Kuliner Lumajang

Es Dawet Jembut, Menu Buka Puasa yang Laris Manis

lumajangsatu.com
Es Dawet Ireng

Tekung (Lumajangsatu.com)-Menu berbuka puasa masyarakat sangat identik dengan makanan ringan, seperti gorengan ataupun minuman segar seperti es buah. Kini, untuk hidangan segar, masyarakat Indonesia tak terus terpaku dengan hidangan es buah, karena hidangan segar lainnya juga menjadi incaran seperti, es dawet ireng.

Es dawet ireng di Jalan Raya Tukum ( Barat Kodam) telah menjadi salah satu menu berbuka puasa favorit. Dengan menggunakan gerobak roda dua, Rani menjual es dawet ireng buatannya di kawasan setempat dengan harga yang sangat terjangkau. Cukup membayar Rp 3000 per gelas, warga Lumajang bisa langsung mencicipi segarnya es dawet tersebut.Sebenarnya kalau di tempat asalnya nama es dawet ini biasa dibilang es dawet jembut.

Baca juga: HSN 2024 di Stadion Semeru, Santri dan Warga NU Lumajang Harus Kompak Merengkuh Masa Depan

"Jembut itu nama asalnya yakni Jembatan Butuh karena kami jualan di pinggir jembatan Kodam di Tukum. Tapi, kalau di luar daerah lebih dikenal es dawet ireng," katanya dia.

Rasa dari es dawet ireng sendiri tak berbeda dari cita rasa yang dimiliki oleh es dawet pada umumnya. Hanya saja, warna ireng atau hitam ini yang ada pada cendolnya membuat tampilan es dawet ini berbeda.

Tak hanya itu, kalau cendol yang biasa kita jumpai, secara kasat mata tampak berair dan juga terpisah-pisah, sedangkan untuk cendol ireng ini nampak padat layaknya ketan hitam.

Baca juga: Pemerintah Ajak Warga Lumajang Bisa Kelola Sampah Mandiri

"Bahannya memang beda dari yang lain, kalau yang ini dawetnya dibuat dari abu merang," ujarnya

Dengan cara mencampurkan tepung beras yang sudah diadon ini kemudian dicampur dengan air abu merang, lalu dimasak dan dicetak dalam cetakan khusus yang akan membentuk cendol menjadi serpihan-serpihan kecil berwarna hitam.

Di bulan Ramadan, ia bisa menjual lebih dari 100 porsi es dawet ireng. Ia pun dapat meraup untung hingga Rp500.000 sampai Rp800.000 per harinya.

Baca juga: Paslon Thoriq-Fika dan Indah-Yudha Adu Gagasan di Debat Perdana KPU Lumajang

Sementara, menurut salah seorang pembeli, Chyntia, es dawet tersebut tak memiliki rasa yang berbeda hanya saja, pada es dawet yang dihasilkan lebih enak dari biasanya.

"Lebih ke tekstur dawet atau cendolnya sih. Kalau yang hijau itu kan gede-gede gitu nah, yang ini enggak. Kecil-kecil. Kalau kita minum juga enak deh pokoknya. Kalau rasa ya sama aja," katanya.(Ind/ed)

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru