Lumajang (lumajangsatu.com) - Penipuan berkedok investasi kembali menimpa sejumlah warga Lumajang. Kali ini berkedok bisnis multi level marketing (MLM) Qnet dengan pelaku Karyadi Direksi PT Amoeba Internainal Madiun.
6 pemuda direkrut dan dijanjikan untuk dipekerjakan di sebuah perusahaan dengan gaji Rp 3 juta perminggu. Namun, mereka lebih dulu harus menyetor modal awal sebesar Rp 9,5 juta untuk bergabung dengan Qnet.
Baca juga: Dam Boreng Hampir Rampung, Air Akan Aliri Ratusan Hektar Persawahan di Lumajang
Selanjutnya, setiap pendaftar mendapatkan satu keeping cakra Qnet yang diklaim sebagai sarana untuk memperbaiki stamina dan kesehatan. Setelah menjadi anggota Qnet, mereka dikumpulkan di kota Madiun untuk mengikuti seminar bisnis.
“Untuk mendapat gaji Rp 3 juta perminggu diharuskan merekrut minimal dua downline,” beber Deni (18) Desa Tanggung, Senin (02/09/2019).
Deni pun berupaya mencari downline tersebut. Namun, setelah mendapatkan dua downline, janji Qnet tak juga terealisasi. “Tiap merekrut satu anggota dapat bonus Rp 500 ribu. Ternyata tak dapat apa-apa,” ungkapnya.
Baca juga: Diterjang Ombak, Akses Jalan Alternatif Pasirian-Tempursari Lumajang Putus Total
Dikatakan, sejak awal tidak ada kejelasan pembagian kerja. Janji penempatan kerja di perusahaan juga tak kunjung ada kejelasan. Bahkan untuk bertahan hidup Taufik salah satu korban terpaksa menjual barang-barang berharganya.
Setiap hari dia dan sesama peserta Qnet hanya mendapatkan motivasi dari seseorang yang dicap sebagai leader. Leader inilah yang menyediakan rumah kontrakan untuk menampung puluhan anggota Qnet.
“Semua sudah telanjur membeli cakra tapi belum dapat gaji atau bonus seperti yang dijanjikan,” kata Taufik sesalnya.
Baca juga: Maling Motor Asal Lumajang Beraksi 15 Lokasi di Kabupaten Jember
Kapolres AKBP Arsal Sahban mengatakan, kasus ini terkuak saat seseorang melaporkan kehilangan anaknya. Pada dasarnya bukan hilang, tetapi dia suka rela untuk bekerja lantaran ikut temannya berada di Madiun.
"Kami menelusuri ternyata ada kaitannya dengan bisnis money game dan ini merupakan masalah besar. Kami fokuskan untuk di wilayah Lumajang," ujar Kapolres AKBP Arsal Sahban.(Ind/red)
Editor : Redaksi