang sangat tidak memungkinkan, kami mohon agar supaya akasia yang ada di sekitar Posko Laskar Hijau tidak ditebang, karena di sekitarnya sudah dipadati dengan tanaman konservasi. Permintaan kami yang terakhir tersebut dikabulkan oleh Kepala Desa. Pada hari Rabu, 2 oktober 2013, raungan gergaji mesin milik Perhutani mulai menghabisi satu per satu akasia terakhir di Gunung Lemongan tersebut. Penebangan ini bahkan sama sekali tidak memperdulikan tanaman konservasi yang ada di sekitarnya. Bahkan tidak sedikit tanaman konservasi kami yang dengan sengaja dipotong dan dirobohkan tanpa alasan. Tak cukup hanya itu, Perhutani juga membakar bekas-bekas penebangan mulai dari awal penebangan. Akibatnya, banyak tanaman yang sebelumnya selamat dari dampak penebangan akasia akhirnya harus mati juga karena lalapan api. Kami sangat mengkhawatirkan api tersebut merembet hingga ke kawasan Hutan Lindung yang letaknya tak jauh dari lokasi penebangan dan pembakaran ini. Berkali-kali kami minta kepada mereka agar tidak melakukan pembakaran di sekitar Hutan Lindung karena pada saat musim kemarau kawasan ini sangat rawan terjadi kebakaran. Tak pelak, kekhawatiran kami tersebut benar terjadi. Pada tanggal 5 oktober 2013 sekitar jam 10.00 WIB, relawan Laskar Hijau yang sedang bertugas menjaga posko melihat kobaran api di punggung Gunung Lemongan membakar hamparan ilalang yang disekitarnya terdapat ribuan tanaman konservasi khususnya bambu milik Laskar Hijau. Bencana tak bisa dielakkan. Api tak bisa dipadamkan oleh relawan Laskar Hijau yang hanya berbekal alat sederhana untuk memadamkan kobaran api tersebut. Ribuan pohon yang ditanam dengan susah payah selama ini hangus terbakar dan nyaris tak bersisa. Kami tidak menuduh Perhutani yang melakukan pembakaran Hutan Lindung ini. Tapi titik api terdekat dari lokasi hanyalah milik Perhutani. Atas tragedi ini kami mengutuk dan mengecam tindakan yang telah dilakukan Perhutani ini. Dan oleh karena itu melalui Aksi Solidaritas ini kami menuntut dan mendesak : 1. Menuntut Perhutani untuk meminta maaf secara terbuka melalui media massa atas tindakannya merusak dan membakar tanaman konservasi di Gunung Lemongan kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang terlibat dalam upaya rehabilitasi Gunung Lemongan; 2. Menuntut Perhutani untuk memberhentikan dengan tidak hormat, oknum Perhutani yang paling bertanggung jawab terhadap perusakan tanaman konservasi yang ada di Gunung Lemongan; 3. Menuntut Perhutani untuk mengganti tanaman konservasi yang telah dirusaknya sebanyak sepuluh kali lipat. 4. Mendesak Perhutani untuk segera melakukan tindakan penyelamatan dan pengamanan Hutan Lindung dari penambangan batu dan pasir, serta penyelamatan dan pengamanan mata air dan ranu dengan cara menanami bambu di sekitarnya; 5. Mendesak Perhutani unit II Jawa Timur untuk segera menandatangani Perjanjian Kerjasama Rehabilitasi Hutan Lindung Gunung Lemongan yang telah disepakati pada 28 April 2011 antara Perhutani dengan Laskar Hijau. Sumber Rilis Lasakra Hijau Klakah.(Yd/red)