Wonokerto

Barang-bukti 10 gram sabu

Polres Lumajang Grebek Rumah Pengedar Sabu

Lumajang - Polres Lumajang langsung melakukan penggerebekan terhadap pengedar sabu yang berada di Desa Wonokerto Kecamatan Tekung, tersangka berinisial DP. Dalam penggerebekan tersebut langsung dipimpin oleh Kapolres Lumajang AKBP Boy Jeckson Situmorang dan berhasil mengamankan barang bukti sebanyak 10 gram sabu dari tangan tersangka.

Tabrakan

Bruaak, Sepeda Motor Slip di Desa Wonokerto Lumajang Korban Meninggal Dunia

Lumajang - Seorang penumpang sepeda motor atas nama Eva Lestari (29) warga Dusun Serebet Desa Purwosono Kecamatan Sumbersuko harus menghembuskan nafas terakhirnya setelah mengalami kecelakaan di Jalan umum termasuk jalan Desa Wonokerto Kecamatan Tekung. Korban mengalami cedera otak berat sehingga tidak bisa diselamatkan, sedangkan pengemudi lainnya tidak mengami luka.

Idul Adha

Selep Daging Lumajang Meraup Berkah di Hari Raya Kurban

Tekung (Lumajangsatu.com)-Saat Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban pastinya identik dengan bagi-bagi daging Kurban, sehingga masyarakat tentu mendapatkan daging yang melimpah. Ternyata, menjadi berkah jasa giling (seleb) daging dan diburu warga terutama kaum hawa.Hal ini yang menguntungkan bagi selep daging seperti yang ada di Pasar Karangbendo. Imam Mashudi (35) salah satu karyawan selep mengungkapkan, dipredeksi seperti tahun-tahun sebelumnya, hingga dua minggu kedepan setepah Idul Adha dipastikan jasa giling miliknya akan ramai."Tiap habis lebaran sampai dua minggu kedepan selalu ramai, soal omset juga naik dua kali lipat dari hari biasa," ungkap Imam saat ditemuilumajangsatu.com, Jum'at(24/8/2018).Banyaknya ibu-ibu rumah tangga yang ingin menghaluskan daging kurban, membuat selep daging antre. Salah satu warga, Asri Warga Karanglo (37) ibu rumah tangga yang ingin menggiling daging kurban ini mengatakan, ia datang dari pukul 13.00 dan itu masih harus mengantre."Dari pukul 13.00 sampai sekarang masih antre, ini mau nyelep daging untuk dibuat bakso biar tambah lama mengkonsumsinya," ungkapnya.Selain itu, dia mengatakan, lebih memilih menggiling dari pada dihaluskan sendiri agar lebih praktis. "Kalau bikin sendiri di rumah malah lebih repot, di sini kan praktisnya dari rumah bawa daging aja terus di sini diselepin udah termasuk bahannya juga, pulang-pulang tinggal nyetak aja, " katanya. (ind/red)

Kuliner Lumajang

Segarnya Menikmati Es Cincau Versi Modern

Lumajang (Lumajangsatu.com)-Cincau, mungkin bagi sebagian orang sudah tidak asing lagi dengan yang satu ini. Terbuat dari daun cincau yang digiling dan diperas, cincau ini memiliki ceritanya sendiri.Jika dulu di depan rumah kita penjual es cincau keliling dapat ditemui dengan mudah, mungkin kini sudah tidak lagi. Kini, kita akan lebih sering menemukan penjual es krim cincau dibandingkan es cincau.Sudah tau apa perbedaannya es cincau dengan es krim cincau? Di dalam es cincau biasanya cincau hijau disajikan dengan cairan gula yang diberi gincu (pewarna merah), santan dan es serut. Jika dalam es krim cincau, cincau hijau disajikan dengan gula merah yang dicairkan dan diberi es krim di atasnya. Biasanya es krimnya merupakan es krim kelapa.Cincau yang memberikan sensasi dingin di tenggorokan saat dimakan ini terasa sangat nikmat diminum di siang hari. Ditambah dengan manisnya es krim kelapa di atasnya dan gula merah di bawahnya membuat eskrim cincau ini bisa menghapus dahaga di siang hari.Jika tidak suka terlalu manis, kita bisa meminta cairan gula merahnya sedikit saja atau mungkin tidak usah menggunakan cairan gula merah. Karena, rasa manis dari es krim kelapanya pun sudah cukup kuat.Es krim cincau dirasa telah menjadi reformasi dari es cincau yang telah ada sejak dulu. Selain karena penyajiannya yang dirasa kini kini semakin modern, es krim cincau dinilai lebih sehat.Bagaimana tidak, es krim cincau tidak menggunakan pewarna makanan. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat es krim cincau merupakan bahan-bahan alami, tidak ada pewarna buatan.Menurut Fendik, salah seorang penjual es krim cincau di Desa Wonokerto Kecamatan Tekung Kabupaten Lumajang,  es krim cincau ini memang lebih unggul dari es cincau. “Memang lebih banyak yang suka es krim cincau daripada es cincau. Karena memang es krim cincau ini lebih unggul dari segala sisi. Lebih alami, lebih sehat, lebih higienis,” ucap laki-laki 43 tahun itu. Es krim cincau dia yang telah ada sejak 2007 ini dalam sehari bisa habis 50 sampai 200 cup. Namun sayang kini daun cincau yang merupakan bahan utama pembuatan cincau sudah sangat jarang ditemukan di pasaran.“Udah ngga ada sekarang yang jual di pasar. Ini kalo saya ngga punya langganan, saya ngga akan bisa jualan es krim cincau,” ucap Fendik (Ind/red)