Lumajang (lumajangsatu.com) - Gara-gara budaya literasi rendah dikalangan kaum terpelajar di Kota Lumajang rendah. Kemudian membeli buku berkualitas sulit menjadikan, Setiyoso Lastanto (23), Mahasiswa Fakultas Tarbiyah, IAI Syarifudin memilih berbisnis jendela dunia.
"Saya ini kaget, Lumajang pernah mendapat penghargaan sebagai kota literasi, tetapi budaya membaca dan menulisnya masih rendah," ujar Ucok, panggilan mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhirnya ditemui Lumajangsatu.com, Selasa (20/8/2019).
Baca juga: 66 Perpustakaan Desa di Lumajang Dilengkapi Fasilitas Digital
Menurut dia, di perpustakaan daerah milik pemerintah yang berada di barat Alun-alun sangat sedikit literasi buku yang cocok dengan anak kuliah. Sehingga, saat mahasiswa mendapat tugas dari dosenya kebingungannya.
"Ada teman tidak mampu yang niat kuliah, tetapi terbatas buku di perpus kampus dan perpus pemerintah," jelasnya.
Ucok yang iba dengan keterbatasan buku dalam menambah literasi mahasiswa dan pelajar nekat berbisnis untuk memberikan pengetahuan. Dia kemudian mengajak temannya dengan pemikiran sama menggunaan uang kuliah untuk bisnis jualan buku.
Baca juga: Ucok Sering Dapat Pesanan Buku Terbaru dan Aneh Sulit Diburu
"Sama Aam, bermodal uang 2 juta untuk kulakan awal di Malang dan Surabaya," ungkap aktivis PMII Lumajang itu.
Untuk sasaran jualan dimulai dengan menawari teman-teman kuliahnya. Kemudian disejumlah even kegiatan mahasiswa dan keramain dibuat oleh pemerintah.
"Alhamdulillah, banyak teman kuliah yang butuh buku, apalagi kalau tugas dari dosen," terangnya.
Dari modal 2 juta rupiah yang sebenarnya untuk bayar kuliah. Kini Ucok sudah berbisnis dari untung jualan buku.
"Modal kembali dan sekarang sudah melayani pesanan," pungkasnya. (ls/red)
Editor : Redaksi