Pariwisata

Ini Isi Tas Hitam Mencurigakan di Terminal Minak Koncar

Lumajang (lumajangsatu.com) - Tas dan kresek hitam yang mencurigakan di warung Terminal Minak Koncar Lumajang akhirnya dibuka. Tak tanggung-tanggung, Tim Penjinak Bom (Jibom) Polda Jatim didatangkan, khawatir tas dan kresek tersebut berisi benda berbahaya.

Gegerkan Warga dan Polisi, Benda Mencurigakan Ditinggal di Terminal Minak Koncar

Lumajang (lumajangsatu.com) - Polres Lumajang dan warga di terminal Minak Koncar Desa Wonorejo-Lumajang dibikin geger. Pasalnya, dua benda yang mencurigakan diduga berisi bom berada di salah satu warung di terminal.Benda itu berupa bungkusan keresek hitam dan tas hitam yang dititipkan seseorang. Warga yang takut, karena sedang musim bom bunuh diri, langsung melapor ke Polres Lumajang.Polisi langsung melakukan steriliasi radiun 50 meter dari aktifitas warga. Polisi belum mengambil benda tersebut, karena menunggu tim penjinak bom (Jibom) dari Polda Jatim yang sedang perjalanan menuju lokasi penemuan benda mencurigakan tersebut."Tadi dia makan dan titip barangnya," ujar H. Rusdi, pemilik warung di tempat penemuan benda yang mencurigkan, Selasa (15/05/2018).Dari ciri-cirinya, pemilik barang itu tinggi dan masih muda antara umur 30-40 tahun. Polisi juga belum memberikan informasi resmi atas penemuan barang mencurigkan tersebut.(Yd/red)

Truck Pasir Lewat Panggung Lombok, Mulai Muncul Respon Warga...!

Lumajang (lumajangsatu.com) - Pengalihan satu jalur angkutan tambang di Kecamatan Candipuro mulai direspon masyarakat. Warga meminta agar dibangun efek kejut atau lebih dikenal polisi tidur, agar dam truck angkutan pasir tidak ugal-ugalan."Kita minta agar dibangun efek kejut atau lebih dikenal polisi tidur di jalan Panggung Lombok agar truk pasit tidak cepat," ujar KH. Fahrur Rozi, Pengasuh Ponper Ulul Albab Candipuro, Senin (15/05/2018).Saat ini, mulai pagi sudah banyak angkutan tambang yang lewat jalan Panggung Lombok dalam kondisi kosong. Karena kosong, maka efek jalan rusak tidak besar, namun efek kerawanan kecelakaan sangat tinggi karena jalur tersebut juga jalur padat anak sekolah.Fahrur Rozi meminta agar pemerintah menyiapkan langkah antsipasi agar pengalihan satu jalur tidak menimbulkan persoalan baru dan penolakan warga. Dirinya juga meminta kepada sopir truck tidak ngebut dan ugal-ugalan."Kita faham bahwa jalur satu arah adalah solusi yang ditawarkan oleh Pemerintah. Namun, jangan sampai ada penolakan oleh warga karena tidak ada langkah antipatif. Kita paham bahwa mereka mencari nafkah, tapi kita juga berharap tidak ugal-ugalan agar tidak terjadi kecelakaan," jelas pria yang menjadi ketua GP Ansor Lumajang itu.Fahrur Rozi melihat saat kondisi truck kosong, yang menyetir bukan sopir aslinya melainkan kernet truck. Hal itu sangat membahayakan, karena para kernet kadang masih belajar menyetir."Kita berharap pemerintah mengambil langkah antispasi agar semua bisa berjalan lancar dan aman. Tidak ada yang dirugikan tidak ada yang merasa terganggu dengan aktifitas tambang di wilayah Candipuro," pungkasnya.(Yd/red)

1 Tewas, Pick Up Angkut Janur Tabrak Pohon Pinggir Jalan

Lumajang (lumajangsatu.com) - Selalu waspada saat berkendara di jalan jika tidak ingin mengalami kecelakaan. Minggu dini hari jam 03.00 wib (13/05/2018) kecelakaan tunggal terjadi di jalan Sukarno-Hatta Desa Kutorenon Kecamatan Sukodono Kabupaten Lumajang.

Jalur Satu Arah, Truk Pasir Akan Lewat Desa Panggung Lombok

Lumajang (lumajangsatu.com) - Polres dan Pemkab Lumajang terus mencarikan solusi untuk jalur tambang di wilayah Candipuro. AKP Hendry Ibnu Indarto SIK, Kasatlantas Polres Lumajang menyatakan, forum lalulintas mencarikan solusi jangka pendek dengan jalur satu arah."Kita sudah siapkan solusi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang," ujar Hendry, Sabtu (12/05/2018).Jalur satu arah bagi truck tambang melalui Desa Panggung Lombok untuk truck yang kosong dan melalui Desa Jarit untuk keluar. Solusi itu untuk mengurangi resiko kecelakaan dan kemacetan karena jalan sempit."Truck kosong akan masuk dari Desa Panggung Lombok dan saat sudah terisi baru keluar dari Desa Jarit. Itu dilakukan untuk mengurangi resiko kecelakaan dan kemacetan," jelasnya.Untuk sementara, informasi dari Pemkab Lumajang jalan yang rusak akan diperbiki sementara. Untuk perbaikan secara permanen akan dianggarkan di tahun 2019 mendatang. "Untuk perbaikan jalan informasi dari pemerintah akan dilakukan tahun 2019," pungkasnya.(Yd/red)

Airi 200 Hektar Sawah, Dam Sungai di Desa Purorejo Dibangun

Lumajang (lumajangsatu.com) - Petani Kecamatan Tempursari di Desa Purorejo dan Tempurejo bisa bernafas lega. Pasalnya, pemerintah membangun Dam Sowang untuk mengairi 200 hektar sawah milik para petani.Imam Muzani, salah seoarng warga Tempursari menyatakan Dam Sowang jebol karena diterjang banjir. Akhirnya, ratusan hektar sawah petani menunggu air hujan untuk bisa ditanami padi."Dulu Dam Sowang jebol karena diterjang banjir. Akhirnya sawah-sawah milik petani tidak bisa diairi dengan maksimal dan harus menunggu saat musim hujan," ujar Muzani, Sabtu (12/05/2018).Pembangunan Dam Sowang berawal saat ada kunjungan Bupati Lumajang As'at Malik. Warga meminta agar dam yang jebol itu bisa dibangun, agar sawah milik petani bisa ditanami padi saat musim kemarau."Saat itu pak Bupati ke Tempursari dan warga meminta agar Dam Sowang bisa dibangun. Akhinya direalisasikan pada tahun anggran 2018," jelasnya.Saat ini, sudah dilakukan pembukaan jalur irigasi agar air lebih mudah sampai kesawah warga. "Sudah ada alat beratnya dan nanti akan dibangun juga irigasi ke sawah para petani," pungkasnya.(Yd/red)

Teror Maling Sapi Tak Pernah Berhenti Hantui Warga Ranuyoso

Lumajang (lumajangsatu.com) - Teror bandit maling sapi tak pernah berhenti menghantui warga Lumajang bagin utara. Sabtu dini hari, (05/05/2018), satu ekor sapi milik kyai Hasin (32) warga Desa Meninjo Kecamatan Ranuyoso raib digondol maling.Pelaku membawa kabur sapi milik korban ke arah barat yang diketahui dari jejak sapi. Ratusan warga berupaya melakukan pengejaran, namun masih belum membuahkan hasil."Teror maling sapi tak pernah berhenti menghantu kami warga Ranuyoso, hampir setiap malam ada saja kehilangan sapi," ujar Hamedi, salah seorang warga.Pelaku biasanya berjumlah lebih dari dua orang, dengan merusak kandang dan memotong kalung rantai sapi. Kejadin itu bukan untuk pertama kalinya, namun sudah berkali-kali terjadi di Desa Meninjo dan Desa-Desa lainnya di Kecamatan Ranuyoso."Sebelumnya pada hari kamis dini hari kemarin 4 ekor sapi milik pedagang sapi Mattasan warga Dusun Klontong, Desa Meninjo dibawa kabur pelaku, namun masih berhasil ditemukan," jelasnya.Warga seakan sudah putus asa hendak mengadu kepada siapa, atas aksi teror tersebut. Meski melapor kepada aparat kepolisian, nyatanya tidak bisa menghentikan aksi teror maling sapi yang sudah berlangsung puluhan tahun itu.(Yd/red)

Ditinggal Pergi, Rumah Warga Desa Burno Ludes Dilalap Api

Lumajang (lumajangsatu.com) - Akibat konslteing listrik, rumah milik Bagio Hadi Mulyo (48) warga Dusun Krajan Desa Burno Kecamatan Senduro ludes terbakar. Kondisi rumah yang kosong ditinggal pemiliknya, mebuat sedikit barang berharga yang bisa diselamatkan.Adiarto, Komandan TRC Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang menyatakan, kebakaran dikethui tetangga korban sekitar jam 1 siang. Saat itu, korban tidak ada dirumah, karena membantu tetangganya yang sedang ada hajatan."Diduga ada konsleting listrik, karena korban tidak ada dirumah, tetangga korban memadamkan api yang sudah besar dengan alat seadanya," ujar Adiarto, Jum'at (04/05/2018).Warga yang kompak berhasil memadamakan api sekitar satu jam. Namun, barang-barang yang berada di dalam sudah habis terbakar dengan taksiran kerugian sekitar 60 juta rupiah."Saat ini, korban menginap dirumah saudaranya. Taksiran kerugian diperkiarakan mencapai 60 juta rupiah," terangnya.BPBD selalu meminta kepada warga ketiak keluar rumah memastikan kondisi listrik mati. Jangan sampai meninggalkan alat elektronik yang masih hidup, karena bisa menjadi penyebab kebakaran.(Yd/red)

Geram, Warga Blokade Jalan Jugosari dari Truk Tambang Pasir

Lumajang (lumajangsatu.com) - Warga Jugosari dan Jarit Kecamatan Candipuro akhirnya sampai pada puncak kemarahannya. Sejak Kamis sore (03/05/) warga melakukan blokade jalan dari angkutan tambang pasir yang meresahkan warga.Tak hanya mengakibatkan jalan rusak, truck penganggkut pasir juga sempat menabrak warung, terjadi kecelakaan. Warga semakin kesal, karena sopir truck yang menabrak warung melarikan diri dan tidak bertanggung jawab."Awalnya ada truck pasir menabrak warung mas, ada juga kecelakaan melibatkan warga dan truck pasir. Namun, sopir tidak tanggung jawa dan melarikan diri. Akhirnya kita blokir," ujar Alfan Habibi, salah seorang warga, Jum'at (04/05/2018).Warga menghentikan truck pasir yang melintas dan menurunkan paksa pasir yang diangkut. Warga menumpahkan pasir dan batu di tengah jalan, sebagai bentuk protes atas keresahan warga.Sementara itu, Sugiono, Humas Pasirindo Perkasa menyatakan ada lima perwakilan pemilik tambang ke Pemkab Lumajang. Pemilik tambang ingin menanyakan kepastian perbaikan jalan Jugosari, baik perbaikan darurat dan juga perbaikan permanennya."Kita ingin tahun kapan jalan yang rusak itu dibangun. Kalau permanennya tahun 2019, namun kita ingin agar dilakukan perbaikan darurat, agar kita pemilik tambang tenang dan warga juga nyaman," jelas Sugiono di halalam Pemkab Lumajang.Ditanya soal tanggung jawab pemilik tambang atas kerusakan jalan, Sugiono berdalih bahwa pemilik tambang sudah membayar pajak dan juga CSR. Ada 4 pemilik tambang dari Jogosari dan 1 pemilik tambang dari Gondoruso yang melintas dijalan tersebut."Kalau kita kan sudah bayar pajak dan CSR, ada lima pemilik tambang yang lewat jalan itu, Pasirindo, Mutiara Pasir, CV Nur Mubarok, dan PT LJS," pungkasnya.(Yd/red)

Diserbu Tupai, Kakau dan Durian Tempursari Gagal Panen

Lumajang (lumajangsatu.com) - Petani Tempursari dibikin pusing karena gagal panen akibat serangan bajing atau tupai. Hewan kecil dan gesit itu menghabiskan buah kakau (coklat), durian dan milik warga."Dua tahu terkahir kita gagal panen mas, kakau dan durian kami tidak bisa panen karena habis diserbu tupai," ujar Abdur Rohman, salah seorang warga Tempursari, Selasa (01/05/2018).Kondisi serangan tupai semakin diperparah karena faktor cuaca yang terus menerus hujan. Alhasil, banyak buah kakau dan dirian milik warga yang tinggal sedikit dipohonnya dan sisanya langsung dihabiskan oleh kawanan tupai."Kan cuacanya hujan terus mas, jadi sisa-sisa buah durian dan kakau yang tidak rontok malah dimakan tupai," jelasnya.Meski sudah diburu oleh petani, populasi tupai tetap banyak dan bersembunyi dihutan dan kebun-kebun warga yang tidak terawat. Karena gesit, jadi sangat sulit sekali untuk diburu oleh para petani.Kondisi hutan yang sudah beralih fungsi juga menjadi salah satu faktor turun ke ladang warga. Bahkan, tak hanya tupai, gerombolan monyet juga terkadang turun dan memakan buah-buahan yang ditanam oleh warga."Karena persediaan makanan dihutan sudah habis mungkin mas, sehingga tupai dan monyet sampai turun ke ladang-ladang warga," pungkasnya.(Yd/red)